(M)
Aku menutup laptop dan merapikan semua dokumen yang sudah selesai kubaca. "haa.. lelahnya.." ucapku meregangkan tubuhku. Sepulang dari acara itu aku memang memilih untuk mengerjakan beberapa kerjaan ku selagi aku tidak merasakan ngantuk sama sekali.
Aku mengenakan jaketku karna night gown yang kugunakan malam ini tidak berlengan dan entah kenapa aku merasa dingin malam ini. Aku turun kebawah untuk minum air.
Aku melihat ke Jam dinding sudah menunjukan pukul 2 pagi dan Jungkook belum juga pulang. 'apa dia baik-baik saja?' Kalimat itu terlintas dikepalaku begitu saja.
Tak lama pintu terbuka, Jungkook masuk dengan jalannya yang sempoyongan dan berhenti di depanku.
"Kau mau minum?" tawarku. Jungkook membalas pertanyaanku dengan anggukan.
"Sebentar, aku ambil gelasnya dulu" ucapku berjelan menuju rak
Saat aku mengambil gelas sebuah tangan melingkar memeluk pinggangku. Aku sontak membeku terkejut karna ini adalah tangan Jungkook. "Y-ya..apa yang kau lakukan" tanyaku dengan detak jantung yang mulai terpacu dengan cepat sekarang.
Darahku mulai berdesir ketika Jungkook tiba tiba menciumi tengkukku "mmph" aku menahan desahku karna Jungkook yang mulai menciumi leherku.
Aku yang sadar langsung melepaskan tangan Jungkook dari pinggangku dan melangkah pergi. Namun tangan ku di tarik oleh Jungkook dan sedetik kemudian ia mencium bibirku. Ia mencium bibirku dengan sangat lembut hingga aku terbuai dan membalas lumatan Jungkook.
Entah setan dari mana yang masuk kedalamku aku justru memperdalam ciumanku. Ditengah tengah ciumanku dengan Jungkook, ia menggendongku dan mendudukanku diatas meja pantry.
Selagi saling menikmati ciuman itu, Jungkook membuka jaket yang kugunakan dan membuangnya sembarang. Ciuman Jungkook semakin lama semakin turun ke leherku. Tangan kirinya berada di pinggangku dan tangan kanannya mulai meraba pahaku.
Perlakuan Jungkook benar benar memabukankku, disatu sisi aku ingin berhenti karna ini salah tidak seharusnya kita melakukan ini. Tetapi di sisi lain aku tak ingin berhenti, persaan ini berbeda dari sebelumnya saat Justin dan LeeJaehyeong tujuh tahun lalu melakukan hal yang sama dengan Jungkook sekarang. Aku tidak bisa menjelaskan bagaimana rasanya tapi aku menyukai perasaan ini.
"Noona.. "
Deg
Degub jantungku yang tadinya terpacu dengan sangat cepat karna perlakuan Jungkook ini, seketika berhenti saat mendengar kata yang baru saja keluar dari mulut Jungkook, Noona? apa saat ini dia berpikir aku bahwa aku adalah orang lain? dengan cepat aku mendorong tubuh Jungkook menjauh.
Plak
Aku menatap pria yang ada dihadapan ku, Ini adalah kali kedua aku menampar pipi pria bermarga Jeon ini. Jungkook tampak terkejut melihatku "H-hanna?" ucapnya tebata. Aku turun dari meja Pantry mengambil jaketku yang di lempar Jungkook dan mengenakannya.
"H-hanna.." ucapnya menahan pergelangan tanganku. Aku menepis tangan Jungkook lalu berjalan masuk kedalam kamarku.
Begitu aku mengunci pintu kamarku tubuhku terjatuh lemas, air mataku langsung mengalir dengan sangat deras di pipiku. Aku tak mengerti kenapa rasanya sakit sekali. Apa aku benar benar mulai jatuh cinta pada Jungkook?Tidak itu tidak mungkin, tapi kenapa aku merasa sangat sesak saat aku tau Jungkook mengira aku adalah gadis lain?
***
Aku berjalan menuju kamar mandi begitu alarm hpku berbunyi. Sesungguhnya aku tidak membutuhkan alarm ini, karna semalam aku tidak bisa tidur sama sekali.
"Shit" gumamku ketika melihat kissmark yang lumayan banyak di leher dan dadaku. Kurasa hari ini aku akan menggunakan Turtle neck saja .
Sebelum keluar aku mengambil dan mengeluarkan nafasku, aku belum siap bertemu dengan Jungkook karna kejadian semalam.
Dengan mengendap ngendap aku turun menuju dapur. Semalam aku berencana untuk membuat ramyeon tapi karna Jungkook, aku harus mengurungkan keinginanku itu.
Langkahku terhenti ketika aku melihat diatas meja pastry terdapat roti panggang, scrambled egg, dan bacon. "Mwoya.. dia membuatkan ini untuk ku?" gumamku yang tanpa sadar tersenyum. "kyeopta" ucapku tanpa sadar lalu menyuap scramble egg kedalam mulutku.
Aku yang sadar dengan tingkah anehku sendiri memutuskan untuk mengambil hpku dan membuat janji pada psikiaterku yaitu Hoseok oppa dan berkonsultasi tentang ini dengannya. Ini sudah tak bisa ku tolerir lagi, aku tidak mungkin dan tidak boleh jatuh cinta pada Jungkook.
***
Kulangakahkan kakiku menelusuri lorong rumah sakit menuju ruangan milik Hoseok oppa. "Annyeong oppa.." sapa ku begitu masuk kedalam ruangan dan melihat Hoseok oppa yang tengah sibuk dengan catatan pasien.
"Eoh wasseo.. duduklah, kau ingin berkonsultasi soal apa?" tanyanya.
"Oppa.. akhir akhir ini aku merasa ada yang aneh dengan diriku sendiri. Jadi akhir akhir ini aku akan selalu gugup, jantungku akan berdegub sangat kencang dan wajahku akan memanas setiap berbicara atau bahkan bertemu dengan pria ini. Aku akan tanpa sadar tersenyum jika aku memikirkan pria ini" Jelasku.
Hoseok oppa tiba tiba tertawa dan melepaskan kacamatanya yang ia gunakan "Hanna-ya.. apa kau pernah merasa kesal atau marah ketika pria itu tidak merespon mu atau mungkin saat dia membicarakan perempuan lain didepan mu?" tanya Hoseok oppa.
Pertanyaannya membuat aku mengingat kembali ke kejadian-kejadian lama, aku memang suka kesal dengan Jungkook jika pria itu tidak meresponku atau bersikap dingin dengan ku dan juga saat semalam Jungkook menganggapku gadis lain aku juga benar benar marah dengannya.
"Em.. ne oppa" jawabku.
"Hanna-ya... kau itu jatuh cinta padanya" jawab Hoseok oppa yang sukses membuat mataku membulat sempurna.
"eihh jangan bercanda oppa, aku tidak mungkin suka dengan Jungk-" aku langsung mengehentikan ucapanku ketika aku sadar aku sudah menyebutkan namanya.
"Hanna-ya.. apa kau ingat kau pernah bercerita tentang yang kau rasakan saat menyukai Jimin padaku? apa kau sadar yang baru saja kau ceritakan padaku itu hal yang sama?" tanya Hoseok oppa. Aku hanya diam dan tak tau mau mengatakan apa.
"Hanna-ya.. dulu kau pernah bilang setiap kau melihat Jimin kau pasti akan gugup dan jantung mu berdegub sangat kencang, bukan kah itu juga yang kau rasakan bersama Jungkook?" tanya Hoseok oppa yang kubalas dengan anggukan kecil.
"Kau juga pernah mengatakan kalau setiap kau melihat Jimin sedang bersama dengan sohee lalu mengabaikanmu kau akan marah juga sedih, hal itu juga kau rasakan saat Jungkook mengacuuhkan mu kan?" tanyanya lagi. Aku kembali mengangguk.
"Bukan kah itu sudah jelas? Kau menyukai Jungkook" ucapnya lagi
"Aku? menyukai Jungkook?"
***
To Be Continue
Vote it if you like it🌟
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Cold
FanfictionIt's easy to change what you think, but it's very hard to change what you feel . . . Sequel dari First Sight Yang belum baca First Sight yuk dibaca dulu, biar makin asik bacanya