🕊️Happy Reading🕊️
Zaky sudah memberi kabar tentang keadaan Dira sekarang kepada Ayah juga Bunda. Awalnya memang ia tidak ingin berbicara tentang keadaan Dira untuk sekarang, tapi karna kebetulan Bunda menelpon dan juga menanyakan keadaannya dan Dira akhirnya ia berbicara jujur pada Bunda.
Zaky kena marah Ayah plus diomeliin Bunda karna merasa Zaky tidak menjaga Dira dengan benar. Ia menerima kenyataan karna memang semua ini salahnya.
"Bang anteriin mereka gih, udah malem nih kesian ih," Dira berbicara dengan Abangnya dengan berbaring, karna ia cukup lelah dan masih menahan sakit diperutnya.
"Loh tapi nanti kamu sendiri" Abang mengelak.
"Ih gapapa, lagian sebentar doang kok. Gih buruan sana"
"Yaudah. Tapi ingat kamu jangan kemana-mana, oke."
"Iya."
"Kalian semua pulang ya, diantar Bang Zaky kok entar. Gih buruan sana dah malem loh," Ujar Dira sembari memberikan instruksi untuk menyusul Zaky yang sudah keluar kamar Dira.
"Lah terus kamunya gimana, masa sendirian?" tanya Bila bingung.
"Iya gapapa kok sebentar doang, gih buruan"
"Yaudah deh cepet sembuh ya. Byee Assalamualaikum mba jago" mereka semua berpamitan pada Dira yang masih berbaring dengan menonton Televisi.
"Waalaikumsalam, bye hati-hati dijalan"
Dira sebenarnya ingin beranjak dari tempat tidurnya untuk mengambil oreo coklat miliknya, tapi rasanya untuk sekedar duduk sendiri pun kini terasa sulit.
Ceklekk
Suara pintu kamar terbuka sontak Dira menoleh kearah pintu kamarnya.
"Mbak Dira, itu didepan ada tamu," Ucap Mbok Yem memberi informasi.
"Ohya?, siapa Mbok?" tanya Dira heran.
"Laki-laki sepantaran Mbak Dir," jawab Mbok Yem.
"Siapa dah?" tanya Dira membatin.
"Suruh kesini aja Mbok, Mbok Yem anter kesini ya, sekalian temeniin aku sama dia. Kan ga boleh dua-duaan sama yang bukan mahrom, hehe" Dira dengan memberikan ekspreksi ceria sebisa mungkin, agar tak ada yang mengetahui bahwa sebenarnya ia masih menahan sakit dan rasa sedih selepas mendapat mimpi buruk tadi.
"Oke Mbak,"
Tak berselang lama setelah Mbok Yem turun, kini sudah kembali ke kamar Dira dengan membawa tamu yang dimaksud tadi.
"Assalamualaikum, hai" sapa orang itu.
Satu detik, dua detik, tiga detik mereka saling bertatapan lalu setelah itu mereka sama-sama mengalihkan pandangan, karna kalau sengaja dan berlama-lama itu jatuhnya tidak baik.
"Silahkan duduk Mas nya" ujar Mbok Yem dengan mempersilahkan si tamu duduk di sofa kamar Dira.
"Aku disuruh kesini sama Mama, soalnya Bunda kamu nelpon ke Mama, suruh jenguk kamu, berhubung Mama juga lagi kurang sehat jadi aku yang diutus kesini. Mungkin besok pagi, baru Mama aku kesini" jelas panjang lebar Naufal dengan mengalihkan pandangan, bukan mengapa tapi ia hanya tak kuat melihat Dira yang manisnya kebangetan.
"Tumben amat gua begini, ah kampret." ujarnya membatin.
"Oh gitu iya-iya"
"Itu ada roti sama bubur buatan Mama jangan lupa dimakan" ucapnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Korban Fakboi (On Going)
Teen FictionApa jadinya seorang korban fakboi berkali-kali menjalin kasih dengan fakboi kelas kakap? Akankah si fakboi insaf setelah bertemu dengan sosok ini, yang ternyata adalah korban satu golongannya?