"HEOLL!!" ucapku menutup mulut melihat Jungkook mencium gadis itu.
"Apa yang kau lihat?"
"Haish Kamjagiya.." ucapku terkejut melihat Mingyu di belakangku dengan membungkukkan badanya agar kepalanya sejajar dengan kepalaku.
Kurasa Jungkook mendengar suaraku karna pria itu melepas ciumannya dan melihat kearah ku bersembunyi.
"Yakk.. dia melihat kesini..." ucapku mulai panik
"aa ottokhae..bagaimana ini? apa yang harus ku lakukan? dia kesini" ucapku panik ketika melihat Jungkook berjalan kearah ku.
"Yakk.. dia semakin dekat Ottokhae??" tanyaku dengan panik yang semakin menjadi jadi pada Mingyu.
CUP
Mataku membulat sempurna ketika aku sadar Mingyu menautkan bibirnya dengan bibirku. Ia melumat bibirku dan menarik pinggangku untuk mendekatkan tubuhku dengannya. Mendengar langkah kaki Jungkook yang semakin dekat aku justru membalas ciuman pria ini bhakan memperdalam ciumannya.
Jantung ku berdegub sangat kencang sekarang, tapi anehnya ini bukan karna Mingyu yang tengah mencimu ku melainkan karna aku yang bisa merasakan kehadiaran Jungkook saat ini. "Ah maaf" ucap Jungkkook lalu pergi.
Mendangar langkah kaki Jungkook yang sudah menjauh, Mingyu melepas ciumannya dan kita saling menatap satu sama lain "Maaf.. a-aku hanya-"
"Tak apa, aku mengerti. Terimakasih sudah menolongku" ucapku memberikan segari senyuman lalu pergi meninggalkan pria ini.
Setelah meninggalkannya aku baru meraskan malu, wajah ku memanas sekarang. Astaga Hanna.. apa yang kau pikirkan huh? kenapa kau justru membalas ciumannya? Hanna bodoh..
Aku segera memanggil taxi untuk pulang, masa bodoh jika appa dan paman wook tau aku tidak pulang dengan Jungkook. Jungkook sedang bersama kekasihnya, untuk apa aku mengganggunya kan?
***
Aku bangun dengan hanya memakai Night gown pendek yang tembus pandang. Semalam aku menghabiskan 1 botol wine sendirian.
Drt.. drt.. drt..
"emm.. eomma waeyo? ini masih sangat pagi, kenpa kau membangunkan ku?" tanyaku memegang kepalaku.
"..."
"MWO?! PUKUL 3 SORE?!" Tanyaku yang langsung sadar sepenuhnya. Aku melihat ke arah jam yang ada di atas nakas menunjukan pukul 3.15 sore.
"..."
"makan malam?"
"..."
"tunggu apa? Jungkok sudah menjemputku sekitar 1 jam yang lalu?" tanya ku panik memutus panggilannya dan berlari keluar kamar.
Kalian bisa membayang kan sendiri betapa terkejutnya aku krtika melihat Jungkook yang tengah duduk di sofa ruang tamu.
"Yak bagaimana kau bisa masuk?" tanyaku pada pria itu.
Jungkook tidak mengatakan apapun dan hanya melihatku dari atas sampai bawah. Aku yang menyadari ada yang aneh, melihat ke tubuhku sendiri. Aku reflek menyilangkan kedua tanganku menutupi kedua payudaraku yang terpampang jelas di balik Night gown transparan ini.
Aku segera masuk kembali ke kamarku dan menguncinya. "Woah.. kau benar benar sudah gila Hanna" ucapku frustrasi pada diriku sendiri di cermin.
Setelah puas mengacak ngacak rambutku sendiri aku segera bersiap untuk makan malam dengan keluarga Jungkook. "Aku sudah selesai" ucapku pada Junngkook begitu keluar kamar.
Jungkook tidak berkata apapun dan hanya melihatku laluberjalan keluar. "Cih.. dasar manusia es" gumamku kemudian mengikutinya dari belakang.
Begitu didalam mobil Jungkook tidak langsung melajukan mobilnya "Kita tidak jalan?" tanyaku. Jungkook hanya diam tidak menjawab pertanyaan ku.
"Jung-"
Ucapanku langsung terpotong ketika Jungkook yang tiba tiba mendekat. Jantungku berdegub sangat cepat dan Aku memejamkan mataku juga menyilangkan kedua tanganku di dadaku.
KLIK
Aku membuka mataku perlahan ketika mendengar suara sabuk pengan terpasang "K-kau bisa memberitauku" ucapku canggung karna aku pikir pria ini akan menyerangku. Tanpa mengatakan apapun Jungkook langsung menginjak pedal gas dan melajukan mobilnya menuju rumah Jungkook.
"Akhirnya.. calon menantu eomma sampai.." ucap Ibu jungkook ketika aku sampai. "Ah iya.. mulai sekarang kau harus memanggilku eomma okay?" ucapnya lagi menuntuku ke ruang makan dimana Eomma dan Appa sudah duduk.
Saat ini aku tengah duduk di sebelah Jungkook menikmati hidangan yang disapkan keluarga Jeon. Sedari tadi yang berbicara hanya orang tuaku dan orang tua Jungkook, sedangkan aku? aku hanya berbicara ketika mereka bertanya padaku.
"Jadi bagaimana jika 3 hari lagi?" tanya paman wook.
"Appa bukankah itu terlalu cepat?" ucap Jungkook tiba tiba membuka suara.
"Itu hanya upacara Kook-ah, kami hanya ingin setidaknya kau memiliki ikatan dengan Hanna" jawab ibu Jungkook.
"argh!" ucap Jungkook berdiri meninggalkan meja makan.
"Hahh.. maaf kan sikap Jungkook hanna-ya, dia hanya terkejut dengan semua ini" ucap paman Wook.
Aku menarik segaris senyuman "tak apan paman, hanna mengerti" ucapku.
Sebenarnya aku juga keberatan dengan semua ini, tapi mau bagaimana lagi aku hanya bisa pasrah. Sedari dulu aku memang tak bisa membantah perintah appa.
"Hanna-ya.. apa kau bisa membawakan ini ke kamar Jungkook? dia sama sekali tidak menyentuh makannya" ucap Ibu Jungkook menyerahkan nampan berisi makan malam Jungkook.
Dengan ragu aku mengambil nampan itu dan naik kelantai dua menuju kamar jungkook.
"Noona... Jika kau dengar ini kumohon hubungi aku"
Aku bisa mendengar suara Jungkook dari dalam kamar yang mencoba mengubungi seseoarng.
TOK..TOK...
Aku membuka pintu dan masuk kedalam kamar Jungkook.
"Apa aku sudah mengizinkanmu masuk?" tanya Jungkook dengan sangat dingin ketika melihat ku masuk.
"Maaf.. tapi aku hanya-"
PRANG
Jungkook melempar nampan yang ada di tanganku lalu mendorng ku ketembok. "Aahh" ringisku ketika punggungku terbentur.
Jungkook mendekat ke arah ku dan memegang kedua pipiku dengan satu tanganya denga sangat keras. Tatapannya benar benar dingin dan menyeramkan hingga tanpa sadar airmataku mengalir di pipiku.
"Haishh.. menyebalkan" ucapnya melepaskan pipi dengan kasar.
Aku hanya bisa melihatnya yang meninggalkan ku menuju balkon dan kemudian menyalakan rokoknya. Saat itu aku benar benar marah, aku keluar dari kamar Jungkook dan mengapus airmataku.
"Appa.. apa hanna boleh pulang duluan? hanna tidak enak badan" bohongku.
"tentu saja, biar jungkook yang mengantar mu" ucap paman wook.
" huh? ee tidak usah paman hanna menggunakan taxi saja, tadi Jungkook bilang dia bilang ingin istirahat" bohongku lagi
"Kau yakin?" tanya lagi. Aku menganguk lalu kemudian pamit pada mereka semua lalu pergi keluar.
Saat aku berjalan menuju gerbang aku menyempatkan untuk melihat pria yang tengah menatapku dari balkon kamarnya dengan rokok ditangannya. Aku membuang mukaku lalu kembali berjalan keluar gerbang rumah besar ini.
Tepat saat di depan gerbang sebuah mobil berhenti "Hanna-ya.. "
"Eoh? Mingyu?"
***
To Be Continue
Vote it if you like it🌟

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Cold
FanfictionIt's easy to change what you think, but it's very hard to change what you feel . . . Sequel dari First Sight Yang belum baca First Sight yuk dibaca dulu, biar makin asik bacanya