Chapter 13

149 46 45
                                    

🍒Happy Reading🍒

Mereka berempat serempak memakai piyama tidur dengan berbagai macam warna. 

Malam minggu mereka kini menjadi ajang curhat, mencurahkan isi hati mereka yang terpendam. 

Sesi curhat dimulai dari Dira, jujur saja ia masih belum bisa move on dari Agam si Fakboi yang gak ada akhlaknya. Ngebaperiin, ngebuat nyaman, setelah itu semua terwujud dia ninggaliin dengan seenak jidat. 

Dira sudah menaruh rasa pada Agam, tapi sekali Fakboi tetap saja Fakboi, gak punya hati plus akhlak. 

Sedih? Tentu saja. Walaupun Dira adalah orang Yang cuek terhadap lawan jenis tapi sekalinya ia menaruh rasa, susah untuk move on. 

Sesi curhat dilanjut oleh Dina, lalu beralih ke Cecil. Mengapa Bila tak ikut untuk mencurahkan uneg-uneg juga isi hati? Karna ia tak ingin seorang pun tau apa yang sedang di rasakannya. Menurutnya memendam adalah jalan terbaik daripada harus mencurahkan namun tak membuahkan apa-apa. 

Belum sempat Cecil berbicara ia sudah menangis, air matanya turun begitu saja tanpa bisa dicegah. 

"Vino, Vino Dir" Cecil memeluk Dira dengan tangis yang masih menghiasi wajah cantiknya. 

"Vino kenapa hem?" Sahut Dira dengan mengusap pelan punggung Cecil. 

"Dia selingkuh, Dir. Dia nyelingkuhi aku. Dia jahat" tangis Cecil seketika pecah. 

Dina dan Bila masih menyimak pembicaraan Cecil yang dihiasi tangis yang lirih. 

"Hei, jangan ngomong sembarangan. Udah tanya ke dia belum? Minta penjelasan dulu sama dia" Dira memberi nasehat. 

"Udah, tadi aku lihat sendiri dia boncengan sama cewe lain dan beberapa hari sebelum itu sifatnya udah aneh, gak kayak dulu. Terakhir aku buka HP nya, aku sempat lihat Instagramnya. DM paling atas bukan aku melainkan cewe lain, dan ternyata isinya dia ngechat si cewe duluan dan nanya, apa bener si cewe ini yang naruh kertas berisi username Instagram di motornya," Cecil sesenggukan dan kini ia menutup wajahnya dengan telapak tangan. 

"Sstt udah Cil, jangan berlebihan menangisi dia yang belum halal. Udah ya" Dira dan yang lain berusaha menenangkan Cecil yang masih sesenggukan. 

"Kalian gak ngerti, kalian gak paham. Aku sakit hati banget sama Vino, tapi satu sisi aku masih sayang banget sama dia."

Dina sedikit kesal mendengar itu, karna niat Dira berujar seperti itu adalah untuk menenangkan Cecil, tapi Cecil malah marah. 

"Dira ngomong gitu untuk kebaikaan kamu juga, untuk apa sih menangisi orang yang belum halal, bahkan kita gatau kalo dia jodoh kita apa bukan. Allah buat kamu gini itu ada maksudnya, maksudnya supaya kamu sadar pacaran itu mendekati zina. Berdosa, Allah kasih tau keburukan dia ke kamu bahwasannya supaya kamu sadar. Pacaran itu mau gimanapun haram hukumnya."

"Jadi gimana apa kalian udah putus?" tanya Bila. 

"Belum, gu-gua ga kuat. Gua masih sayang sama dia" tangisnya belum berhenti sampai disitu. 

"Yasudah, nanti kalau sudah tenang pikirkan lagi ya matang-matang. Putus adalah jalan terbaik, ya walau awalnya sakit tapi kalau udah tau itu haram dan kamu masih ngejalanin itu berdosa banget, oke?"

"Dari pada galau-galau gini, mending kita masak-masak yakan. Masak nasgor kuy, daripada ngegofood mending masak bareng kan seru," Dina berusaha mengembalikan suasana yang tadi sempat panas. 

"Boleh deh, kuy. Bahannya lengkap kan Dir?"

"Lengkap,"

"Pedes or engga?"

Korban Fakboi (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang