5. Haemul Pajeon

45 8 0
                                    

Ainsley berjalan di tengah-tengah koridor kampus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ainsley berjalan di tengah-tengah koridor kampus. Tangan kiri nya membawa paperbag kecil berisi kotak makan.

Gadis itu duduk di kursi sebelah Aiden yang tengah membaca buku nya. Aiden yang terlalu fokus dengan buku tak sadar jika sudah ada Ainsley yang di sebelah nya tengah mengeluarkan kotak makan yang dibawa nya.

Pria itu tak dengar suara kedatangan Ainsley sama sekali karena sedang menggunakan airpods. Tangan Ainsley terulur menyerahkan kotak makan berwarna biru.

Pandangan Aiden teralih, ia menatap lekat kotak makan itu. "Plis diambil, gue udah buat dari pagi-pagi."

Aiden melirik sekilas ke arah Ainsley, "Gak ada yang nyuruh lo buat masakin gue." jawab Aiden sambil kembali membaca buku nya.

Tiba-tiba kotak makan yang dipegang oleh Ainsley dirampas oleh seseorang. Seorang gadis itu bersikap egois, manja, dan menyebalkan itulah yang mengambil.

"Apaan nih? Pizza? Hoh, cupu!" ucap Nabila sambil hendak melempar kotak nasi tersebut.

Namun, kotak nasi tersebut lebih dulu ditangkap oleh Aiden. Pria itu mengambil nya, lalu menggenggam erat tangan Ainsley.

"Kita makan bekel nya jangan di sini." ucap Aiden dingin sambil menarik Ainsley.

Nabila memelototkan mata nya, mulut nya terbuka tak menyangka. Ia menghentak kan kaki nya, sungguh pagi-pagi sudah dibuat bad mood.

Aiden dan Ainsley duduk di bangku taman. Aiden membuka kotak makan milik Ainsley, dilihat nya makanan buatan gadis itu. Menggoda, satu kata untuk makanan itu.

"Apa ini?" tanya Aiden.

Ainsley masih termenung, ia tak menyangka bahwa Aiden masih mau membela nya di depan Nabila, bibir nua tersenyum tipis. Ia terkejut saat Aiden menepuk pundak nya.

"Eh--kenapa, Den?"

Aiden menatap datar lalu menghela nafas pelan. "Ini apaan? Pizza?"

"Eh--itu anu--bukan pizza. Ini--haemul pajeon."

Aiden mengangguk, ia memakan masakan buatan Ainsley. Bibirnya tersenyum tipis bahkan sangat tipis hingga tak terlihat seperti tengah tersenyum.

"Masih sama seperti dulu." batin Ainden.

"Eum--bukan nya dulu gue pernah masakin ini buat lo?"

Aiden menoleh, "Ya kali, lupa." alibi Aiden.

"Lo lupa sama semua tentang kita dulu?" tanya Ainsley lagi.

"Ada yang gak gue lupa, yaitu ketika lo nangis waktu liat gue difitnah bermalam sama cewek gak dikenal dan disitu lo malah pergi sama cowok lain."

Ainsley merasakan sesak di dada nya, ia teringat memori pada hari itu. Air mata nya menggenang, mengingat dulu mereka sangat mesra dan hancur hanya karena sebuah fitnah.

VELLEITIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang