Chapter 18

178 15 5
                                    

Happy Reading

Senja berganti malam, seperti biasa Dira hanya dirumah saja. Berjalan menuju dapur untuk mengambil cemilan favoritnya, ya apalagi kalau bukan Oreo.

"Loh sayang kenapa kakimu," tanya Ayah dengan merangkul bahu Dira menuntun untuk duduk di sofa ruang keluarga.

"Gapapa kok, Yah." jelas saja Ayah Dira tak percaya, karna anaknya ini tak pandai berbohong.

"Cerita sama Bunda," Bunda membawakan secangkir susu coklat dan dua cangkir teh hangat.

"Ih Bunda mah, gapapa Dira tuh. Cuman jatoh aja tadi and keseleo dikit,"

"Keseleo kok sedikit, gimana sih anak Ayah ini,"

"Mbok Yem," panggil Ayah.

"Iya tuan?"

"Mbok Yem bisa minta tolong panggiliin tukang urut ga, ini kakinya anak bandel tapi anak Ayah, keseleo." ucap Ayah pada Mbok Yem.

"Ealah mboten usah tuan, saya saja, saya bisa kok mijet Mbak Dira."

Dira di pijat kakinya sama Mbok Yem, dengan sesekali menjerit kala kesakitan.

"Allahuakbar," setelah sadar menjerit terlalu kencang Dira menunjukan cengirannya yang khas.

"Makasih Mbok Yem,"

"Iya sama-sama Mba,"

"Ceritaiin kenapa kok bisa gini, adek diapaiin? Ada yang jahat sama adek, iya?" Bunda menanyakan dengan penuh kelembutan, ia tau ada yang disembunyikan oleh anaknya.

"Iya Bun, ada yang jahat sama Dira," ucapnya membatin.

"Dira gak apa-apa Bun, Yah. Tenang aja ok," hanya kata-kata itu yang keluar dari bibir Dira. Ia tak mau karna masalah sepele ini memperkeruh suasana dan keadaan.

"Yaudah Diraa mau ke kamar dulu ya, mau istirahat. Bye," pamit Dira dengan menyalami tangan Bunda dan Ayahnya padahal hanya mau ke kamar saja.

"Ada-ada aja anak Ayah," ujar Bunda meledek Ayah.

"Eh kan anak Bunda juga, kan bikinnya bareng-bareng," Ayah menggoda dengan terkikik geli melihat bunda tersipu malu.

"Stok Oreo udah mau abis, besok bilang Bunda, wajib" ucapnya dengan menyalakan Televisi namun bukannya di tonton ia malah asik bermain HP.

Ting

Naufal
Gimana udah baikan belum

"Ni anak ngapaiin dah, sok baik bener" ucapnya dengan membatin.

Hm

"Apa nih, udah di Bales malah di read doang. Liat aja ga bakal gua bales lagi."

"Tapi kalau di pikir-pikir lagi, kenapa dia bisa sebaik itu sama gua tadi ya, kebetulan aja kali ya, atau karna mamanya dia and Bunda sahabatan? Auah males amat mikiriin ginian,"

Dira menyalakan musik Arabnya. Di putarnya musik Arab itu dengan membayangkan wedding party ala Arab. Terakhir kali ia hadir di wedding party Arab beberapa tahun yang lalu.

"Eh berarti otomatis ntar Abang nikahnya pake berapa prosesi pedang pora, wedding party Arab and adat jawa belum lagi suku calon istrinya buset manteb banget,"

"Kalau gua nikah ala Arab Arab gitu lucu kali ya. Lah kan emang iya, masa iya nikah ala eropa kan gua orang arab bukan eropa. Eh tapi bisa aja siapa tau jodoh gua orang eropa, eh tapi gua males sih." bermonolog seperti ini hal biasa bagi Dira, berbincang dengan diri sendiri sambil membayangkan suatu kejadian adalah hal yang mengasyikan bagi Dira.

Di sisi lain Naufal sedang berguling-guling di atas kasur.

"Ah kenapa gua read doang ya, ah tolol banget si gua."

Ting

Ting

Ting

Notifikasi yang sedari tadi bersahut-sahutan kini mengalihkan fokusnya.

"Siapa si ganggu,"

Di lihatnya notifikasi-notifikasi itu.

"Bentar kenapa ini pacar gua sebanyak ini, kapan gua nembaknya. Gimana gua mutusiinnya anjim,"

"Nyicil," satu kata yang terlintas di kepalanya.

Naufal memutuskan satu-satu pacarnya, sangking banyaknya rasanya tak bisa ia ajak satu-satu untuk bertemu.

"Huft, capek juga ngechat mereka satu-satu."

Ting

Grup gajelas

Kuy

Gass

Yok

Read

"Mama udah tidur nih pasti, gass lah." Naufal mengambil jaket hitamnya tak lupa dompet dan juga masker.

Dia berjalan mengendap-endap setelah menuruni tangga.

Tiba-tiba saja lampu dapur menyala.

"Ehem mau kemana a," tanya mama dengan membawa segelas susu putih.

"Nahloh mampus gua," ujar Naufal membatin.

"Eh Mama, enggak ini mau masak indomie sama ambil Oreonya Aa doang kok, hehe. Mama belum tidur?" ucapnya dengan melontarkan pertanyaan yang bodoh.

"Oh gitu, yaudah gih sana bikin sekalian bikiniin Mama dong indomie goreng ya cabenya 4."

"Gimana gua kaburnya ini,"

"Cepetan atuh Aa, Mama laper ni."

"Iyee,"

Dengan segera Naufal mengetikan pesan manuju grup Gajelas.

Sorry gua gajadi, hampir aja gua ketauan nyokap.

Setelah selesai memakan indomie buatan Naufal, bunda kembali masuk ke kamarnya kini hanya tersisa Naufal sendiri bersama indomie dan Oreo disampingnya.

"Mending gua nonton anime, ah emak gua ngerusak mood aja."

Naufal membuka laptopnya lalu masuk ke sebuah aplikasi khusus untuk menonton anime.

"Judul anime yang waktu itu diomongiin anak-anak apa ya, pake acara lupa segala ahh," dengan kesal ia memakan Oreo yang dibawanya tadi.

"AOT, Atteck O … O apaan dah,"

"Attack On Titan nah dapet."

Tak terasa kini waktu menunjukkan pukul 03.22 "buset cepet banget udah jam segini aja tiba-tiba, mana belum kelar lagi ni season 1. Ngantuk juga lama-lama tidur aja kali ya, yaudah deh," menarik selimut dan lupa menutup laptop kebiasaan Naufal yang tak hilang sejak dulu.

Tak terasa UKK sudah didepan mata. Kembali fokus belajar adalah tujuan sebagian pelajar, dengan maksud meningkatkan hasil belajar juga nilai.

Kini Dira tengah berada di taman belakang bersama ayah untuk menikmati secangkir teh hangat.

"Gimana pelajarannya Dir, ada yang susah ga?" tanya ayah dengan menyeruput teh hangat buatan Dira.

"Sejauh ini InsyaAllah aman Yah, tapi ada materi sejarah yang belum Dira pahami karna belum tau banyak soal sejarah itu."

"Oh ya? Sejarah apa?" tanya Ayah lagi.

"Sejarah tanah Jawa," ujar Dira pada ayahnya.

"Ayah memang enggak tahu banyak tapi, Ayah jelasiin yang Ayah tahu aja yah?"

"Jadi dulu Bunda kamu cerita tentang sejarah pulau Jawa. Kita berdua memang suka sejarah jadi enggak jarang kita sering bahas sejarah dari beberapa sejarah yang kita tahu," Ayah bercerita tentang sejarah pulau Jawa yang diketahuinya, dan tak jarang Dira menyela dan sesekali bertanya apa yang belum ia pahami.

"Eh bahas apaan nih, Bunda ikutan dong," ujar Bunda dengan membawa nampan berisi cemilan.



Hallo, maaf lama tidak update
Next?





Korban Fakboi (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang