twenty three - trauma

1.5K 197 5
                                    

Yoongi dan Hoseok berdebat. Masih tentang hal yang sama. Ketakutan Yoongi untuk mengenalkan Jungkook pada dunia luar agaknya sudah terlalu jauh. Menurut Hoseok, Yoongi sudah sedikit keterlaluan.

"Apa Hyung tau yang ditanyakan Jungkook kemarin padaku? Dia menanyakan kepercayaanmu padanya, Hyung! Tidak peduli dia bisa melakukannya atau tidak, yang terpenting baginya adalah kepercayaanmu!" tegas Hoseok yang masih bersikukuh dengan pendapatnya.

"Kau bukan seorang kakak, Hoseok. Kau tidak paham" jawab Yoongi.

"Iya, ya! Memang aku bukan seorang kakak dan aku tidak pernah menjadi seorang kakak. Aku berbeda dengan dirimu. Tapi, aku adalah orang yang selalu percaya pada orang disekitarku termasuk dirimu. Kalaupun tidak bisa menjadi dirimu setidaknya biarkan dunia mengenal bakat Jungkook, musiknya, lukisannya, apapun itu! Kau punya adik yang hebat dan kau masih terperangkap dalam ketakutanmu itu? Kapan kau akan berubah?"

Yoongi sudah malas untuk berdebat dengan sahabat baiknya itu. "Mengertilah bahayanya jika Jungkook dikenal banyak orang. Aku bukannya egois, aku juga memikirkan keselamatan adikku!"

"Disaat semua orang sudah menjaganya seperti ini?" bantah Hoseok untuk kesekian kalinya.

Yoongi terdiam dengan wajah tidak terimanya, "Kau tidak paham, Hoseok"

"Ini hanya tentang keberanianmu saja untuk melawan masalalu, Hyung" bujuk Hoseok yang sudah tidak sekeras tadi.

Hoseok mendekat pada Yoongi yang menunduk frustasi dengan kedua tangan bertumpu pada meja.

"Jika kau memiliki kecintaan dalam musik seperti ini, bukankah hal yang wajar jika Jungkook memilikinya juga?" tanya Hoseok setelah tangannya mendarat pada punggung Yoongi.

"Bicara soal kepercayaan, aku selalu percaya pada adikku, Hoseok. Tapi apakah dia akan baik-baik saja?"

Hoseok tersenyum tulus, "Ingin aku dan yang lain ikut membantu memastikan Jungkook akan baik-baik saja?" tanyanya.

Yoongi menoleh pada Hoseok, agaknya kawannya ini memiliki konsep yang sudah direncanakan.

"Eulji akan memastikan Jungkook bisa bertemu banyak orang. Lalu Jungkook akan bersama kita--"

"What?" tanya Yoongi yang tidak percaya. Dan, Hoseok hanya membalas tatapan Yoongi dengan senyuman penuh arti.

***

Eulji memperhatikan Jungkook yang sedang berusaha memecahkan soal matematika dan beberapa teka-teki yang diberikan padanya. Jungkook memang terlihat serius namun dia juga berhasil menjawab soal-soal dengan baik.

Tujuannya, adalah mempertajam kemampuan Jungkook yang sering kehilangan konsentrasi dan fokus pada satu hal. Selain itu, pemahaman Jungkook untuk menemukan solusi dalam sebuah masalah menjadi lebih baik.

"Jungkook, kau ingin mencoba sesuatu yang baru?" tanya Eulji pada Jungkook yang langsung mengalihkan kebosanan.

"Apa itu?", Jungkook yang penasaran, pastinya.

"Kita keluar ke beberapa tempat bersama Han Hyung dan Lee Hyung"

Jungkook berfikir agak terlalu lama, "Yoongi Hyung akan marah jika Jungkook pergi"

Eulji menggeleng pelan, "Tidak. Lihat Eulji Noona sudah mengirim pesan padanya"

Jungkook hanya memperhatikan ponsel itu dengan ragu. Dia ingin, sangat ingin pergi ke beberapa tempat, entah hanya makan diluar atau hanya berjalan-jalan saja.

"Tidak apa, Noona yang akan menjelaskan pada Yoongi nanti"

Jungkook hanya menatap Eulji untuk sesaat lalu dia menyiapkan keperluan untuk acara pergi keluarnya itu. Tak lupa sebuah topi bucket dan masker berwarna hitam untuk menutupi hampir semua wajahnya.

Awalnya, Jungkook terlihat menjauhkan dirinya dari orang yang hanya melewatinya saja. Meski tertutup tapi Lee sangat tau Jungkook tidak nyaman sehingga Lee berusaha untuk tidak kehilangan fokus dalam menjaga Jungkook. Tak jauh dari mereka juga ada beberapa bodyguard yang ikut memastikan keamanan Jungkook.

"Jungkook-ie, kau baik-baik saja?" tanya Lee dengan sedikit berbisik.

"Nde" jawab Jungkook dengan singkat.

"Jungkook, apa kau perlu makan sesuatu?" tanya Han tiba-tiba.

Jungkook menggeleng dengan tatap melihat sekitar, "Tidak, Han Hyung"

Han dan Eulji mengangguk bersama, sepertinya mereka tau dimana Jungkook bisa merasa nyaman meskipun diluar rumah.

Wisata lokal, Sungai Han. Hanya beberapa orang disana dan Jungkook tidak perlu menghindarinya. Udaranya yang sejuk dan pemandangan yang indah membantu Jungkook sedikit lebih tenang.

"Aku akan mencari minuman untuk kita" kata Lee yang langsung pergi menjauh tanpa menunggu persetujuan.

Han dan Eulji masih memperhatikan Jungkook yang memandangi hamparan sungai Han dengan berdiri tenang disana.

Mereka berdua tidak tau bahwa kepala Jungkook saat ini berisi saat dirinya hanya bisa melihat air yang begitu marah menerjang tubuhnya berkali-kali. Tidak bisa meminta tolong pada siapapun, ketakutan, lalu kehabisan nafas. Hampir menyerah...

Nafas Jungkook perlahan memburu dengan keringat dingin yang mengalir dari pori-pori wajahnya. Ia tampak begitu ketakutan, kakinya terkunci disana.

Yoongi Hyung...

Saat itu, kepalanya terbentur sebuah karang yang begitu tajam hingga luka itu masih membekas dileher dan kepala belakangnya.

"Argh!" masih sangat pelan, Eulji dan Han belum bisa mendengarnya. Mereka masih saling bertukar pikiran tentang beberapa hal.

Jungkook mengepalkan tangannya, lalu meregangkannya. Dan seperti itu terus hingga nafasnya mulai sesak seakan dia sedang terjebak dalam ombak besar seperti sebelumnya.

Lalu saat Jungkook terjatuh seakan ia kehabisan nafas, barulah Han dan Eulji menyadari kesalahannya. Lee yang tidak tau apapun hanya bisa berushaa untuk meminta pertolongan secepatnya. Kepanikan menyerang mereka saat Jungkook mulai kehilangan kesadarannya. []

Your Eyes Tell || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang