✎FBRS-9

1.4K 192 6
                                    

Happy reading!

✎Fuckboy_

Sore ini shuyang mengajak ana pulang bersamanya seperti yang di ucapkan tadi siang.

"Kuyang! Jalan rumah gue kelewat bambank!" Tegur ana.

"Siapa yang bilang mau bawa lo pulang?," Kekeh shuyang.

"Sialan! Gue mau balik!"

Shuyang berhenti di pingir jalan dan mengancam ana jika ia kabur.

"Diam disini sampe gue balik lagi! Kalo lo kabur besok nggak akan gue kasih ampun!"

"Sory gue nggak takut!"

"Diam disini atau gue cium sekarang?!" Geram shuyang.

"Iya iya bawel!" Pasrah ana dengan wajah gugup.

Shuyang berjalan menuju tukang jual bunga lalu ia membawa bunga yang ia beli kembali ke motor nya.

"Tolong pegangin" titah shuyang.

"Gausah ge'er bukan buat lo!" Ledek shuyang.

"Gak ada yang ge'er yeh!" Kilah ana.

"Bunga itu cuma buat seseorang yang gue sayang" ucap shuyang tanpa mengetahui hati ana.

Entah apa yang ana rasakan, tapi ini dada nya merasa sesak.

Tolong ana.

Ia kenapa?

Lamunan ana enyah saat motor shuyang terparkir di depan pemakaman.

Ana mengernyit heran "kita ngapain kesini?."

Tanpa menjawab kebingungan ana.
shuyang menarik lengan ana memasuki area pemakaman.

Shuyang berhenti di depan makam yang bertuliskan 'Juan areanda'

"Hay pah, apa kabar,  shuyang kangen papah, pasti enak ya disana, rasa nya shuyang mau ikut papah disana tapi shuyang harus balas perbuatan orang yang udah buat papah sampai berakhir disini" tanpa sadar air mata lolos begitu saja dari mata shuyang.

Ini kali pertama nya terlihat lemah di hadapan perempuan selain ibu nya.

Ana lah gadis pertama yang melihat shuyang selemah ini.

"Lo nggak boleh ngomong gitu yang" tegur ana lalu menepuk bahu shuyang.

"Balas dendam itu dosa" lanjut nya.

"Gue tau, tapi gue juga nggak bisa tingal diam" balas shuyang.

Shuyang menaruh bunga yang ia beli tadi di atas makam ayah nya itu.

"Oiya pah kenalin ini Ana, kata papah shuyang cuma boleh bawa gadis yang benar benar shuyang sayang, iyakan pah? Nah ini dia, cantik kan pah, iya dong pilihan shuyang gitu lho" kekeh shuyang.

Ana menepuk lagi bahu shuyang.
Lalu mengeleng dengan senyum malu.

"Shuyang pamit ya pah nanti kita kesini lagi deh sama bunda" shuyang kembali menarik lengan ana.

Bukan keluar makam ia malah mengajak ana kembali menelusuri makam, seperti sedang mencari makam seseorang.

Kemudian berhenti di depan makam bertulis 'Risa mahendra'

"Hai sasa apa kabar? Baik pasti lah, sasa gue bawa cewek nih, persis deh kayak lo, gue juga heran titisan lo nih!" Canda shuyang.

"Dia siapa yang?" Heran ana.

"Sahabat gue, yang nyaris jadi pacar hehe" kekeh shuyang.

"Maksud lo?"

"Gue cerita nanti aja, sekarang sapa kembaran lo nih"

"Hay risa kamu baik aja kan disana, aku ana bukan siapa siapa shuyang kok , dia aja yang kepedeean ngaku pacar hehe"

"Oiya aneh deh kok shuyang mangil gue kembaran lo, kayak nya nyokap gue ngelahirin gue tungal deh" heran ana.

"Lo mirip banget na sama dia" balas shuyang.

"Sifat, sikap bahkan jalan pikir lo persis dia di tambah lesung pipi lo ini yang bikin gue suka keinget sasa, cuma bedanya, lo lebih tomboy. Haha" kekeh shuyang yang mencubit pipi ana.

Ana merasa dia bukan sosok shuyang yang terkenal pakboi di sekolah.

"Sasa gue nggak bawa bunga nih maap aja lah ya, duit gue paspas-an tadi, tau sendiri kalo gue mau minta tambah ke bunda pasti kudu belanja sayur ke komplek sebelah kan ogah amat ya" kekeh nya lagi.

"Ya sudah ya kita pamit sudah mau gelap nih, gue kangen lo sa, gue harap lo ada disisi gue lagi, nggak bakal dah gue jadi pakboi gini"

"Penyesalan di akhir yang, lo sudah ikhlas kan risa pergi? Harus nya lo tegar gak gini!" Tegur ana lagi.

Seketika shuyang memeluk ana erat.

"Gue nggak mau menyesal kedua kali nya na, maka dari itu  gue bakal jaga lo" lirih nya.

Sekarang ana tau, semua yang menyebabkan shuyang menjadi bad boy karena ia cukup lelah

Ana mungkin akan bersikap biasa saja pada shuyang.

Tapi ia belum bisa buka hati.

')

Fuckboy_

Klik ✩!

Fuckboy |Ren Shuyang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang