✎FBRS-24

1.1K 168 7
                                    

Happy reading..

✎Fuckboy_

"Ana itu mirip banget ya sama risa" ucap reana ditengah keributan yang di buat kedua teman anak tungal nya itu di ruang tengah.

"Iya bun, mirip bangetttt" jawab mingrui setelah habis mengunyah keripik di mulutnya.

"Bunda kangen risa ya?" Tebak zeyu.

Reana diam menatap kosong.

"BUNDA!" Ucap shuyang dengan sedikit berteriak dan terkekeh.

"Ya ampun!, shuyangg!" Kesal reana terkejut.

"Bengong sih, noh zeyu ngambek di kacangin" balas shuyang lagi.

"Ngambek ngambek, lo pikir gue aming" balas zeyu tanpa dosa.

"Terus aja terus gue yang kena" acuh mingrui tetap asik dengan keripik nya.

Tawa semua orng pecah termasuk reana.

"Ming! Keripik gue ituuuu" rebut shuyang.

"Kapan lo beli!" Mingrui tak mau kalah dan merebut lagi keripik itu.

"Lupaaa" balas shuyang merebut lagi.

"Nah Ka-" ucapan mingrui terpotong karena toples keripik itu sudah di rebut zeyu dengan santai nya.

"Sial!" Umpat keduanya dengan suara kecill.

Takut takut terdengar reana, bisa bisa mereka akan berakhir mencuci piring kotor lagi seperti saat ituu.

Ah itu kenangan menyeramkan bagi mingruii.

"Mau rui?"

Mingrui menganguk.

"BELI!"

Asem.

✎Fuckboy_

Pukul 4 sore ana masih berada di caffe zeyu.

Iya. Dia benar benar bekerja paruh waktu disini.

Tentunya tanpa sepengetahuan orang tua nya dan juga shuyang.

Hanya kedua teman nya lah yang tahu.

"Ana, lo bisa pulang, biar gue yang tangani sisa nya" ucap teman nya. Sizie.

"Gue bantu aja"

"Mggak apa, lo masih sekolah nggak baik capek- capek"

Umur sizie masih 18 tapi ia putus sekolah, dan bekerja untuk biaya sekolah adiknya. Ya karena ia hanya memiliki adik nya.

"Ya sudah gue duluan" putus ana dan merapihkan diri di belakang.

15 menit berlalu dan ana sudah berada di halte bus.

Tujuan nya sudah pasti untuk pulang.

"Hei!, ana?" Ucap seseorang yang baru saja datang.

"Jia?" Gumam ana.

"Iya ini gue, lo pasti mau pulang" tebak nya. Mau ngamen tongg..

Ana membalas dengan senyum,menganguk dan sedikit gumaman.

"Kalau gitu kita sama" ucap dianjia lagi.

Ana hanya menganguk, cangung rasanya.

"Gue boleh tanya?" Ucap dianjia.

"Boleh, selagi bukan soal kimia, gue bisa jawab" balas ana santai.

Mendengar jawaban ana, dianjia terkekeh. Menurutnya gadis ini lucu.
Padahal nggak lagi ngelawak.

"Rumor kalau lo itu kakak nya yuna bener?" Tanya jia hati hati.

Ana bergumam sambil menganguk.

"Jadi rumor ini benar?" Dianjia memperlihatkan ponsel nya yang menampakan pesan telegram.

Gaisssss...
Kita punya kakak kelas yang harus dihindariii.
Kenapaaaa?, karena ada anak kelas 11 yang dia buly di rumah maupun disekolahh...
Gayanya pendiam sih tapiiiii jangan salah.
Diam diam menghanyutkannn.
Dia anak kelas 12 yang tidak lain emm.. @ana.h

Ana baca itu merasa sangat kesal.

"Siapa yang share?" Tanya nya.

"Gue nggak tau, ini dari grub kelas" balas jia.

"Gue duluan" balas ana dan pergi daru tempat itu juga.

Ana tidak naiff, jelas ia kesal.
Tidak ada yang tidak kesal jika di fitnah seperti itu.

Ana berdecih dengan langkah kaki yang ia percepat.

Yang sebenarnya ia tidak tahu kemana arah langkah kaki nya tertuju.

Alisnya tidak berhenti berkerut.
Tangan nya tak lepas dari kepalan.

Sampai langkah kaki nya berhenti di rooftop apartemen nya.

Ia memejamkan mata nya sejenak dan menghirup udara segar disana.

Lalu setelah itu tubuh nya berakhir di lantai.

Ia lelah.
Sudah cukup. Ia tidak boleh tingal diam dan membuat yuna berhasil mencapai tujuan nya.

Too be continue...

Vote jngn lupa✩!

Fuckboy |Ren Shuyang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang