2

91 23 3
                                    

   Setelah berjam jam lamanya berada di dalam pesawat, akhirnya aku turun dan menghirup udara yang sangat familiar ini.

   "Appa.. apa aku boleh berjalan jalan sebentar?" Tanya ku pada appa ku yang sibuk dengan hpnya di dalam mobil.

   "Tentu, jangan terlalu larut pulangnya kau masih harus beristirahat untuk besok" jawab appa ku.

   "Okay!! Ajussi, bisa kau turun kan aku di halte itu?" Tanya ku pada supir pribadi appa.

   Tak lama setelah aku mengatakan itu, mobil berhenti dan aku turun. Aku mengambil ponselku dan mencari nomor Yoongi oppa disana.

   "Yeoboseyo. Hanna-ya ada apa??"

   "Oppa... aku sedang berada di dekat cafe mu, apa kita bisa bertemu?"

    "Kau di korea? Kenapa kau tidak bilang sebelum datang? Aku sedang di bandara mau kembali ke seoul dari Jeju"

    "Ah begitu.. hmm maaf aku tidak memberitahumu oppa, baiklah kalau begitu aku akan menemui oppa lain kali saja"

    Jujur saja aku sedikit kecewa, tepat begitu telfon mati aku menghentikan langkahku karna aku sudah berada di depan cafe Yoongi oppa.

   Aku tentu tidak ingin membuang waktuku begitu saja jadi aku memutuskan untuk membeli iced americano.

   Aku memilih untuk duduk ditempat pertama kali aku datang ke sini bersama Jimin oppa dan Taehyung oppa.

   Semua yang ada di disini sepertinya tengah sibuk membicarakan putri keluarga park yaitu aku yang akan memperlihatkan diri ke publik. Aku tidak mengerti kenapa mereka sangat antusias.

   "Ehem.."

   "Nugu?" Tanyaku ketika melihat seorang pria tinggi yang datang ke mejaku.

   "Apa kau Hanna?" Tanyanya.

   "N-ne, nuguseyo?"

   "Mungkin kau tidak mengingatku, tapi aku adalah pria yang duduk di sebelahmu 7 tahun lalu saat di pesawat dari korea ke amerika" ucapnya.

   Aku sedikit terkejut karna dia bisa mengingatku. "Emm.. lalu ada apa ya?" Tanyaku

   "Ah iya" ucapnya lalu mengambil sesuatu di dalam dompetnya. "Ini" ucapnya menunjukan gantungan kunci berbentuk namaku yang di berikan Taehyung oppa saat ulang tahunku 7 tahun lalu.

   "Wah.. bagaimana kau bisa memilikinya?" Tanyaku antusias memandang gantungan kunci yang ku pikir sudah hilang.

   "Itu terlepas saat di pesawat 7 tahun lalu" ucapnya.

   "Aku sangat berterima kasih" ucapku memberi bow pada pria ini.

   "Tentu saja"

   "Ngomong-ngomong siapa namamu?" Tanya ku selagi berjalan keluar untuk pulang.

   "Mingyu"

   "Kalau begitu aku akan pulang duluan Mingyu-ssi" ucapku membuka aplikasi uber.

  "Biar aku mengantarmu" ucapnya tiba tiba.

Aku melihatnya sedikit terkejut dan bingung, kita baru mengenal satu sama lain tapi kenapa dia berani sekali menawarkan diri untuk mengantarku. "Emm.. kurasa tidak perlu. Aku bisa sendiri" ucapku, bukan aku tidak mau tapi hanya saja sejak kejadian kejadian 7 tahun lalu aku sedikit takut dengan orang baru.

   "Sudah tak apa, aku tidak ada niat jahat padamu" Pria ini  langsung menarik tangan ku menuju mobilnya. "masuklah" ucapnya membukakan pintu.

  Dengan rasa was was aku masuk kedalam mobil dan mengenakan sabuk pengaman dan ia melajukan mobilnya. Kami hanya berkendara 30 menit saja, selama di perjalanan aku mengatakan arah tidak lain.

  "Terimakasi sudah mengantarku" ucapku padanya setelah keluar dari mobilnya.

"Tentu saja, aku punya firasat kita akan bertemu lagi jadi sampai jumpa lagi" ucapnya melambaikan tangan dan tersenyum padaku lalu melajukan mobilnya.

***

   "Apa kau gugup sayang" ucap Eomma yang tengah duduk di atas kasur ku melihatku merias diri.

  "Tentu saja aku gugup, ini pertama kalinya aku memberitahu identitasku yang selama ini ku tutupi. Bagaimana Eomma?" ucapku menunjukan rambutku yang baru saja ku tata

  "Cantik seperti biasanya. Cepat lah turun, acara akan segera di mulai." ucapnya mengelus pundakku lalu keluar dari kamarku.

  Aku mengangguk lalu kembali melihat diriku di cermin. Helaan nafas keluar dari mulut ku, sejujurnya aku tidak ingin jati diriku di ketahui. Kenapa? kana ketika mereka tau aku adalah putri tunggal dari keluar nomor 1 di korea  maka mereka akan memperlakukanku berbeda dari yang lain, dan aku tidak suka itu.

   "Kau bisa Park Hanna" ucapku pada diriku sendiri di cermin.

  Aku mengenakan heels ku dan berjalan menuju ballroom yang kini sudah di penuhi oleh para tamu.

   "HANNA-YA!"

   "HAERYEONG-Ah, WONWOO-YA!! AKU SANGAT MERINDUKAN KALIAN" teriak ku berlari memeluk sahabatku itu.

   "kenapa kau tidak mengatakan kalau kau kembali?" tanya Wonwoo.

   "Aku tadinya mau memberi kalian surprise besok, tapi siapa sangaka aku bertemu dengan kalian disini" ucapku melepas pelukanku.

   "Bagaimana kau bisa ada disini?" tanya Haeryeong.

   "Eee.. soal itu..."

   "Mrs Hanna" ucap seorang pelayan. Aku melihat kearah pelayan itu dan mengerti bahwa sudah saatnya.

   "Ya, aku harus pergi. Aku akan menemui kalian lagi" ucapku lalu pergi menuju belakang panggung dimana orang tua ku berada.

  "Hadirin sekalian, Mari kita sambuut pria yang sudah menyelengarakan acara ini, Park In Sung"  ucap Mc di ikuti dengan appa yang naik keatas panggung.

  "Saya ucapakan terimakasih pada semua yang sudah hadir ke acara ini. Saya harap kalian dapat menikmati acara ini.   Saya disini ingin memperkenalkan satu satu nya putri saya, yang pasti para hadirin sekalian sangat penasaran karna kami tak memperlihatkannya wajahnya Hadirin pasti penasaran dengan alasannya, saya sendiri juga tidak tau alasan kenapa dia tak mau menunjukan dirinya. Jadi.. Hanna-ya" panggil Appa.

   Mendengar namaku di sebut aku naik keatas panggung. Para wartawan langsung memfotoku, saat ini aku bisa melihat kedua temanku itu tampak terkejut meliahtku naik keatas panggung.

  "Annyeonghaseyo Park Hanna imnida.." ucapku memberibow pada semua yang hadir di acara ini.

  "Tak hanya itu hari ini saya juga akan memberikan pengunguman penting, Wook-ah naiklah..." ucap Appa meminta paman Wook untuk naik ke atas panggung.

"Jadi seperti yang kalian tau saya dan pria disamping saya ini sudah bersahabat sejak lama, dan kami ingin tali persahabatan ini menjadi lebih kuat lagi, jadi saya dan Ji Wook akan menikahkan kedua anak kami" ucap Appa yang membuat semua orang ricuh

Setelah mengucapkan terimakasih aku, appa dan paman Wook turun dari atas panggung. "Apa sebaiknya kita memepertemukan mereka sekarang?" tanya Appa pada paman Wook.

"Emm sebaiknya begitu, ayo kurasa Mirae akan segera datang bersama putraku. Sebaiknya kita duluan" ucap Paman Wook merangkul appa ku dan pergi.

Eomma menarik ku dan mengajak ku ke dalam sebuah ruangan yang terdapat meja yang sangat besar. Saat aku masuk aku melihat ada Haeryeong dan Wonwoo yang tengah duduk di meja itu.

Aku memberikan tatapan yang bertanya tanya pada mereka, mereka pun memberikan tatapan yang sama padaku.

"Apa Mirae belum datang?" tanya Paman Wook pada wanita yang duduk di samping Haeryeong, aku yakin itu adalah ibunya.

Tunggu sebentar, jika ini adalah pertemuan kedua keluarga dan sekarang di dalam sini ada Haeyeong, bukankah berarti harusnya ada Jungkook? Atau jangan jangan

"Ah akhirnya kau datang.. Hanna-ya kenalkan calon tunanganmu-"

"JEON JUNGKOOK?!"

***

To Be Continue

Vote it if you like it🌟

Mr.ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang