🌹Happy Reading🌹
Suasana ramai menghiasi kantin SMA Angkasa, suara sahut-sahutan antara siswa dengan para mbak-mbak kantin.
Dira dan yang lain tengah asik membahas rencana liburan mereka masing-masing karna waktu Ujian Kenaikan Kelas sudah di depan mata.
"Kalau aku sih mau kerumah kakek nenek, keluar kota alias ke pedesaan gitu. Ngga sabar banget karna udara dan pemandangan disana itu bener-bener sejuk dan Indah banget." ujar Bila excited.
"Kalau aku nggak sabar ke gunung." ucap Dira dengan membayangkan kalau dirinya kini tengah berada di gunung."
Kriing
Bel masuk telah berbunyi dengan kencangnya mengusik ketenangan para kutu buku juga perut-perut yang keroncongan yang belum sempat terisi penuh.
"Assalamualaikum anak-anak. Silahkan di buka buku paketnya halaman 57. Di baca dan di pahami, sepuluh menit lagi saya buka sesi tanya jawab dan masuk nilai UH kalian,"
"Iya buu,"
"Ibu tinggal sebentar ke ruang guru, jangan ribut."
"Iya buu."
Berselang lima menit setelah Bu Sri meninggalkan kelas, kini terdengar Suara ketukan dari luar pintu kelas.
Tok..
Tok..
Tok..
"Permisi, Adira di panggil Bu Sri ke ruang guru sekarang." ujar Galang si ketua osis.
"Lah pak ketos,"
"Dir dipanggil pak ketos noh," sahut ramai teman-teman Dira.
"Iya," ucapnya dan menuju keluar kelas dengan membawa satu pulpen di tangannya.
"Ada apa lang?" tanyanya to the point.
"Lo di panggil Bu Sri disuruh ke ruang guru sekarang," ucap Galang dengan grogi dan ragu menatap mata Dira.
"Oh oke," Dira yang melihat tingkah Galang sepertinya grogi tampak bingung, kenapa Galang grogi?.
Tak ingin ambil pusing, ia segera berpamitan dan bergegas menuju ruang guru.
"Oh yaudah, gua duluan ya." Dira beranjak namun tak ada sahutan dari Galang.
Dira menoleh sekilas ke belakang, dan Galang ya Galang mengikutinya.
"Eh ada apa lagi lang?"
"Gua juga mau ke ruang guru, mau ngurus tanda tangan guru," ucapnya dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu.
"Oh gitu, yaudah barengan aja."
Mereka berdua jalan dengan langkah sejajar namun tak lupa memberi jarak agar tak menimbulkan fitnah.
Tak jauh dari lokasi Dira dan Galang, ada seseorang yang menatap mereka berdua dengan pandangan sulit diartikan. Sinis atau bahkan marah.
"Fal, yok ke kelas. Bentar lagi jamnya pak Sukardi, habis kita kalau ketahuan bolos jam pelajaran dari tadi."
"Ya."
"Assalamualaikum, ada apa ya bu memanggil saya kemari." tanya Dira dengan sopan.
"Ini, Ibu ada keperluan mendadak hari ini. Tadikan ibu bilang bakal ada pengambilan nilai UH dikelas kalian. Nah ini ibu kasih tugas saja, nanti kamu taruh disini tugas dari teman-teman kamu, mengerti? Kalau sudah ibu tinggal ya Terimakasih,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Korban Fakboi (On Going)
Teen FictionApa jadinya seorang korban fakboi berkali-kali menjalin kasih dengan fakboi kelas kakap? Akankah si fakboi insaf setelah bertemu dengan sosok ini, yang ternyata adalah korban satu golongannya?