duapuluh satu

65 5 0
                                        

sehun bahkan hampir lupa kalau dirinya sudah kenal cukup lama dengan aura dan jane.

yang tidak habis pikir lagi sehun masih kuat untuk berteman dengan jane bahkan setelah mendapatkan perlakuan jail dan random setiap harinya.

"hari ini kita ketaman yuk!" ajak jane semangat setelah beberapa menit yang lalu sampai dirumah sehun.

sehun melirik malas dan kembali kearah buku komik ditangannya.

aura yang melihat adegan tersebut tersenyum maklum dan menyenggol siku sehun hingga buku ditangannya terjatuh.

"apa sih?" sungut sehun tanpa suara kearah aura yang duduk tidak jauh darinya.

"jane ajak main, keluar sana daripada dikamar membusuk begini" kata aura dengan nada setengah bercanda.

sehun tak menggubris dan kembali mengambil bukunya yang jatuh.

"ayo sehun! aku bosen liat kamu tiduran sama buku jelek itu!" ujar jane membuat sehun menatapnya sebentar dan kembali mengalihkannya kearah komik ditangannya.

"jangan nilai buku dari covernya" katanya.

"ayooooooo sebentar aja..." rengek jane sambil mencolek lengan sehun.

"sanah pergi" ujar aura ikut ikutan.

sehun menghela nafasnya. melirik kedua perempuan dengan tampang polos dihadapannya. "yaudah ayo" akhirnya.

"yes!" jane dengan semangat bangun dari duduknya dan menyambar tas selempangnya sambil berjalan riang keluar dari kamar sehun.

"kamu gak ikut?" tanya sehun kearah aura.

aura menggeleng sembari tersenyum manis. "dadah, hati hati yah" katanya sambil melambaikan tangannya.

***

hari ini gak terlalu panas, lumayan cerah sedikit berawan yang ngebuat taman gak terlalu sepi hari ini.

jane turun dari sepeda dan merapihkan roknya yang sedikit lecek.

hari ini outfit mereka santai. jane dengan dress santai selutut merah jambunya dan sehun kaos oblong dengan outer kemeja.

"ayo kesana" jane menarik tangan sehun tanpa menunggu jawaban dari si empunya tangan.

jane menarik sehun kearah kerumunan anak anak tk yang sepertinya sedang ada kegiatan belajar diluar.

"liat itu anak anaknya, gemesin banget gak sih" jane mulai pembicaraan dengan menunjuk random anak anak didepannya yang menurutnya menggemaskan.

sehun hanya diam dan menatap satu persatu anak anak didepannya. sesekali matanya menatap jane disebelahnya yang masih tersenyum manis membuat sehun sedikir menarik ujung bibirnya.

tidak lama dari itu matanya teralihkan oleh anak yang sedang berdiri bingung dengan mata polosnya, anak yang berdiri tanpa dikelilingi oleh teman temannya membuat sehun tidak mengalihkan pandangannya.

dengan mata polosnya lama lama makin memerah dan mulai menitikkan air matanya. sehun tetap tidak bergerak. mulut anak itu seperti melafalkan sesuatu dengan airmatanya yang mulai deras. lagi lagi sehun tetap tidak bergerak. mata anak itu mulai bergerak gelisah dan tanpa sengaja bertabrakan dengan retina sehun. sehun tau apa yang dirasakan anak itu, tapi sehun tetap tidak bergerak dari duduknya.

"takut..." gumam anak itu tanpa suara kearah sehun. wajahnya mulai memerah karena terus terusan menangis.

sehun menghela nafasnya dalam dan bergerak menghampiri anak tersebut.

"jangan nangis" ujarnya pertama kali setelah mensejajarkan tubuhnya dengan anak itu sambil mengusap pipinya yang basah.

"udah pergi... jangan nangis lagi" tangan sehun bergerak memeluk anak itu dan menepuk punggungnya pelan.

jane, perempuan yang sejak tadi tersenyum lebar kini matanya termangu menatap adegan didepan matanya. adegan manis yang jarang diperlihatkan dari sisi sehun yang terlihat dingin dan angkuh kini bahkan sedang memeluk anak kecil dengan lembut.

sehun melepaskan pelukkannya dan menatap mata polos yang terlihat memerah akibat menangis, "dimana ibu kamu?" tanya sehun.

anak itu menggeleng pelan, "tadi pergi beli minum" katanya dengan setengah sesenggukkan.

sehun mengusap kepalanya dan menepuk pundak anak itu.

tidak lama seorang wanita yang masih terlihat muda dengan sebotol air mineral ditangannya menghampiri sehun. "bagas?" ujarnya membuat anak didepan sehun itu menoleh dan beralih memeluk wanita itu.

"bunda..." rengeknya.

sehun membungkuk sopan sambil menggaruk lehernya kikuk. "maaf, tadi anaknya nangis" ujar sehun sopan.

"ah serius?"
"bagas kenapa nangis nak?" tanya wanita itu kearah anak ia panggil bagas.

"tadi ada om om item gede, mukanya serem" ocehnya dengan suara khas anak kecil.

bundanya nampak kaget dan melihat sehun bertanya tanya.

lagi lagi sehun menggaruk lehernya bingung.

"terimakasih" ujar perempuan itu lembut kearah sehun.

sehun mengangguk dan mulai meninggalkan ibu dan anak itu.

"wowwwwww.... seorang sehun ternyata bisa lembut juga sama anak kecil" goda jane sesaat sehun sudah kembali duduk disebelahnya.

sehun tak menggubrisnya.

"eh laper, ayo cari makan" ujar jane dan bangun dari duduknya sambil membersihkan belakang bajunya yang sedikit kotor.

sehun yang melihat tersebut membantu jane yang setengah kesulitan. "thank youuuu" katanya sambil tersenyum kearah sehun.

indigo ; ooh sehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang