Chapter 19

147 20 4
                                    


"Ini, minumlah."

Seokjin menyodorkan sebotol soda. Dalam hati sebenarnya Hani ingin menolak, namun entah mengapa tangannya sendiri justru bertindak lain. Hani menerima soda itu, berbarengan dengan Seokjin yang duduk di sebelah Hani.

“Waktuku tidak banyak, aku harus segera kembali ke kelas. Cepat katakan apa yang ingin kau bicarakan denganku."

Seokjin tersenyum miris sambil menundukkan kepalanya. Hani kesal, bukannya bicara Seokjin malah diam seakan tak mendengar perkataan Hani barusan. Merasa waktunya terbuang sia-sia, Hani pun berdiri dari tempat duduknya. Namun tak lama setelahnya, Seokjin membuka mulut.

"Padahal dulu kau rela tertinggal pelajaran hanya untuk berbicara denganku."

Hani menghentikan langkahnya, lalu kembali duduk di sebelah Seokjin. Tidak ada yang berbicara, keduanya diam sambil menatap ke depan. Seokjin menghela napas panjang, kemudian mengalihkan atensinya pada Hani.

"Tidak ada yang ingin kau katakan padaku?"

Hani tersenyum remeh lalu menoleh pada Seokjin. "Kau memanggilku hanya untuk ini? Buang-buang waktu saja."

Terlanjur kesal, tak pikir panjang Hani langsung berdiri kemudian berjalan untuk kembali ke kelasnya. Seokjin berdiri dan langsung memegang pergelangan tangan Hani dari belakang.

"Apa karena si Namjoon itu kau jadi melupakanku, Jeong Hanira?"

Hani tersenyum tipis. Ia berbalik badan, melepaskan cengkraman Seokjin dari lengannya lalu menatap Seokjin cukup lama.

"Apa karena si Jaera itu kau juga melupakanku, Kim Seokjin?"

Seokjin mengernyitkan dahinya heran. "Apa maksud--"

"Sebenernya aku tidak ingin menanyakan ini, tapi--" Hani menarik napas pendek, "kau memandangku sebagai apa selama ini?"

Seokjin terdiam beberapa saat sebelum menjawab. Ia bingung harus mengatakan apa. "Aku menganggapmu sebagai--"

"Lihat, kau bahkan berpikir hanya untuk menjawab pertanyaan sesederhana itu." Hani tersenyum kecewa.

Kali ini, Hani benar-benar pergi. Jujur hatinya sangat sakit sekali. Bertahun-tahun mereka bersama tapi sepertinya hanya Hani yang bergantung pada Seokjin.

Hani tiba di kelasnya. Di atas mejanya, ada banyak sekali buku. Hani duduk di kursinya sambil menatap heran buku-buku itu. Di atas salah satu bukunya, ada notes yang menempel.

Belajar yang rajin. Ini buku-buku kelas 10 milikku. Kau bisa bertanya padaku jika ada materi yang belum kau pahami. Minum vitamin juga, jangan sampai kau sakit.

Hari ini kau harus mengulang ujian harian Matematika kan? Jangan temui aku jika nilai mu di bawah 70.

jun.


"Kenapa dia menyebalkan sekali?!" Hani berteriak tiba-tiba, membuat orang-orang yang berada di kelas langsung menoleh padanya.

Namjoon melihat Hani di balik jendela. Ia tersenyum tipis, entah kenapa melihat wajah Hani yang sedang kesal seperti itu malah membuat Namjoon gemas.

Namjoon berjalan menuju ke kelasnya, namun seseorang tiba-tiba saja menarik kerah baju Namjoon lalu mendorongnya sampai-sampai punggung Namjoon menghantam dinding cukup keras.

"Kau puas sekarang?"

Namjoon merotasikan bola matanya, baru setelah itu dia menatap Seokjin yang kini masih mencengkram kerah bajunya. "Apa maksudmu?" Namjoon membalasnya dengan nada malas.

another day || knj ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang