Chapter 5

237 85 43
                                    

🐾Happy Reading🐾

Selepas mereka berdua keluar bandara. Mereka memutuskan untuk jalan-jalan sekedar melepas rasa sedih Dira. 

"Abang jadi ini kita mau kemana?" Tanyanya. 

"Abang ngikut tuan puteri aja deh. Tuan putri mau kemana?" Abangnya bertanya seolah ia disini adalah seorang ajudan dari Tuan Puteri Adira. 

"Emm kemana ya enaknya. Ke kedai Es Krim langganan yok bang" 

"Gak"

"Katanya terserah Dira, abang gimana sih" Dira merengut kesal karna keinginannya tidak dituruti. 

"Ya tapi ga boleh makan Es Krim banyak-banyak Tuan Puteri"

"Dira ga minta banyak kok. Tiga Cup aja kok bang"

"Dua Cup" Zaky mencoba bernegosiasi pada Adiknya itu. 

"Empat aja deh. Gimana-gimana?" Ujar Dira dengan menaik turunkan kedua alisnya. 

"Kok malah nambah. Dua deh abang iyaiin, gimana-gimana" tawar Zaky dengan mengikuti kata-kata Dira dengan menaik turunkan kedua alisnya. 

"Ih Abang mah. Yaudah deh dari pada enggak sama sekali"

"Nah gitu dong pinter adeknya Abang" Zaky dengan mengelus lembut kepala Dira yang berbalut pashmina hitam itu. 

"Abang kapan kawin?" Tanya Dira dengan sedikit bercanda. 

"Mau banget jauh dari abang dalam waktu dekat dek? Yakin nih?" Tanya abang dengan iseng. 

"Ih ya gak gitu juga Abaang. Kan Dira nanya doang, siapa tau udah punya calon gitu" Dira berbicara dengan menundukan kepalanya, ia memikirkan kata-kata abangnya. Sebenarnya juga ia tak rela jika semakin Lama waktu bersama semakin singkat bahkan sangat jarang bertemu untuk sekedar bercengkrama dan bercanda tawa. 

"Untuk sekarang belum ada calon dek. Sekarang abang fokus sama pendidikan 2 bulan lagi abang pelantikan kenaikan pangkat, eh tapi belum ada yang digandeng nih, gandeng kamu aja ya" dengan menaik turunkan alisnya abang bertanya pada adiknya itu.

"Hayuuk, eh tapi bang entar kalo ada yang ngira kita pacaran gimana. Entar abang makin gada yang berani deketiin. Coba itu"

"Biar aja. Lagian jodoh bakal dateng tepat waktu kok. Abang kan mau sama adeknya abang dulu sebelum adeknya abang punya pacar, eh emang kamu dibolehiin sama Ayah pacaran dek?"

"Gak, lagian Dira ga mau pacaran bang. Males buang-buang waktu. Emang abang pernah liat Dira bawa cowo kerumah?" Tanya Dira dengan kesal kepada Abangnya itu. 

"Eh iya gapernah ya. Jomblo sampe halal ni ceritanya adeknya Abang" 

"Hmm"

Bukan saja perihal tidak diperbolehkannya Dira pacaran. Tetapi ia juga mengalami sedikit trauma, beberapa kali sakit hati membuatnya berubah menjadi lebih cuek dan juga dingin kepada lawan jenis selain Ayah Dan Abangnya tentu saja. 

Mereka sampai di kedai es krim langganan.

Dira memesan es krim rasa Tiramisu juga Cappuccino, dan es krim coklat untuk Zaky. 

"Abis ini mau kemana lagi?"

"Makan Mie Ayam Pak Sabar yok bang. Lama kita ga makan disana, terakhir kapan ya, emm kayaknya satu tahun yang lalu ya" Dira mencoba mengingat kapan terakhir kali ia makan disana. 

"Yaudah ngikut tuan puteri aja deh" Ucapnya pasrah. 

"Oke, cakep" Dira mengangkat jempolnya dengan satu tangan lainnya menyuapkan es krim ke mulutnya sendiri. 

Korban Fakboi (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang