Chapter 15

137 41 39
                                    

🍒Happy Reading🍒

"

Bun, Dira kan minggu depan udah UKK nih. Ntar kalau udah liburan Dira mau liburan ke gunung sama Abang yayaya. Sama temen-temen Abang juga, kan rame banyak yang jagaiin, jadi boleh yayaya?" Dira mengeluarkan jurus rayu merayunya. 

"Apa? Ke gunung? anak Bunda jangan ngadi-ngadi. Enggak, anak cewek kok ke gunung. Pokoknya enggak ya." Bunda menjawab dengan santai namun ngegas. 

Dira mengeluarkan Puppy Eyes kepada sang Ayah yang sedari tadi merangkul bahu Dira namun mata menatap layar TV yang sedang memperlihatkan sekelompok orang yang sedang memperbutkan satu bola. 

"Ayah. Dira kan mau ke gunung sama Abang, Dira ga pernah naik gunung jadi pengen ngerasaiin. Kalau kata Abang mah seru pake bingitss, gimana Dira ga penasaran coba," 

Ayahnya tak bergeming, pandangannya masih terfokus pada layar Televisi di depannya. 

Dira melirik Ayahnya, "Ayah ih, Dira ngomong sama Ayah and Dira di samping Ayah bukan di depan TV."

"Lagian itu kenapa bola di rebutiin kan bisa beli sendiri-sendiri. Aneh deh orang-orang" ucapnya kesal.

"Eh, kenapa Anak Ayah. Ada apa? cerita sama Ayah sini," 

"Kan Dira rencanannya mau ke Gunung ikut Abang nanti pas liburan Kenaikan Kelas, ya walau belum bilang sama Abang sih, tapi kan minta izin dulu sama Ayah and Bunda,"

"Ke gunung? ke puncak? sama Ayah sama Bunda kan juga bisa. Besok kita ke puncak lagi ya kayak waktu itu,"

"Ayah ih, naik gunung Ayah. Mendaki bukannya ke puncak tempat liburan keluarga yang kayak kemarin," ucapnya dengan mengerucutkan bibirnya kesal.

"What? Enggak ya sayang. Enggak ada naik gunung naik gunung. Enggak boleh, putri Ayah satu-satunya jangan aneh-aneh, nanti kalau ada apa-apa di sana gimana,"

"Kan ada Abang."

"Biar ada Abang, ada pak RT pak RW. Pokoknya tetep enggak,"

"Ayah kok jawabannya sama kayak Bunda jangan-jangan kalian bersekongkol ya. Kok jahat sih, Dira kan mau jadi anak gunung. Beberapa bulan lagi Dira udah genap Tujuh Belas tahun, kan berarti bukan anak kecil lagi, Yah." Ucapnya dengan menunduk. 

Dira beranjak dari duduknya dengan membawa Oreo coklat di genggamannya. 

Typing..
Dira ngambek sama Ayah sama Bunda(.)

Read

Yaampun anak Bunda, jangan gitu dong. Emang mau nanti ga dikasih uang jajan lagi? 

Read

Tak ada balesan lagi dari Dira. 

Dengan menyalakan TV Dan membuka sebungkus Oreo, kini ia lanjut ngedumel karna tidak diperbolehkan untuk ikut Abangnya mendaki ke gunung. 

"Kan Dira mau ikutan, kan Dira bukan anak kecil lagi. Lagian juga entar ada Abang yang jagaiin Dira kenapa tetep gak boleh si, iih,"

Dira tidur dengan sisa-sisa kekesalannya. 

🍬    🍬    🍬

Dira tengah sarapan dengan roti dan selai coklat, tak lupa susu coklat buatan Bunda. 

"Dir,"

Tak ada sahutan dari Dira, Bunda Yang merasa dicuekiin pun akhirnya merayu Dira dengan iming-iming beli novel baru ke gramed nanti malam. 

Korban Fakboi (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang