delapan belas

74 7 0
                                        


sesampainya dibawah mereka bingung dengan keadaan sekolah yang sudah sepi,bahkan mereka tidak melihat ada orang yang memakai baju seseragam dengannya.

" sehun kenapa sekolah sepi?" tanya jane dari arah belakang sehun.

" entah,coba kita kekantin"kata sehun sambil berjalan ke arah kantin.

suasana kantin juga begitu,sangat sepi tidak ada seorang pun yang ada disekolah.

" eh itu tukang somai masih ada"
" kamu duduk dulu aku mau pesan" ucap jane sambil berjalan ke arah tukang somai.

sehun duduk sambil menunggu jane yang sedang memesan makanan.

" nih" kata jane sambil memberikan satu piring somai ke depan sehun.

" gak laper" ucap sehun.

" yasudah makan"

" gak laper"

" makan gak!" ucap jane sambil sedikit meninggikan nada bicaranya.

sehun melirik ke arah jane sambil menaikkan sebelah alisnya.

jane menghampiri sehun yang duduk disebrangnya.

sehun makin bingung dengan jane. apa yang sedang jane lakukan?,batin sehun.

" aaaaa" ucap jane sambil mengaahkan satu sendok somai ke arah mulut sehun.

" tidak" sahut sehun sambil mengalihkan pandangannya.

" aaaaa"

sehun masih tidak melirik jane.

jane kesal dan langsung memegang pipi sehun mengarahkan kepadanya dan menyuapi satu sendok somai itu ke mulut sehun.

sehun yang malas makan hanya mengunyahnya dengan malas.

" aku tau kamu belum makan dari pagi" ucap jane.

jane benar,sehun terlalu malas sekarang untuk sarapan.

jane ikut makan somainya. acara makan berlangsung dengan diam. jane masih tetap menyuapi sehun sampai somainya habis,mereka tidak sadar kalau mereka sedang diperhatikan oleh seseorang.
.
.
.
.
.

" dah" kata sehun memberhentikan sepedanya didepan rumah jane.

" makasih"

" hm"

sepeda sehun mulai bergerak menjauh dari rumah jane,tapi tidak mengarah langsung ke rumahnya,melainkan ke sebuah tempat dimana dia pernah mengunjunginya bersama seseorang.

sesampainya disana sehun turun dari sepedanya dan berjalan ketempat yang dia ingin tuju. sehun membawa sebuket bunga yang tadi sengaja ia beli.

sehun duduk disebelah nisan yang bertuliskan sebuah nama sahabatnya.

sehun tersenyum dan berdoa disebelah nisan tersebut. sehun membersihkan nisan itu yang terkena sampahan daun daun.

" aura,ini sehun. sehun ingin memberi kabar" ucap sehun sambil tersenyum.

" kasusmu sudah terungkap,dibantu oleh jane" kata sehun.

selesai berbicara disamping nisan aura,sehun langsung bergegas pulang menuju rumahnya.

sesampainya dirumah,sehun langsung naik ke atas menuju kamarnya.

dia melihat secarik kertas yang berada disebelah nakasnya.

dia melirik sekilas tanpa mengambilnya. sehun mengganti pakaianya dan langsung duduk di ujung kasurnya.

sehun mengambil kertas itu dan membacanya.

indigo ; ooh sehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang