Bel pulang berbunyi, namun gadis berikat rambut satu itu masih setia di tempat duduknya. Berangkat dan pulang sekolah bersama Seokjin adalah sebuah rutinitas.
Hari ini Seokjin bilang ada urusan sebentar, dan mungkin akan sedikit terlambat. Hani mengerti, selain tampan dia juga berbakat dalam berbagai bidang, apalagi si Seokjin tampan itu juga kesayangannya para guru.
Hani menghela napas panjang, ia bosan. Hampir satu jam dia menunggu tapi Seokjin belum datang juga.
"Aku tunggu di depan gerbang saja lah," gumam Hani kemudian berdiri dari kursinya.
Tangan kanannya merogoh benda pipih berwarna merah yang tersimpan di saku hoodie-nya, lalu mengirim pesan pada si sahabat kecil.
Jinieee❤️
Aku tunggu di depan gerbang ya~~
Setelah mengirim pesan itu Hani menyimpan handphone miliknya kembali ke saku hoodie. Sekolah sangat sunyi dan hari juga semakin gelap.Namun Hani yakin masih ada beberapa orang di sekolah, termasuk Seokjin tentunya. Sampailah gadis itu di depan gerbang, matanya menoleh ke kanan dan kiri.
Tidak ada siapapun.
Baru saja pantatnya menyentuh trotoar yang berada di depan gerbang, handphone Hani bergetar. Gadis itu tersenyum senang, ia pikir Seokjin tapi ternyata ayahnya.
"Ya ayah?"
"Kau di mana? Kenapa belum pulang?"
"Aku masih di sekolah menunggu Jinie pulang, dia bilang padaku katanya ada urusan sebentar."
Terdengar helaan napas khawatir di seberang sana. "Baiklah jangan terlalu larut. Jika Seokjin belum datang juga kau pulang saja."
"Iya," balas Hani kemudian mengakhiri panggilan itu.
Waktu terus berjalan, sinar matahari sudah tak terlihat lagi. Jalanan di sekitaran sekolah cukup gelap karena hanya ada beberapa lampu jalan yang menerangi.
Hani menarik hoodie-nya, udara dingin kian terasa bahkan seakan sedang menusuk-nusuk tulangnya.
"Hai cantik!"
Gadis itu bangkit dari tempat duduknya. Hani terkejut, ada tiga orang pria bercelana jeans tengah tersenyum miring di depannya.
Jantung Hani berpacu cepat, dia takut tapi gadis itu berusaha untuk menunjukkan wajah biasa saja.
"Mau apa kalian?!" tanya Hani berani.
Ketiga pria itu saling bertukar pandangan, kemudian tertawa terbahak-bahak. Hani mengerutkan kening, apa yang lucu?
Hani di kejutkan karena salah satu dari mereka tiba-tiba memegang tangannya. "Ikut dengan kami, kau pasti akan senang!"
Gadis itu memberontak. Dia berusaha melepaskan genggaman tangan si pria walau hasilnya sia-sia. Tak sadar air mata Hani menetes dari pelupuk matanya, ia takut.
Seseorang memukul pria itu hingga kini dia tak lagi menggenggam tangan Hani.
"Kalian tidak ada pekerjaan lain? Sampai-sampai mengganggu seorang gadis?"
"Wah kau pacarnya? Romantis sekali pasangan ini, haha!"
Mereka tertawa, sedangkan pria yang memunggungi Hani tengah menyipitkan matanya tajam.
"Mereka mau main-main ternyata. Baiklah, akan aku tunjukkan permainan yang sebenarnya."
Tanpa sepengetahuan ketiganya pria itu sudah melayangkan tinjuan maut. Mereka tersungkur, salah satu dari mereka bahkan ada yang wajahnya bergesekan dengan aspal.
KAMU SEDANG MEMBACA
another day || knj ✓
Fanfiction[COMPLETED] Kim Namjoon dan Jeong Hanira. Kedua insan yang sama-sama merasakan bahwa cinta pertama, tak selalu berarti sebagai cinta sejati. Gambar yang ada di cerita ini di ambil dari pinterest dan sumber lainnya.