Chapter 13

138 24 19
                                    


"Kau sibuk hari ini?"

Sembari membersihkan rumah, Namjoon berbicara lewat telepon dengan seseorang.

"Hm, aku harus membersihkan rumah."

Terdengar helaan napas gusar dari orang yang menelepon Namjoon. Cukup lama saling diam, akhirnya pria berlesung pipi itu menyimpan handphone-nya di atas meja, tanpa memutuskan panggilan telepon. Namjoon me-loud speaker-kan suaranya agar bisa terdengar walau jaraknya cukup jauh.

"Memangnya membersihkan rumah butuh waktu seharian?" tanya orang itu.

Tanpa menjawab, Namjoon terus melanjutkan kegiatannya. Hari libur seperti ini bukannya ia habiskan untuk beristirahat justru membuat Namjoon lebih sibuk dari biasanya.

"Hei bodoh, kau dimana?!"

PRANG

Suara nyaring terdengar bahkan sampai kepada orang yang menelepon Namjoon. Terdengar tawa meremehkan dari orang itu, sedangkan Namjoon hanya bisa berdecak sebal karena kelakuannya sendiri.

"Cukup Kim Namjoon, jangan pegang apapun lagi. Aku akan ke rumahmu sekarang."

Tepat setelah itu, sambungan telepon pun terputus. Suara nyaring itu berasal dari jatuhnya piring yang di pegang Namjoon. Bukan sengaja, lelaki itu hanya ingin mencuci piring saja.

Namjoon berjongkok untuk membersihkan serpihan piring yang masih tersisa. Bukannya beres, malah jari telunjuknya yang terluka.

Bel rumah berbunyi. Namjoon mencuci tangannya sebelum ia membukakan pintu rumah. Tampaklah seorang pria dengan kaos hitam juga celana jeans hitam, dan sendal jepit putih. Dia tersenyum dengan gummy smile-nya lalu memasuki rumah itu tanpa persetujuan Namjoon.

"Berapa piring yang sudah kau pecahkan?"

Namjoon melirik tajam pria berkulit pucat yang tengah berjalan di sampingnya. "Ck, kau terlalu berlebihan, Min Suga."

Suga mengangkat bahu acuh, hingga mereka tiba di dapur yang cukup berantakan. Suga mengedarkan pandangan sambil menggeleng kecil, membiarkan Namjoon sendirian di rumah benar-benar berbahaya.

Tatapan Suga terjatuh pada bercak merah di sekitar serpihan piring, melihatnya saja pria itu sudah mengerti. Suga menoleh kemudian memandangi salah satu tangan Namjoon.

"Obati dulu lukamu, biar aku yang membereskannya."

Layaknya seorang adik, Namjoon menurut kemudian membawa benda pipih yang sebelumnya tergeletak di atas meja. Sekedar informasi, luka di tangan Namjoon tidak terlalu sakit, hanya perih.

Namjoon tiba di kamarnya lalu mulai mengobati luka kecil itu. Tak lama handphone di saku celananya bergetar, ada seseorang yang menelepon.

Dahi Namjoon mengerut kala tertera nomor tidak dikenal tengah memanggilnya. Cukup lama berpikir, pria berlesung pipi itu akhirnya menerima panggilannya.

"Hallo? Apa benar ini nomor Kim Namjoon?"

Namjoon terdiam sesaat, ia merasa tak asing dengan suara ini. "Iya benar, maaf ini siapa?"

"Aku Jaera, bisakah kau bertemu denganku sekarang? Aku sudah berada di cafe dekat rumahmu."

Namjoon terkejut. Tanpa pikir panjang ia langsung berlari dan mengganti pakaiannya, untung saja sebelum membersihkan rumah Namjoon menyempatkan untuk mandi terlebih dulu.

"Hallo?"

Dengan pakaian yang sudah rapi Namjoon kembali berbicara. "Ah tentu saja aku akan segera datang."

another day || knj ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang