Chapter 7

200 78 78
                                    

🌹Happy Reading🌹

Zaky mengantar Dira dengan mengendarai motor KLX hitam miliknya. 

Lagi-lagi dengan pakaian serba hitam, entah memang perintah dari atasan atau memang itu adalah style Zaky yang sebenarnya. 

Banyak pasang mata yang menatap kearah mereka berdua, mungkin mereka heran atau bahkan kagum kepada sosok yang berani membonceng Dira sang primadona sekolah yang terkenal dingin, cuek lagi alim. 

"Bang, Dira masuk dulu ya" ujar Dira dengan mencium punggung tangan abangnya itu. 

"Iya belajar bener-bener. Buat bangga Ayah juga Bunda" Zaky berujar dengan mengelus lembut kepala Dira yang terbalut hijab sekolah. 

"Iya bang. Yaudah Dira mas-" perkataan Dira terhenti ketika Zaky berbicara, 

"Ga mau duit jajan dari Abang, hm?" tanya Zaky dengan sedikit menggoda adiknya itu. 

"Gausah deh bang. Kan Dira juga udah ada dari Ayah kemaren dijatah untuk seminggu kedepan"

"Udah nih ambil. Lumayan buat ditabung buat beli teropong Bintang kan?" tanya Zaky sembari memberikan beberapa lembar uang berwarna merah. 

"Eh iya. Benerang bang? Yaudah deh Dira ambil ya?!. Makasih Abang"

"Iya. Gih sana buruan masuk"

"Oke. Assalamualaikum" 

Lagi-lagi tak sedikit pasang mata yang memperhatikan Dira. Dengan sikap bodoamat lagi cuek, ia berjalan dengan santainya menuju kelasnya, rasanya rindu padahal hanya sehari ia tak masuk sekolah yaitu kemaren. 

"Assalamualaikum" Dira masuk kedalam kelasnya dan berjalan dengan santainya menuju tempat duduknya. 

"Diraaaa" teman-temannya itu sangat berisik ralat sahabat-sahabatnya. 

Baru dateng disambut teriakan, buset dah ujarnya dalam hati. 

"Kamu mah ih kanapa kamarin ga masuk, ari kamu mah " Bila dengan bahasa Sunda Yang sudah keluar. 

"Kamaren aku ngantar Ayah sama Bunda ke bandara"

"Loh Om Abi sama Bunda Vivi mau kemana?" Tanya Dina. 

"Ke Arab, ada acara disana" jawab Dira. 

"Ciee. Yang ditinggal Bunda sama Ayah, yakin bisa emang?" Cecil bertanya dengan candaannya yang membuat Dira merengut kesal. 

"Ya bisalah. Kan Dira udah gede, lagian ada bang Zaky kok, dia cuti walau cuma beberapa hari aja"

"Emang Ayah sama Bunda berapa hari disana?"

"Seminggu"

"Wuihh. Lumayan ya, kalo aku jadi kamu sih bakal keluar bareng mas pacar terus, hehe" Cecil menyahut dengan muka tanpa dosa. 

"Lu aneh-aneh aja dah. Bucin boleh tapi ga kelewatan, dirumah gada orang lu malah jalan-jalan keluyuran, bareng pacar lagi. Kalau tu rumah kecolongan ha kumaha tuh" Dina dengan ceramah singkatnya. 

"Lagian pacar-pacaran, apa untungnya si heran deh aku. Kok orang-orang pada betah amat pacaran" Bila dengan mulai ikut berceloteh. 

"Yeeu, iri aja ni para-para jomblowati-jomblowati cantik" Cecil menyahut seperti tanpa beban Yang kini malah menambah kekesalan sahabat-sahabatnya itu. 

"Udah-udah kok pada debat sih ini" Dira menengahi perdebatan ketiganya. 

Bell tanda masuk berbunyi dengan nyaringnya keseantero sekolah. 

Korban Fakboi (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang