11. Teropong

31 7 1
                                    

Cafe dengan dekorasi tumbuhan serta bunga-bunga terlihat sangat tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cafe dengan dekorasi tumbuhan serta bunga-bunga terlihat sangat tenang. Pasalnya cafe tersebut baru saja buka sepuluh menit lalu. Eva yang tengah mengecek statistik penjualan selama seminggu terakhir harus tertunda akibat kedatangan Alvin.

"Nih!" ucap Eva sembari menyerahkan segelas kopi dengan wajah cemberut.

Alvin tersenyum, tangan nya terulur mencubit pipi gadis itu. "Pacar marah-marah mulu, makin sayang deh."

Eva memutar bola mata nya, ia berdecak sebal. "Gimana gak marah-marah, kamu dateng sambil maksa aku buat duduk disini."

"Apa salah nya? Kan cuma minta duduk."

"Tapi aku lagi banyak kerjaan dan punya banyak planing."

Alvin menyeruput kopi yang dibuatkan oleh Eva. "Planing apasih? Sampe segitu nya." tanya Alvin.

"Jadi gini..."

♨♨♨

Aiden menyunggingkan senyum nya, akhirnya ia bisa keluar dari tempat jahanam bagi nya.

"Seneng banget bisa pulang dari rumah sakit." sindir Rachel.

Aiden hanya tersenyum, ia menarik adik nya agar duduk di sebelah nya. Rumah terlihat sepi, seperti tak ada kehidupan. Aiden menaruh kepala nya di atas pundak Rachel.

"Chel, kalo kamu kehilangan orang yang kamu sayang gimana?" tanya Aiden.

"Pasti nya sedih tapi aku gak bisa melakukan sesuatu. Karena semua itu kehendak Tuhan."

Aiden menghela nafas pelan, tersenyum tipis. "Kalau kamu kehilangan kakak gimana?" tanya pria itu dengan nada pelan.

Rachel menoleh, menatap lama ke arah Aiden. "Pergi atau gak pergi nya kak Aiden, kakak tetap jadi kakak ku. Aku gak lupa sama semua itu. Kenapa sih nanyain hal aneh kayak gini?"

"Aaa..engga---engga kenapa kenapa kok."

Rachel mengangguk kan kepala nya.
"Kalo kakak kasih tau kamu satu rahasia, kamu bisa jaga?" tanya Aiden lagi.

"Bisa! Emang ada rahasia apa?"

Aiden mengangkat kepala nya, ia membisik kan sesuatu. "Rahasia yang sudah diketahui banyak orang, yaitu kalo kakak tampan." bisik Aiden.

Rachel membelalak kan mata nya, ia mengambil bantal sofa lalu memukuli Aiden. Pria itu tertawa keras, merasakan kebahagian menjalar di dalam diri nya. Mungkin hari ini, hari terakhir bagi diri nya tertawa bersama Rachel.

Ia tersenyum melihat Rachel yang masih sebal sambil misuh-misuh. Aksi jahil nya membuat kedua nya tertawa, hal konyol mereka lakukan hingga Aiden tak sadar semua itu di luar batas.

VELLEITIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang