Feeling #32

114 5 1
                                    

Untuk semua yang pernah duduk sendirian di atas tangga, yang sudah melihat indahnya pemandangan dan merasa sendirian. Yang ingin menggapai ke bawah minta ditemani, tapi jangkauan lepas dan tak teraih.

Sejujurnya, duduk sendiri rasanya tidak nyaman.

Yang orang kerap tidak tahu, yang bisa salah mengerti, tinggi bukan berarti penuh dan punya tidak sama dengan teduh. Ada hal-hal yang tidak bisa dibeli dan terpenuhi, dengan kebisaan dan segala tropi. Mereka yang paling berada, bukan berarti mereka yang paling bahagia. Mereka yang serba bisa, bisa jadi yang paling susah meminta. Mereka yang punya segalanya, justru kekurangannya sering lupa terpenuhi. Semuanya dianggap bisa, semuanya dianggap sudah. Masalah pasti punah, dan nikmat itu mutlak.

Mengungkapkan keluh jadi tabu, berbagi kesah jadi tak bersyukur. Meminta perhatian menjadi menuntut. Karena punya segalanya, karena bisa apa saja. Dianggap sudah cukup dan tidak ada yang kurang. 'Memangnya masih ada yang dicari?' Yang satu melihat yang lain tidak seperti manusia. Lupa, kalau sempurna itu fana. Abai, kalau yang di depannya juga lelah dan punya luka. Padahal, semuanya adalah proses. Berulang kali ingin menyerah, berulang kali jatuh dan patah. Kadang menggores dengan amarah, kadang benci dan ingin hilang. Tidak pernah tahu bagaimana caranya bersandar. Sampai muncul keinginan sendiri, untuk tidak dilahirkan seperti ini.

Bukannya tidak berterima kasih. Hanya saja, ada harga yang harus dibayar dari semua yang dimiliki. Dan kadang, harga ini terlalu berat untuk dipikul sendiri.

Kamu tidak perlu turun, cukup cari mereka yang mau mengerti.

Book of Unwanted FeelingsWhere stories live. Discover now