Chapter 4

262 108 84
                                    

🐾Happy Reading🐾

Dira selesai mandi, dan melirik kearah jam dinding memastikan bahwa ia tak terlambat kesekolah. 

Dan ternyata jam menunjukan pukul 17.05

"Kok udah sore?" Dira berjalan menuruni anak tangga Dan menghampiri sang Bunda. 

"Bun kok udah sore?" Tanyanya heran

"Ya iyalah. Kamu itu tadi habis ngambek langsung tidur mana belom ganti baju lagi" 

"Ya Allah. Hehe yaudah Dira mau sholat Ashar dulu mumpung masih ada waktu"

Setelah magrib. Bunda menuju kamar Dira untuk mengingatkan bahwa sebentar lagi akan berangkat. 

"Dir ayo, udah siap belum?" Tanya Bunda 

"Loh Bun. Mau kemana memang?"

"MasyaAllah. Anak gua masa? Sayang kan tadi Bunda udah bilang kalo malem ini kita dinner sama Ayah diluar. Karna besok pagi Bunda sama Ayah udah berangkat" 

"Ohiya lupa. Hehe wait ga lama kok Bun"

Dira turun dengan Outer Dengan Warna Pastel dipadukan dengan sneakers putih miliknya. Tas? Ia sangat jarang mengenakan tas saat berpergian, ribet katanya. 

"Ayah mana Bun?"

"Udah di depan tuh, yuk"

"Waduh-waduh Masya Allah. Dua bidadari ayah cantik banget"

"Bisa aja si Ayah mah" Bunda berujar dengan malu-malu karna dipuji seperti itu oleh Ayah. 

"Jadi berangkat ga nih" celetuk Dira mengacaukan suasana romantis keduanya. 

"Kita mau dinner kemana, Yah?"

"Ada deh"

"Ihh ngeseliin banget, besok Dira ga sekolah ya. Mau ikut nganter Ayah sama Bunda ke bandara"

"Iya deh terserah kamu aja"

Kini mereka bertiga telah sampai direstoran area puncak, restoran ini mengusung dua tema yaitu indoor dan outdoor

Ayah memilih outdoor, karna ia paham betul bagaimana senangnya Dira ketika melihat langit malam Yang bertabur bintang dengan begitu indahnya. 

"Masya Allah Yah, Bun. Cantik banget tempatnya Ya Allah langitnya indah banget. Dira sukaa" ucapnya kegirangan

Ayah Dan Bunda yang melihat itu pun ikut tersenyum melihat putri mereka. 

"Bun besok abang ikut nganter ke bandara ga?"

"Iya sayang"

"Oke deh"

🐾  🐾  🐾

Kini ia sudah berada di kamarnya. Kembali sendiri, kembali sepi. Ia kembali teringat perihal masalah disekolah tadi. 

Beranjak menuju balkon kamarnya dengan tak lupa ditemani buku catatan tentang Astronomi di pangkuannya. 

Suasana malam yang tenang, kini menenangkan hatinya yang tadinya tengah tidak baik-baik saja. 

Selain buku catatan tadi ia juga ditemani lagu Fakboi yang dibawakan oleh Ocan Siagian, mata yang terus menatap ke langit dengan indahnya hamparan bintang dan juga bulan, ia berdialog dengan dirinya sendiri. "Kenapa sih gua jadi korban Fakboi mulu?!" ia menggerutu kesal dengan kisah percintaannya yang selalu saja kandas sebelum berlabuh.

.

Satu rumah kini telah sibuk untuk mengurus keberangkatan Ayah dan Bunda. Abang Dira pun kini sudah datang, tak lupa sarapan terakhir sebelum mereka LDR untuk seminggu kedepan. 

Korban Fakboi (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang