"Ya ampun apa yang terjadi padamu? Kenapa rambutmu--"
Hani hanya terdiam dengan raut wajah datar. Rambutnya mengembang sempurna, matanya sedikit bengkak karena menangis ditambah perih karena Namjoon yang mengendarai motornya seakan kehilangan akal.
"Maaf tapi kau lebih kelihatan seperti, badut? Haha!"
"Ish ayah apaan sih?! Tolong jangan membuatku marah, aku sedang kesal!"
Sang ayah menatap kepergian anak tunggalnya itu sambil tersenyum, dia memang menggemaskan kalau sedang marah.
Hani memasuki kamarnya seraya membanting pintu. Tasnya ia lempar ke sembarang arah, kemudian menjatuhkan dirinya sendiri ke atas kasur ber-seprai ungu.
Gadis itu menatap langit-langit kamar. Mendadak ia kembali teringat kalau Kim Seokjin meninggalkannya sendirian di sekolah tadi.
"Kalau kau berada di depanku sekarang, aku akan menggigitmu dan menjambak rambutmu sampai botak!" teriak Hani sambil menggigiti guling yang sedari tadi berada pada dekapannya.
Hani terdiam beberapa sesaat, memilih untuk mendengarkan suara televisi dari ruang tengah di tambah suara berisik dari dapur. Sepertinya ayah sedang memasak, pikir Hani.
Baru saja Hani beranjak dari tempat tidur, teriakkan sang ayah tiba-tiba terdengar.
"Jeong Hanira, ada Seokjin!"
Sontak Hani melompat kembali ke atas kasur dan menyelubungi seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Hanira Jeong, kau di dalam?" tanya seseorang yang mengetuk pintu kamar Hani. Siapa lagi kalau bukan Kim Seokjin.
Hani semakin mengeratkan selimutnya. Namun selang beberapa detik pintu kamarnya di buka oleh pria bermarga Kim itu.
"Apa kau sudah tidur? Yah sayang sekali, padahal aku datang ke sini untuk memasak makanan favoritmu."
"Benarkah?" tanya Hani girang sembari terbangun dari tidur bohongannya itu.
Seokjin tersenyum lalu mengacak rambut Hani gemas. "Sudah berani pura-pura tidur ya?"
Seketika Hani teringat kalau dia sedang marah pada pria di hadapannya ini. Gadis itu mengubah raut wajahnya menjadi datar.
"Oh maaf tapi aku sudah makan," jawab Hani ketus tanpa menatap Seokjin.
"Kau masih memakai baju sekolah, dan-- ya ampun bau keringatmu saja sampai tercium kemana-mana loh!" kata Jin sambil mengibas-ngibaskan tangannya.
"Aku tidak bau!
Seokjin tersenyum teduh. Ia berjalan mendekati Hani, merengkuhkan kedua lututnya agar ia bisa menatap gadis itu lebih dekat.
"Kau marah?"
"Menurutmu?" tanya Hani balik.
Seokjin menundukkan kepalanya. "Maaf ya. Sungguh aku lupa kalau kau menungguku. Kau mau memaafkan aku kan?"
Hani terdiam beberapa saat kemudian mengangguk. "Aku akan memaafkanmu, tapi dengan satu syarat."
"Apa itu?"
Gadis itu menghadapkan tubuhnya mengarah pada Seokjin lalu tersenyum miring. "Kau harus memasak Naengmyeon untukku."
Seokjin tertawa kecil lalu menggenggam tangan Hani. "Baiklah aku akan memasak Naengmyeon, tapi kau harus mandi dulu, setuju?"
Hani mengangguk lucu kemudian berlari cepat menuju ke kamar mandi. Seokjin tersenyum tipis sebelum ia meninggalkan kamar sahabat kecilnya itu.
Di dapur, ayah Hani masih berkutat dengan sayuran. Sebelum memasak, Seokjin memakai celemek abu yang menggantung di dekat freezer kemudian mendekati ayah Hani.
KAMU SEDANG MEMBACA
another day || knj ✓
Fanfiction[COMPLETED] Kim Namjoon dan Jeong Hanira. Kedua insan yang sama-sama merasakan bahwa cinta pertama, tak selalu berarti sebagai cinta sejati. Gambar yang ada di cerita ini di ambil dari pinterest dan sumber lainnya.