8

73 17 0
                                    

Aku membuka mataku dan melihat langit langit kamar hotel ku.  Aku melihat ke layar hp ku sudah menujukan pukul 6 pagi. "arghh.. kepalaku sakit sekali" ucapku mendudukan diriku.

  Mataku membulat ketika aku melihat pantulan diriku di cermin yang menggunakan Night gown ku yang tembus pandang. "wuah apa apaan ini? apa yang terjadi? " ucapku memegang kepalaku mencoba untuk mengingat kejadian tadi malam.

Flash back on

  "Kita mau kemana?" tanyaku ketika Jungkook masih menarikku ke parkiran

  "Masuk" Ucap jungkook membukakan pintu mobil.

Aku masuk kedalam mobil dan kemudian mobil mulai jalan. "yak.. kau mau membawa ku kemana?" tanyaku melihat  Jungkook.

  Jungkook hanya menghiraukanku. "Yak.. kenapa kau tid- Wahh lengan mu benar benar keras.. " ucapku yang memegang lengan berotot Jungkook.

  Pria ini menarik lengannya tapi aku masih terus memegang lengan miliknya hingga akihirnya ia pasrah dan membiarkan ku memainkan lengannya

   "Eoh? bukankah ini hotel? tidak tidak aku tidak mau.. aku tidak mau melakukan sex denganmu" ucapku saat di lobby hotel. aku menarik tanganku yang di genggam Jungkook dan duduk di lantai menutup kedua payudaraku dengna tanganku

   "Haishh merepotkan" ucap Jungkook yang tiba tiba menggendongku ala bridal dan masuk kedalam lift.

Selama Jungkook menggendongku, aku terus menerus meraba dada bidang Jungkook"Yak bisa kau hentikan itu!" bentak Jungkook.

  "Ah wae.. aku menyukainya" ucap ku kembali meraba dada pria yang menggendongku ini

  Jungkook mempercepat langkahnya begitu pintu lift terbuka. Begitu sampai di kamar, Jungkook langsung menidurkanku dia atas kasur.

   "Eungh.." lenguh Hanna ketika tubuhku mendarat di kasur.

Aku melihat Jungkook yang berjalan menuju koperku, aku turun dari kasur kemudian berdiri tepat di hadapannya "Yak apa yang kau lakukan?" tanya Jungkook ketika aku menarik dirinya dan mendorong pria ini ke atas kasur hingga terduduk.

Aku melepas dress yang ku kenakan hingga menyisakan bra dan cd saja. "Y-yak" ucap Jungkook dengan wajah yang tampak gugup.

aku mendorong pria ini hingga terlentang dan kemudian duduk di atasnya. "Ayo melakukannya lagi dengan ku" ucapku menatapnya dan mendekatkan bibirnya ke bibir Jungkook.

sedetik kemudian Jungkook mengbuah posisiku hingga berada di bawah Jungkook. "tidur lah" ucap pria itu kemudian turun dari kasur menuju koperku. Pria itu membuka koperku dan dan mengambil salah satu Night Gownku lalu melemparnya ke hadapanku "pakai" ucap Jungkook datar lalu berjalan ke Balkon.

Flashback off

"HAISHH JINJJA.." ucapku frustrasi mengacak ngacak rambutku. Kenapa aku melakukan itu huh?! kau benar benar sudah gila. Aku menutup kepalaku dengan selimut dan berguling guling diatas kasur ini.

Saat aku mendengar suara pintu terbuka jantungku berdebar dengan cepat, aku benar benar tak tau harus kutaruh mana muka ini, tak bisakah aku menghilang saja dari dunia ini?

Aku membuka selimut ku dan melihat Jungkook yang berjalan ke arah kopernya mengambil baju kemudian masuk kedalam kamar mandi tanpa melihatku sama sekali. Bagaimana dia bisa melakukan itu? bagaimana dia bisa menganggap tidak ada apapun yang terjadi? Aku bahkan tidak berani menatapnya.

***

Semua orang berlalu lalang sibuk dengan tugasnya masing masing dalam hari pertunanganku dengan Jungkook yang digelar di halaman belakang rumah Jungkook. Walau acara yang di gelar hanya di datangi dengan orang orang terdekat dan juga tamu tamu penting tapi tetap saja ini merupakan acara yang cukup besar bahkan tak sedikit wartawan dari berbagai stasiun tv yang mencoba untuk masuk. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika ini adalah pernikahan.

Pada hari aku sampai di Korea dari Jepang aku pulang ke Apartment lamaku, hari itu ada seorang kurir yang datang membawa satu buket bunga mawar berwarna pink dengan surat berisikan satu hati berwarna hitam yang di bentuk dengan tangan.

"Kau benar benar cantik Nona" ucap gadis yang meriasiku. Aku hanya membalasnya dengan senyuman ku dan tak lama setelah itu aku selesai pada Makeupku.

  Saat sudah saatnya acara dimulai aku keluar dari ruang gantiku menuju belakang panggung. Mc yang bertugas memanggil namaku dan Jungkook untuk naik keatas. Dipanggung sudah ada appaku dan paman Wook, mereka berdua tersenyum padaku dan Jungkook begitu kami berada tepat dihadapan mereka saling melihat satu sama lain.

  Sang Mc menyuruh kami untuk bertukar cincin dihadapan kedua orang tua kami. Aku mengambil cincin yang sudah di siapkan dan memakaikannya pada tangan Jungkook yang dua kali lebih besar dari ku, sama halnya dengan Jungkook ia juga memakaikan cincin ke jariku.

   "Kau bisa memeluk tunanganmu sekarang" ucap Mc yang membuat para tamu mulai meneriaki ku dan Jungkook. Jantungku berdegub dengan sangat cepat saat ini, ditambah dengan Jungkook yang menatapku.

  "PELUK"

  "PELUK"

  "PELUK"

Teriak para tamu yang membuat ini semakin ramai dan membuatku semakin gugup. Namun semua itu langsung berhenti dan berubah menjadi sebuah bisikan antara para tamu yang membicarakan ku dan Jungkook karna pria yang baru saja menjadi tunanganku itu pergi begitu saja meninggalkan aku begitu saja diatas panggung.

  "Jeon Jungkook!" teriak paman Wook ketika Jungkook turun dari panggung.

"Biar Hanna saja paman" ucapku lalu berlari turun dari panggung menyusul Jungkook.

  Kali ini aku sudah tidak bisa menahan emosi ku, aku mengerti jika dia memang tak mau memelukku. Tapi apa  dia harus melakukan itu? meninggalkan ku di atas sana dan membuatku malu didepan seluruh tamu. Bukan hanya aku yang malu tapi juga keluarganya, apa dia tidak memikirkan itu?

   "Yak Jeon Jungkook!" ucapku sedikit membentak begitu masuk kedalam kamar pria ini.

"Kau gila? siapa yang mengatakan kau boleh masuk?" ucapnya kembali membentakku dengan menatapku dengan sangat tajam.

Entah dari mana aku mendapatkan kebraninan, kali ini aku membalas tatapan mematikan pria yang ada di hadapanku ini."Yak, aku tau kau tak menginginkannya! Tapi apa kau harus seperti itu?! kau hanya memepermalukan keluargamu dana keluargaku! apa kau tau itu!" ucapku dengan penuh amarah.

Jungkook diam dan memalingkan wajahnya kemudian membuka kulkas kecilnya dan mengambil sekaleng bir dan berjalan ke balkon. Ia mengahbiskan sekaleng bir itu dengan sekali teguk kemudian menyalakan rokok.

Aku menghela nafasku kasar melihatnya seperti itu "Yak.. aku tau kau tak menginginkan pertunangan ini, aku pun begitu. Tapi kita sama sama tak bisa menolak permintaan orang tua kita" ucapku. Jungkook masih tidak melihatku dan hanya fokus menghisap rokok yang ada ditangannya itu.

"Ayo kita buat kesepakatan"

***

To Be Continue

Vote it if you like it🌟

Mr.ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang