twenty one - all we know

1.2K 181 7
                                    

Jungkook mendengarkan lagu dengan earphonenya dengan serius. Ia sedang berayun dihalaman samping rumahnya. Angin sore kali ini sangat menyejukkan, menemani Jungkook yang sedang menikmati beberapa lagi kesukaannya.

Kepala Jungkook terangguk ringan mengikuti irama yang ada dalam lagu itu.

"Bergabung?" tanya Asisten Lee dengan wajahnya yang begitu tulus.

"Nde" , Jungkook menggeser posisi duduk dan menyerahkan salah satu sisi earphone itu untuk Lee.

"Lagu yang bagus, Jungkook" puji Lee sambil mendengarkan dan memjamkan mata. "Apa kau tidak ingin mendengarkan orkestra? Semacam instrumen dari piano?"

Jungkook mengedipkan mata beberapa kali karena bingung.

"Mau Lee Hyung perlihatkan?", Jungkook menyerahkan tab itu begitu saja pada tangan Lee yang menggantung diudara.

Jungkook mematung untuk beberapa saat setelah mendengarkan instrumen, hanya instrumen. Ternyata musik benar-benar sehebat itu, pikirnya.

"Ini fullnya. Lee Hyung sangat suka lagu ini"

Empat menit terbuai dan Jungkook meneteskan air mata saat lagu itu berhenti. Ia mengusap wajahnya kasar dengan fikiran yang bingung. Mengapa ia menangis hanya dengan mendengarkan instrumen saja?

"Jung, Lee Hyung pernah melihatmu memainkan piano milik Yoongi. Apa kau tidak mau melakukannya lagi?"

"Jungkook bermain piano?"

Lee hanya mengangguk.

"Jungkook tidak ingat"

"Yah, mungkin video ini bisa membantu. Yoongi Hyung sangat mencintai musik. Mungkin, Jungkook bisa belajar dari Yoongi Hyung"

"Tidak mau, Jungkook tidak mungkin bisa" jawab Jungkook dengan yakin.

Ia kemudian masuk ke dalam rumah tanpa memperhatikan Lee lagi. Jungkook terlalu takut untuk melihat dunia diluar sana. Bagaimana bisa semua orang menerimanya? Jungkook merasa itu sangat mustahil.

***

Jungkook beralih ke kamarnya, ia meraih pensil untuk menggambar. Ini adalah kegemaran Jungkook yang lain. Melukis, menggambar, apapun itu yang berbentuk visual. Dia sama seperti anak dengan autis lainnya yang menyukai angka dan seni.

Anak-anak seperti Jungkook tidak bisa memahami teori orang lain dan juga buku dengan tulisan yang lebih dominan karena seseorang dengan autisme memiliki dunianya sendiri dan hanya beberapa orang yang memahami dunia itu.

Disaat yang sama Yoongi baru saja kembali dari konferensi persnya dan dia menanyakan kondisi Jungkook pada Lee yang memang sedang menunggunya.

"Bagaimana Jungkook?"

Lee mengangguk sebentar, "Dia baik-baik saja. Bagaimana disana?"

"Media mau menerimanya. Semoga saja agensi tidak dibawa-bawa dalam kasus ini" jawab Yoongi dengan harapan.

Your Eyes Tell || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang