✎FBRS-38

1.3K 161 8
                                    

Happy reading!.

Fuckboy_

Ana tertidur duduk.
Dengan kepala yang berada di brangkar shuyang.

Shuyang mengusap kepala ana yang tertidur lelap.
Kelihatan lelah.

Ceklek.

"Shuya-" ucap mingrui terhenti saat shuyang memberi isarat jangan berisik.

Mingrui hanya menganguk dan duduk di sofa bersama zeyu.

"Gue nggak paham jalan pikir tu anak" bisik mingrui pada zeyu, yang hanya di balas gumaman.

Ana merasa terusik pun bangun.

"Eh- lo bangun, sorry gangu" ucap ana segera memberi jarak.

Shuyang hanya mengeleng.

"Gue mau tanya dong, mereka berdua sebenernya siapa?" Ucap shuyang menatap kedua teman nya yang asik bergelud dengan ponsel nya.

"Oh, mereka temen lo"

"Temen gue tengil ya?, salah pilih temen kayak nya gue"

"Bangke lo yang, lupa ingatan masih aja ngeselin" cerocos mingrui yang dikekehi zeyu.

"Lo nggak bohong kan? Kalau mereka temen gue?"

"Lo nggak percaya?"

"Gue nggak ingat apa apa"

"Wajar sih lo nggap percaya" lirih ana.

"Istirahat lagi, biar cepat pulih" saran nya.

"Tunggu, gue masih penasaran, kalau mereka temen gue, lo siapa?"

Ana mendadak diam.

"Em-"

"Dia cewek lo" sahut zeyu.

"Cewek gue?"

"Gue benturin tu pala, biar kembali ingatan lo yang" ujar mingrui bercanda.

"Gue asing banget ya?" Tanya ana.

Shuyang menganguk. "Bisa keluar dulu?"

Ana merasa diusir pun menganguk dan pergi keluar.

Ana sebenarnya kehabisan akal.
Shuyang benar benar berbeda dari sebelum nya.

Shuyang selalu merasa asing pada ana.
Dan selalu memberi jarak.

Bahkan ana tidak berani memeluk shuyang.
Padahal ia sangat ingin memeluk erat cowok yang ia rindukan itu.

Tapi sepertinya takdir berkata lain.

"Loh sayang, kenapa di luar?"

"Nggak apa bun" ana mencoba ceria.

"Shuyang masih anggap kamu asing ya?" Tebak reana.

Ana hanya menganguk kecil.

"Maafin shuyang ya"

"Bunda nggak perlu minta maaf harus nya" ana terkekeh.

"Ya sudah ayok masuk lagi"

Buset muter muter teros alur nya thorrr!

Author be laik : tuntun dong mangkanya ;)

Ana tidak muna.
Jujur ia sedih. Sangat.

Mungkin sekarang ia yang harus berjuang membantu shuyang mengingat kembali ingatan nya, walau terasa sakit.

Yang shuyang rasakan dulu.
Kini berbalik pada nya.

Takdir itu adil.

Begitulah pikir ana.

"Na?, lo ngelamun?" Tegur zeyu saat ana hanya diam menatap lurus.

"Eh?, nggak kok" kilah nya.

"Sejak lo sama mayleen, jadi dingin ya" ledek ana.
Memang begitu adanya.

"Lo kangen gue yang bobrok ye?" Kekeh nya kembali seperti dirinya dulu.

"Jangan deh, mending yang sekarang, nggak banyak bacod" cerocos mingrui.

"Bisa ae lo rui" kekeh ana.

Ana sedikit melirik shuyang yang tengah menolak untuk makan makanan dari bunda nya.

Ana berdiri—berjalan mendekat.

"Bun coba ana aja"

Shuyang yang awalnya menolak suapan bubur dari reana, kini menarik tangan reana dan melahap bubur itu.

Setelah itu wajah nya berubah tengil.

"Shuyang makan kan?, jadi sama bunda aja" ucap nya tanpa menoleh pada ana.

Heyy? Kemana shuyang yang manja padanya 7 turunan 7 tanjakan, 7 belokan ,7 tikungan itu?.

Belibet etdah.

"Ya sudah bun, lanjut saja" ana kembali duduk di sebelah mingrui.

Fuckboy_

Semua nya pulang, termasuk Reana.
Tinggalah ana dan shuyang dengan keadaan cangung luar biasa.

Ana hanya diam berniat tidak ingin mengangu shuyang karena kehadiran nya.

Saat shuyang berbicara pada dua sahabatnya itu ia kelihatan nyaman nyaman saja, tapi jika padanya, ia terlihat risih.

Maka dari itu ana memilih diam.

"Lo.." panggil shuyang dengan ragu.

Reflek ana menoleh "em-.., ya?, lo butuh sesuatu?"

Shuyang menganguk mengiyakan.

"Kepala lo sakit lagi?, atau butuh minum? Atau-"

"Kesini" ucap shuyang memotong perkataan ana.

Ana berjalan perlahan mendekat.

"Lemot banget sih" geram shuyang menarik lengan ana mendekat, hingga membuat wajah ana berhenti tepat dihadapan wajah shuyang.
Hanya tersisa beberapa centi saja.

Namun itu hanya bertahan beberapa detik saja.
Saat kesadaran ana kembali, ia segera mundur dan memberi jarak.

"So-sorry" cicit ana lucu.

Tanpa berniat membalas, shuyang hanya menyenderkan tubuhnya pada penyangga ranjang dan kembali diam.

Akhirnya shuyang menghela nafas dan menarik pelan lengan ana dan menaruhnya di atas kepalanya.

Sontak membuat ana terkejut namun hanya diam menegang di tempat dengam raut wajah terkejutnya.

"Elusin, kepala gue sakit" ungkap shuyang dan memejamkan matanya.

Ana yang masih mencerna ucapan shuyang masih membeku di tempat.

"Lo denger gue?" Shuyang kembali berucap membuat ana sadar dan mulai mengusap lembut rambut shuyang.

Aneh.. cibir ana dalam hati.

Sabar sabar..
End segera datang

To be continue..

Fuckboy |Ren Shuyang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang