"Eoh? Mingyu?" ucapku ketika melihat pria pemilik mobil ini. "kau mau bertemu Jungkook?" tanya ku.
Mingyu menggangguk. "kau sendiri?" tanyanya balik.
"Aku mau pulang" ucapku.
"Jungkook tidak mengantarmu? bukankah dia calon tunagan mu?" tanya Mingyu. Aku terdiam sebentar lalu menggeleng "tidak, aku tidak mau merepotkannya."
"Kalau begitu biar aku yang mengantarmu" ucapnya membukakan pintu.
" Tak perlu, aku bisa sendiri" ucapku.
"Sudahlah ayo" ucapnya menarik tanganku.
***
Pertunanganku dengan Jungkook akan dulakukan seminggu lagi karna aku ada perjalanan bisnis yang sangat penting ke Jepang jadi memintanya untuk di undur.
"Saya menantikan bekerja dengan anda Mrs.Park" ucap klient ku ketika kami berjabat tangan.
Aku mendudukan diriku di atas kursiku begitu klient ku keluar dari ruanganku. "Huaa.. aku lelah sekali" ucapku selagi meregangkan badan ku dan memjamkan mataku.
"Yak.. maukah kau kau melakukannya dengan ku?" ucapku yang kemudian mendekatkan bibirku dengan bibir Jungkook yang posisinya berada di bawah ku.
Mataku langsung terbuka lebar ketika potongan ingatan itu terlintas di kepalaku. "M-mwoya.. a-aku mengatakan itu paada Jungkook?" gumamku sendiri.
Aku mengacak rambutku frustrasi setelah itu karna aku tidak mengingat apapun lagi walau sudah mencobanya. aku bernar benar penasaran apa yang terjadi malam itu, tapi kenapa aku tidak bisa mengingat apapun malam itu.
Apa aku harus bertanya pada Jungkook? ah itu tidak mungkin jangankan bertanya hal itu pada Jungkook, menatap matanya saja tidak berani.
Drt...Drt... Drt..
"Yeoboseyo.. Eommonim, bagaimana kabarmu?" tanya ku sesopan mungkin.
"..."
"Ah Hanna baik baik saja"
"..."
"N-ne? sekarang juga?" tanyaku terkejut
"..."
"t-tapi.,."
Aku menghela nafas begitu ibu Jungkook memutus panggilannya. Jungkook berada di jepang dan ia ingin aku menjemput Jungkook di bandara sekarang. "Hah.... tak bisakah aku mendapatkan waktuku sehari saja" ucapku selagi meerapikan barang barangku dan keluar dari ruanganku.
Aku menginjak pedal gas mobilku dan melajukan nya dengan kecepatan yang tidak seperti biasanya. Didalam pikiranku hanya aku bisa sampai di hotel dan tidur, aku benar benar lelah.
Hanya membutuhkan waktu 45 menit akhirnya aku sampai di bandara. "Jeon Jungkook!" teriakku melambaikan tangan dengan senyum yang merekah di wajahku.
Jungkook hanya melihatku tanpa mengatakan apapun, ia hanya berjalan melewatiku dan masuk kedalam mobil setelah menaruh kopernya di bagasi.
"Ck.. pria ini" gumamku sebelum aku masuk kedalam mobil.
Aku mengenakan sabuk pengaman ku dan kemudian melajukan mobilku, ya aku lah yang menyetir. Sedangkan dia? dia hanya sibuk dengan ponselnya.
"Bagaimana kabarmu? apa bibi dan paman baik?" tanya ku membuka suara duluan.
Jungkook tidak menjawabku melainkan dia hanya melihatku sekilas lalu memasang Airpods ketelinganya.
Emosiku meluap seketika, aku mengeratkan gengamanku pada stir dan menginjak pedal gas menhan emosiku. Mobilku sekarang melaju dengan sangat cepat.
TIN!!!
Suara klakson dari mobil lain terdengar ketika aku menerobos lampu merah. Sekarang yang ada di pikiranku adalah aku harus segera ke Hotel, aku mau tidur.
"Ya ki-" aku menghentikan ucapanku ketika melihat Jungkook tengah tidur pulas.
Aku akui Jungkook memang tampan, tapi entah kenapa saat ia tidur ia justru terlihat sangat menggemaskan. Dan juga benda kenyal berwarna pink itu benar benar menghinoptis ku untuk menciumnya. tunggu apa? wahh kau benar benar sudah gila Hanna..
"Y-ya.. kita sudah sampai" ucapku gugup membangunkan pria ini.
Jungkook membuka matanya, melepas sabuk pengamannya lalu keluar dari mobil untuk mengambil kopernya di bagasi. Aku berjalan mendahului Jungkook menuju meja receptionist untuk mengambil kunci kamarku.
"Mohon maaf tapi kamar atas nama Jeon Jungkook sudah di pindahkan ke kamar milik Park Hanna"
"NE?!" Tanya ku berbarengan dengan Jungkook di depan meja receptionist
"T-tapi bagaimana bisa?" tanya ku.
"Ini perintah dari Tuan Wook, dan beliau berkata bahwa nama Tuan Jeon Jungkook sudah di blacklist di semua tempat penginapan yang ada di sini "
Mendengar apa yang di katakan wanita ini membuatku menghela nafas pasrah. "Hah... yasudahlah, ayo" ucapku kemudian berjalan menuju kamarku di ikuti dengan Jungkook dibelakangku.
Aku masuk kedalam kamarku yang sudah di bereskan dan dirapikan. Aku langsung berlari menuju nakas yang ada di samping kasur ketika melihat satu kotak kondom berisikan pesan 'Nikmati malam mu Kook-ah - Appa'.
"Ah yang benar saja.." gumamku setelah itu melihat Jungkook masuk. Aku segera memasukannya kedalam laci, berharap pria bermarga Jeon itu tidak menemukannya.
Aku berjalan ke meja kerja dan membuka laptopku, karna masih ada pekerjaan yang harus ku lakukan. Sedangkan Jungkook begitu masuk ia segera membuka kopernya mengambil beberapa pakaian lalu masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Aku memfokuskan diriku pada layar laptop dan berkas berkas yang menumpuk disampingnya. 30 menit berlalu namun pria itu juga tak kunjung keluar.
"Huaa.. lelahnya~" ucapku selagi meregangkan badanku.
Cklek
Mata ku langsung tertuju pada pria yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Dengan menggunakan celana training abu abu dan juga kaus putih yang sedikit tembus pandang membuat perut bagai roti sobek terlihat serta rambut yang setengah basah.
Pikiran melayang jauh dan kalian pasti tau kemana. Aku tau ini salah tapi aku yakin jika kalian yang ada di posisiku pasti kalian akan memikirkan hal yang sama, atau mungkin kalian akan melakukan lebih.
"Yak.. apa password WIFInya?" tanya Jungkook tiba tiba.
Aku segera menyadarkan diriku "n-ne? ee itu kertas berisi passwordnya ada di dalam laci" ucapku.
Aku membulatkan mataku ketika aku baru ingat apa yang ada di dalam laci tersebut, aku beranjak dari kursi ku "T-tungg-" ucapku terpotong saat aku melihat Jungkook sudah mengambil kotak kondom yang dikirimkan paman Wook untuknya dan membaca pesan yang ada di kotak kondom itu.
Aku dan Jungkook saling menatap satu sama lain. Sekarang yang terlintas di kepalaku adalah potongan ingatan yang terjadi malam itu. "Maukah kau melakukannya denganku?" kalimat itu kembali terngiang di kepala ku membuat wajahku memanas dan jantungku berdegub dengan cepat.
"Ada apa dengan wajahmu?" tanyanya.
"huh? ee... k-kenapa dengan w-wajahku?"
Jungkook memasukan kotak kondom itu kedalam saku celananya dan berjalan ke arah ku. Aku perlahan mundur hingga aku menabrak meja kerja ku. Kali ini aku sudah tak bisa kemana mana tapi Jungkook masih belum menghentikan langkahnya, ia masih terus berjalan kearah ku hingga kini ia tepat berada di hadapanku dengan jarak yang sangat dekat.
"kau.. tersipu?" ucapnya mengikis jarak wajahnya denganku.
***
To Be Continue
Vote it if you like it🌟
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Cold
FanfictionIt's easy to change what you think, but it's very hard to change what you feel . . . Sequel dari First Sight Yang belum baca First Sight yuk dibaca dulu, biar makin asik bacanya