9. Ambruk

47 8 0
                                    

Mobil mercy warna hitam keluaran terbaru terlihat begitu bagus dan menarik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil mercy warna hitam keluaran terbaru terlihat begitu bagus dan menarik. Banyak wanita terkagum, melihat siapa pembawa.

Arga turun dari mobil itu, memasuki restoran milik nya. Menaiki tangga satu demi satu untuk mencapai ruangan nya. Ia mendudukkan tubuh nya, membuka ponsel nya lalu menelpon seseorang.

Tak diangkat, ia masih mencoba menelpon nya namun tetap tak diangkat. Ia memilih untuk menyibukkan diri sebentar dengan berkas-berkas yang tertumpuk didepan nya.

Pintu nya terbuka menampilkan adik sepupu nya. "Kak!" panggil adik sepupu nya dengan nada manja nya.
Memang anak ini selalu manja lalu meminta sesuatu yang aneh ataupun mahal dan harus diturutkan.

"Ish, Kak Arga!" panggil gadis itu sambil sambil menekuk wajah nya.

"Apasih Bil? Kenapa lagi?"

"Bantuin aku!"

Arga menaruh pulpen nya, "Bantuin apa? Emang om Raymond gak bisa bantu?"

"Kalo papi bisa, aku juga gak akan kesini kali. Nyebelin banget!"

Arga menatap Nabila, "Kalo sebel, gak usah minta bantuan sama gue!"

Nabila mempoutkan bibir nya,"iya iya sorry, jadi kakak ku sayang aku minta bantuan singkirkan Ainsley dari Aiden! Pokoknya mereka gak boleh deket-deket dan Aiden harus sama aku secepatnya!"

"Lo kira gue asisten? Lo suruh-suruh dengan seenak nya dari perintah lo!"

Nabila berdecak, ia memutar bola mata nya. "Lo juga mau mereka jauh kan? Udah lakukan aja, tenang lo gak bakal kerja sendiri kok."

♨♨♨

Ainsley terbangun dari tidur nya, nafas nya terengah. Sebuah kejadian yang menghantui mimpi masih terekam jelas. Gadis itu meraba mencari gelas.

Setelah beberapa kali meneguk, ia menghela nafas nya. Mata nya terpejam, nafas nya terhempas pelan.

"Itu cuma mimpi kan?"

"Tapi terkesan nyata.." cicit gadis itu lagi.

Ia merebahkan kembali tubuh nya, menaikkan selimut nya agar menutupi tubuh nya. Gadis itu tak langsung tertidur melainkan masih terbengong akibat mimpi nya.

Dilirik nya jam di dinding, sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Ia menggelengkan kepala nya, mencoba melupakan nya.

"Engga Ainsley, engga!"

"Itu cuma mimpi! Aiden gak mungkin begitu, lo kenal dia!" tegas Ainsley sambil mengeratkan pelukan pada guling nya.

Gadis itu mengambil ponsel nya lalu menyetel lagu. Menaruh ponsel nya kembali di atas nakas.

VELLEITIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang