Tak terasa 7 tahun sudah terlawati setelah aku meninggalkan Korea. Aku bahkan sekarang sudah memiliki brand make up ku sendiri, tak hanya make up tapi juga skin care, perhiasan, dan juga pakaian. Dan aku bahkan sudah di nobatkan menjadi pengusaha muda terbaik Tahun lalu. Jika kalian mengatakan itu karna latar belakang keluarga ku, maka kalian salah semua ini kucapai dengan usahaku sendiri, aku tidak mengizinkan untuk appa dan eomma ku ikut campur tangan dengan usahaku.
Sampai saat ini aku belum mengekspos diriku sebagai putri tunggal keluarga Park maka jawabannya adalah tidak. Padahal saat ini media sangat gempar karna ada seorang gadis yang mengaku sebagai diriku di media. Kenapa aku diam saja? karna aku nyaman seperti ini.
Kalian sekarang pasti bertanya tanya dengan perasaan ku pada Jimin oppa, perasaan itu sudah hilang 5-4 tahun yang lalu. Awalnya aku pikir aku tidak akan bisa lepas darinya, tapi ternyata aku bisa dan aku bangga akan itu. Aku bahakan sudah sempat menjalin hubungan dengan beberapa orang walau tak bertahan lama.
PTSD ku pun juga sudah benar benar membaik, aku bahkan sudah jarang mengonsumsi pil penenang itu walau mimpi buruk masih lumayan sering ku alami.
Drtt.. Drtt..
"Yeoboseyo, eomma?"
"..."
"iya tunggulah.. aku sebentar lagi sampai"
"..."
"Eoh.. Nado Saranghae.." ucapku setelah itu memutus sambunganya.
Aku mempercepat laju mobil ku, saat ini aku sedang menuju ke kediaman orang tua ku. Memasuki semester 4 aku tidak lagi tinggal dengan orang tua ku, aku membeli sebuah unit untuk ku sendiri.
Eomma memintaku untuk makan malam di rumah karna sahabat appa dan dari korea datang katanya untuk membicarakan bisnis dengan Appa tak hanya sahabatnya tapi saudara angkat appa juga datang, dan kita akan makan malam bersama dengannya, dan aku juga ingin menginap untuk sementar waktu.
Apa aku bilang saudara angkat? iya, appa ku mempunyai saudara angkat bernama Park Jung Wan aku biasa memanggilnya paman Jung. Jadi kakek dan nenek ku dari appa, mengangkat Jongwan Samchon karna appa ku dulu suka bermain dengan paman Jung. Dan saat kakek dan nenek ku tau bahawa paman Jung adalah seorang yatim piatu, mereka mengambilnya dari panti asuhan dan merawatnya bersama dengan appa ku.
Paman Jung menikah setahun lebih dulu dari appa, tapi katanya setelah dia menikah dia menetap di korea sedagkan appa menetap di amerika karna bisnis.
Kalian tau apa yang aneh, selama ini aku tak pernah melihat istri dan anak dari Paman Jung. Bahkan saat aku di korea aku tak bertemu dengan Paman Jung, dia bilang dia sedang di tugaskan di jerman.
Begitu sampai di rumahku, semua pelayan yang bertemu dengan ku membungku memberi salam padaku. "Eomma dimana?" tanyaku pada salah satu pelayan
"sudah di ruang makan, sebaiknya agassi segera kesana" ucapnya membantu ku melepas mantelku.
Aku mempercepat langkahku menuju ruang makan "aa ini dia yang di tunggu tunggu, akhirnya datang juga" ucap appa menarikku.
"nah Hanna kenal kan ini sahabat appa yang sering appa ceritakan, Jeon Ji Wook yang terkenal itu" ucap appa antusias.
"Annyeonghaseyo.. Park Hanna imnida" ucapku memberikan bow 90 derajat padanya.
"Annyeong Hanna-ya.."
"Kau lihat Wook-ah, sudah ku katakan anak ku itu sangat cantik" ucap Appaku
"ah appa.. jangan seperti itu, aku malu" ucapku menyikut pelan perut appa.
"Wook-ah, Mirae tidak datang?" tanya eomma pada sahabat appa ini. Mirae adalah istrinya sekaligus sahabat eomma ku.
"Tidak Ashley, dia tidak bisa datang. Padahal jika dia ikut, dan dia melihat putrimu yang sangat cantik ini dia pasti akan histeris, kurasa dia akan sangat cocok dengan putraku" jawabnya.
"haaahh, padahal baru saja Hanna mau ku kenalkan dengan putraku" ucap paman Jung tiba tiba.
Aku hanya melihat mereka tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Saat ini aku hanya tengah fokus dengan makananku, Appa dan eomma sedang sibuk berbicara tentang hal yang tak ku mengerti dengan Paman Jung dan Paman Wook.
"Jadi bagaimana dengan bisnismu Hanna-ya, apa lancar?" tanya Paman Wook.
"emm lancar paman" jawabku.
"Kau tau, anak paman juga seumuran dengan mu. Dia sangat suka musik, dan sekarang dia sedang membantu paman menjalankan perusahaan di Seoul." Ucapnya.
"ah begitu? kurasa aku tak mengenalnya paman, aku hanya berada di korea 2 tahun saja" ucapku.
"Ah tak apa, lagi pula kalian akan segera menikah" ucapnya.
Aku membulatkan mataku terkejut mendengar yang baru saja di ucapkan Paman Wook. "Tunggu apa? menikah?" tanyaku terkejut.
"Apa kau belum memberitahunya?" tanya paman Wook pada appa.
"memberitau aku apa?" tanyaku.
"begini Hanna-ya.. kita berencana untuk menjodohkanmu dengan anak paman Wook" ucap eomma.
"ini bukan untuk bisnis atau semacamnya, kita hanya ingin lebih mendekatkan keluarga kita" kali ini Appa yang berbicara.
"Tapi.. " aku berdiri dan berlari ke kamarku.
Aku benar benar tak mengerti apa yang terjadi, kenapa tiba tiba aku di jodohkan? apa aku berbuat salah?
tok..
tok..
tok..
" Eomma masuk yaa?" tanya Eomma membuka pintu ku.
"Eomma.. kenapa tiba tiba sekali?" tanyaku
"Hmm tidak tiba tiba.. sebenarnya Eomma dan appa mu juga keluarga Jeon sudah menjodohkan kalian sejak kalian masih bayi" ucap Eomma.
"Tapi kenapa eomma tidak bilang padaku?"
"Eomma tidak memiliki alasan untuk itu. Sudahlah turuti saja, kau juga tidak mempunyai kekasih untuk waktu yang lama, lagi pula Eomma yakin kau akan menyukainya dia sangat tampan" ucapnya
"Tapi eomma, aku tidak mempunyai kekasih bukan karna aku tidak laku ya.. hanya saja aku sedang tidak ingin dan juga bagaimana eomma tau dia sangat tampan, memangnya eomma sudah pernah bertemu?" tanya ku
"sudah, dia bahkan pernah makan malam bersama dengan eomma dan appa"
"kenapa aku tidak tau?"
"kau sedang ke Milan saat itu" jawabnya.
"Ah eomma.. tapi kan kita tidak bisa menikah jika tidak ada rasa cinta" ucapku.
"Rasa cinta itu akan tumbuh seiring berjalannya waktu Hanna-ya, percayalah Eomma juga seperti itu. Apa kau pikir aku dan appa mu menikah karna cinta? aku menikah dengan Appamu juga karna di jodohkan, bahkan kami dijodohkan karna bisnis. Namun seiring berjalannya waktu tumbuh cinta diantara kita dan lahir lah kamu di dunia ini" ucapnya menyentuh ujung hidungku.
"Percayalah Hanna, cinta bisa datang dari mana saja dan kapan saja. Kau hanya harus menunggunya" ucapnya mengelus pipiku
"Kau sudah mengosongkan jadwal mu untuk minggu depan? kau ingatkan minggu depan adalah ulang tahun perusahan Appa mu yang ke 100, malam itu kita juga akan mengungumumkan siapa dirimu sebenarnya dan juga pertunanganmu dengan putra keluarga Jeon" ucap eomma.
"Tapi-"
"Tidak ada tapi tapian, kita sudah menyepakatinya Hanna. kau tidak ingat kau yang mengatakan bahwa kau akan mengatakan bahwa kau putri tunggal keluarga park saat ulang tahun perusaahan yang ke 100"
"eomma-"
"Selamat tidur cantik" ucapnya langsung keluar dari kamarku.
***
To Be Continue
Vote it if you like it🌟
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Cold
أدب الهواةIt's easy to change what you think, but it's very hard to change what you feel . . . Sequel dari First Sight Yang belum baca First Sight yuk dibaca dulu, biar makin asik bacanya