four - regret

2.6K 299 12
                                    

Masih dalam rasa penyesalan yang tidak berujung itu, Yoongi berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam setiap jadwal yang sudah terencana dari managernya, Sejin. Saat ia sedang menggarap beberapa lagu, ia dihadapkan dengan berbagai selembaran dari Sejin.

Yoongi mengangkat kepala dan memasang wajah yang penuh tanya pada Sejin. "Ini beberapa rekomendasi untuk traumamu, Yoon" katanya.

Kemudian Yoongi berdecak kesal dan menjawab, "aku tidak ada trauma. Aku hanya belum bisa melupakannya" sanggah Yoongi.

"Kamu fikir wajar jika tidak bisa melupakannya untuk waktu selama ini, Yoon?" sahut Sejin dengan jeda bicara yang cepat. Bukan maksud Sejin untuk marah namun dia hanya ingin yang terbaik untuk Yoongi.

"Yoon, aku dan beberapa tim sudah mencoba untuk mencari adikmu tapi tidak ada petunjum apapun. Begitu juga dengan rumahmu yang dulu, rumah itu sudah tidak ditempati bertahun-tahun" kata Sejin lagi.

"Apa Hyung mencoba untuk mencampuri urusanku?" kalimat tanya ini dilontarkan Yoongi dengan nada kesal.

"Apa aku terlihat seperti itu, Yoon? Aku hanya membantu" kekeuh Sejin.

Yoongi yang sudah jengah kemudian berdiri dan balik menatap Sejin dengan tatapan tidak sukanya.

"Sebelum aku melihat jasad adikku, tidak ada yang boleh mengatakan dia sudah mati. Biarkan aku sendiri yang mencarinya!", Yoongi mengambil kembali beberapa selembaran yang tadi diberikan Sejin, "Aku tidak butuh ini, aku tahu kondisiku!", Yoongi menyerahkannya lalu berjalan cepat meninggalkan Sejin.

Terkadang memang ia seperti ini, Sejin juga bukan satu dua kali berdebat dengan Yoongi tentang apapun. Namun memang selama ini Yoongi bisa mengendalikannya tapi apakah salah jika Sejin mencoba menolong?

***

Yoongi keluar tanpa pengawalan. Dia ingin menghabiskan waktu sendiri untuk memikirkan bagaimana cara bertemu lagi dengan Jungkook. Memang, sangat mustahil. Bertahun-tahun, belasan tahun bahkan Jungkook tidak pernah diketahui keberadaannya.

Saat Yoongi sedang berkutat dengan itu, seoramg pemuda dengan mata bulat dan wajah anak kecilnya berjalan mendekat. Kesepuluh jemari tangannya bergerak seperti anak kecil. Ia terus memperhatikan Yoongi yang duduk sendirian dengan wajah yang menunduk dalam.

Bibir cherry itu mengerut karena penasaran. Masalah seperti apa yang menimpa kakak itu hingga dia terlihat sangat sedih, begitu tanyanya dalam hati. Pemuda itu melangkah dengan langkah kaki khas anak kecil dan wajah polosnya. Ia memperhatikan sekitar dan akhirnya dia berhasil berdiri didepan kakak yang sejak tadi ia perhatikan.

Karena Yoongi tidak juga mengangkat kepalanya, pemuda ini akhirnya menurunkan tinggi tubuhnya dan dengan wajah yang begitu menggemaskan untuk pemuda yang seperti berumur dua puluh tahun itu, ia menatap Yoongi dan memberikan senyumannya.

Ah, ternyata kakak ini menangis, katanya dalam hati. Dengan berani dan entah dari mana, pemuda ini tergerak untuk memeluk Yoongi dan menepuk punggungnya dengan pelan. Ia mencoba untuk menenangkan Yoongi yang sedang terisak.

Fikirannya mulai bermain, mengapa hatinya sangat sakit, ketika melihat kakak ini menangis?

Yoongi tersadar dia sedang dalam rengkuhan seseorang, "ah, maaf maafkan aku" kata Yoongi sambil mengusap wajah dan mengangkat wajahnya.

Your Eyes Tell || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang