twenty two - trust

1.2K 192 4
                                    

"Hyung, apa kita boleh memposting Jungkook disosial media?" tanya Jimin sambil tetap mengunyah makanannya.

"Apa maksudmu?"

"Ya, berfoto dengan Jungkook lalu mempostingnya lah. Masa aku harus jelaskan lagi"

Yoongi diam saja, "Terserah kalian. Tapi tolong--"

"Iya, Hyung. Kami tau" jawab Taehyung dengan nada bicaranya yang serius. Ia berhasil membuat Yoongi dan yang lain terkejut dengan tingkah Taehyung yang tiba-tiba serius.

Kami bersama Jungkook~~ #V #vante #vcut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kami bersama Jungkook~~ #V #vante #vcut

Twitter, instagram, semuanya ramai dengan nama Jungkook. Akun twitter mereka tidak berhenti memunculkan notifikasi. Banyak diantaranya yang masih penasaran dan ingin mengenal Jungkook lebih jauh. Ada juga yang menghujat mereka dan meminta mereka untuk berhenti bersandiwara.

"Tae, kau benar-benar membuat ponselku berbunyi terus, astaga" keluh Seokjin lalu mencoba untuk menyalakan ponsel dengan mode silent.

"Ya, bagaimana. Biasanya juga ramai kan?"

"Tidak seramai ini, Tae" tambah Jimin yang juga mengaktifkan mode silent diponselnya.

"Jung, kau tidak ingin menyapa fansmu diluar sana?" tanya Namjoon yang iseng.

"Mereka fans Yoon Hyung bukan fans Jungkook"

Hoseok tertawa lepas, "Kalau saja kau debut, fansmu akan lebih banyak dari kakakmu, Jungkook"

"Debut itu apa?" tanya Jungkook polos dengan tatapan penasarannya.

"Menjadi idol, seperti kakakmu. Bernyanyi, membuat lagu, kau pasti tau lah, Jungkook" jawab Hoseok.

Jungkook menggeleng, "Aku tidak bisa" jawabnya.

"Kau butuh guru yang mengajarimu?" tawar Namjoon yang kali ini dia benar-benar sedang iseng.

"Yaa! Apa kalian berusaha mendebutkan dia sebagai idol? Tidak, aku tidak mengijinkannya. Menjadi idol tidak seindah yang kalian fikirkan" kata Yoongi.

"Bukan begitu, siapa tau Jungkook berbakat. Lee pernah bercerita kalau Jungkook pernah memainkan piano milikmu, Hyung" jujur Namjoon lalu ia meminum air putihnya.

Yoongi menutup mata perlahan dengan wajah yang kesal. Hatinya memanggil nama Lee dengan geram. Hanya Seokjin saja yang bisa melihat ketidaknyamanan Yoongi dengan keisengan mereka.

"Lagi, Yoongi Hyung terlalu takut. Kan, ada kami yang melindungi Jungkook" kata Jimin yang juga menyayangkan keputusan Yoongi.

"Jim, sudah berhenti bertengkar. Duh, kalian ini" cegah Seokjin dengan nada bercanda agar suasana tetap meriah seperti biasanya.

Jimin masih tetap mengunyah disaat yang sama Taehyung mengganggunya.  Jungkook yang melihat Jimin dan Taehyung bertengkar hanya bisa diam dan melihat betapa konyolnya mereka yang sedang memperebutkan pangsit.

"Pangsit?" tanya Jungkook tiba-tiba. "Jungkook ambilkan, ya", ia kemudian berjalan mengambil pangsit yang masih tersimpan dilemari khusus makanan.

"Jadi, Yoongi Hyung, Jungkook tidak bisa sembuh?" tanya Jimin yang masih penasaran.

"Apa kau pernah dengar anak dengan autis dan disleksia sembuh, Jim?"

Hoseok membuka suaranya, "Hyung, bukankah Jungkook mengalami itu semua karena kecelakaan? Aku pernah membacanya, syndrome yang diakibatkan karena kecelakaan bisa sembuh dengan--"

"Operasi?" potong Yoongi seketika membuat Hoseok diam. "Seharusnya Jungkook sudah melakukan itu. Paling lambat sebulan setelah kecelakaan. Kemudian, kami tidak memiliki uang untuk itu dan membiarkan Jungkook dengan autis dan disleksianya sampai sekarang"

Kelima pemuda itu terdiam mendengar kalimat putus asa Yoongi untuk kesekian kalinya.

"Jika kalian menyayangkan kondisi Jungkook yang sekarang, aku maklum. Tapi jika dia tidak mengalami autis dan disleksia, maka dia bukan lagi adiknya Min Yoongi. Kalian paham maksudku, kan?" jeda Yoongi untuk sesaat.

"Karena menyelamatkan kakaknya, dia mengorbankan kecerdasannya. Karena kakaknya yang mengajak liburan, dia hanyut dilautan, hampir tewas karenanya. Sekarang, aku tidak mau membuatnya terjebak dalam bahaya lagi" kata Yoongi yang merupakan sebuah keputusan mutlak baginya.

"Kalau begitu, kita harus membuat Jungkook terus bahagia dengan selalu bersamanya. Biarlah tidak debut sebagai idol, tapi kita debutkan dia sebagai adik kita" kata Namjoon.

Yoongi menoleh pada Namjoon perlahan dan untuk beberapa saat mereka saling bertatapan.

"Kenapa terkejut begitu, Hyung? Kau yang bilang kita boleh menganggap Jungkook adik kita, bukan? Ya, sudah. Kita debutkan dia menjadi adik kita" kata Namjoon lagi.

Inilah yang membuat Namjoon pantas menjadi seorang pemimpin. Dia adalah penengah dan pengambil keputusan yang paling tepat diantara yang lain.

Ditengah suasana yang mengharukan itu, Hoseok menghampiri Jungkook yang sedang mengambil pangsit dilemari makanan.

"Sudah semua?" tanya Hoseok.

"Sudah" jawab Jungkook dengan wajah yang kegirangan.

"Ayo bawa kesana" saat Hoseok ingin melangkah, Jungkook mengengam lengannya dan membawa dirinya menuju suatu tempat. Lebih tepatnya, mendekat pada piano di ruang keluarga.

"Apa Jungkook benar-benar pernah memainkannya? Mengapa Jungkook tidak ingat?" tanyanya.

Hoseok hanya tersenyum kecil, "Jangan memikirkan hal yang bukan-bukan. Ayo kita susul kakak-kakakmu" cegah Hoseok yang tidak ingin Jungkook terlalu penasaran.

"Kalau Jungkook jadi idol--" langkah Hoseok terhenti, dengan sebuah piring berisi pangsit ditangannya, ia membalikan badan menatap Jungkook tidak percaya. "Apakah Yoongi Hyung bisa mempercayainya?" kata Jungkook selanjutnya.

Hoseok hanya bisa terdiam. []

Your Eyes Tell || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang