"Oppa!!" teriak ku antusias ketika melihat seorang Kim Taehyung di hadapan ku ini. Aku Segera berlari menuju pria itu dan memeluknya.
Tanpa sadar air mataku mengalir "Oppa.. aku sangat merindukan mu, kenapa kau tidak memberitahuku kalau kau kembali?" tanyaku mempererat pelukanku.
"Mian Hanna-ya.. aku ingin memberimu kejutan. Ngomong-ngomong apa kau sakit? wajahmu terlihat pucat" ucap Taehyung oppa yang melepas pelukanku.
"Huh? emm tidak rasanya oppa, aku tidak merasakan apapun" ucapku.
"Kau yakin? apa sebaiknya kita pulang saja?" tanya Taehyung oppa dengan wajah kahwatir
"Tak perlu oppa, aku baik. Aku ingin menghabiskan waktu dengan oppa" ucapku menarik senyum.
"tidak, kita pulang saja kau harus istirahat" ucap Taehyung oppa mengambil mantelnya.
"Tapi oppa-"
"Hanna-ya.. aku masih lama disini, kita bisa menghabiskan waktu bersama lain kali saat kau sudah sehat" ucapnya memegang bahuku.
Dengan berat hati aku mengangguk menuruti pria ini. "Aku akan mengantarmu, mobilmu biar orang ku saja yang mengantarkannya kerumahmu" ucap Taehyung oppa saat di parkiran. Aku mengangguk mengerti dan memberikan kunci mobilku padanya.
"Hanna-ya.. aku dengar kau bertunangan dengan Jungkook" tanya Taehyung oppa tiba tiba.
Aku menoleh melihat Tahyung oppa yang fokus dengan jalan "Emm.. iya" jawabku.
"Apa dia memperlakukanmu dengan baik?" tanya Taehyung oppa lagi.
Aku menghela nafasku begitu mendengar pertanyaan itu "aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu oppa, aku bahakan jarang sekali berbicara dengannnya" ucapku dengan wajah cemberut. Taehyung oppa yang mendengar jawabanku hanya tertawa kecil.
"Mobil siapa itu?" tanya Taehyung oppa saat sampai di rumahku.
"Ah itu mobil Jungkook, ternyata dia sudah pulang" jawabku.
"Tunggu.. kalian tinggal bersama?" tanya Taehyung oppa terkejut.
"Em.. itu bagian dari perjanjianku dengan appa dan paman wook, kita harus tinggal bersama dalam 1 tahun jika tidak ingin menikah. Bukan kah itu aneh?" Jawabku.
Entah kenapa setelah mendengar jawaban ku wajah Taehyung oppa berubah sedikit menjadi tidak sekahwatir tadi. "Hubungi aku jika terjadi apa apa ya" ucapnya dari dalam mobil sebelum kembali melajukan mobilnya.
saat aku masuk ke dalam rumah dan hendak naik keatas, Jungkook turun. "Kau sudah pulang.. " ucapku memberikan senyuman padanya namun ia hanya menatapku.
grep
"Ada apa?" tanya ku terkejut karna Jungkook tiba tiba memgang pergelangan tanganku.
Aku reflek mundur ketika Jungkook maju mendekat. "Tubuhmu panas" ucapnya dengan satu tangannya didahiku
Jantungku berdegub sangat kencang sekarang, melihat jungkook yang tiba tiba menjadi perhatian seperti ini ditambah dengan jaraknya yang terbilang dekat dengan ku.
"A-aku tidak papa" ucapku gugup menyingkirkan tangan Jungkook dari dahi dan pergelangan tanganku.
Aku memberikan senyumku sekali lagi pada Jungkook sebelum aku meninggalkannya naik keatas. Tepat saat berada di depan pintu kamarku, kepalaku terasa sakit dan pandangan ku berubah menjadi gelap gulita.
Aku membuka mataku dan melihat langit langit kamarku. Aku mengedarkan pandangku dan melihat Jungkook yang tengah berbicara dengan seorang dokter.
Setelah dokter yang berbicara dengan Jungkook pergi, Jungkook berjalan ke arahku. Aku yang sadar langsung bangun dan hendak berdiri . "Jangan kemana mana" ucapnya mendorong dahiku dengan telunjuknya dan membuatku langsung duduk diatas kasurku.
"Dokter bilang kau terkena flu, makan buburmu dan minum obat mu" ucapnya lalu keluar dari kamarku.
Aku menoleh ke atas nakasku terdapat semangkuk bubur, obat juga air yang sudah di siapkan. Senyumku tak pernah hilang selama aku menyantap bubur yang Jungkook buat. Aku benar benar senang sekarang, perasaan senang ini sama seperti saat dulu Jimin oppa perhatian dengan ku. Ah aku tidak boleh suka dengan Jungkook.. perasaan senang ini pasti hanya karna aku sudah lama tidak diperlakukan seperti ini, iya kan?
***
Malam ini adalah malam perayaan ulangtahun Paman wook yang ke 60. Aku sengaja pulang lebih awal untuk bersiap karna kalian tau seperti apa perempuan bukan?
Drt.. Drt...
"Yeoboseyo?"
"Ini Park Hanna?"
"Iya benar, maaf ini siapa ya?"
" katakan padanya untuk berhenti mencari istriku"
"huh? Mak-"
tut... tut...
Aku mengerutkan dahiku ketika pria yang tak kukenal menutup telfonnya. Istri? dia? apa yang dia bicarakan? Aku benar benar tak mengerti apa maksudnya.
"HANNA!" teriak Taehyung oppa melambaikan tangannya .
Aku berlari ke arah pria itu dan memeluknya, hari ini aku pulang bersama Taehyung oppa karna aku mau membantu nya memilih setelan untuk nanti malam.
Setelah mendapatkan yang baju yang kita inginkan Taehyung langsung mengantarkan ku pulang, karna dia harus ke kantornya segera.
"Apa oppa yakin tidak ingin masuk dulu?" tanyaku pada Taehyung oppa sebelum aku keluar dari mobil
Taehyung oppa menggeleng. "Baiklah, kalau begitu. Bye oppa" ucapku kemudian turun dan melambaikan tangan padanya.
"Bye Hanna. Sampaikan salam ku untuk Jungkook okay? samapi bertemu nanti malam" ucapnya lalu melajukan mobilnya.
Aku berjalan masuk dan hal yang pertama aku lihat adalah Jungkook yang tengah berada di dapur sedang mengambil sebotol air di kulkas. Mataku dan matanya bertemu, ini aneh aku merasakan ada perasaan yang aneh dalam diriku. Entah kenapa aku merasa senang melihat Jungkook, perasaan ini sama seperti saat aku melihat Jimin oppa dulu. Aku tidak mungkin jatuh cinta pada Jungkook kan?
"Apa yang kau lihat?" ucapnya lalu menaruh kemabali botol tadi dan berjalan melewati ku.
"Tunggu" ucapku memegang ujung Hoodie yang dipakai pria ini. Jantungku berdegub kencang saat ini, aku gugup terutama saat ini Jungkook tengah menatapku. Walaupun tatapan yang diberikannya itu merupakan tatapan dingin seperti biasanya tapi entah kenapa aku mulai terbiasa bahkan kurasa aku mulai menyukai cara pria ini menatapku.
"Makasi untuk kemarin" ucapku yang kemudian tanpa sadar aku tersenyum padanya. Pria yang ada di depanku sedikit terkejut, aku bisa melihat itu dari mimik wajahnya.
"Terserah" ucapnya lalu menarik Hoodie yang ku pegang dan pergi kekamarnya.
Aku melihat ke tanganku yang tadi memegang hoodienya, perasaan aneh ini semakin kuat. "Wah.. sadar hanna, kau tidak mungkin suka dengan pria es batu itu" ucapku memukul kedua pipiku yang ternyata memanas.
***
To Be Continue
Vote it if you like it🌟
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Cold
FanfictionIt's easy to change what you think, but it's very hard to change what you feel . . . Sequel dari First Sight Yang belum baca First Sight yuk dibaca dulu, biar makin asik bacanya