Ainsley membuka mata nya, ia segera ke kamar mandi membasuh wajah nya serta menyikat gigi nya. Selesai urusan di kamar mandi, gadis itu beranjak turun ke bawah.
Sepi, tak ada suara sama sekali. Ia menatap sekeliling, mata nya menyipit. "Pada kemana?" gumam nya sembari membuka botol soft drink.
Mata nya membelalak ketika melihat bayangan hitam lewat, ia tersedak hingga air tersebut tumpah. Mengelap mulut nya, ia segera mengikuti bayangan itu.
Dalam hati nya mengatakan untuk tidak mengikuti dan diam saja. Namun, rasa penasaran nya sangat besar hingga tak terkalah kan.
Menaiki tangga satu persatu, melihat pintu kamar adik nya terbuka, gadis itu mengintip dan ternyata di dalam juga sepi dan tak ada siapa-siapa.
Ainsley mengikuti bayangan tersebut hingga hilang ketika berada di depan pintu rooftop rumah nya. Tangan nya sedikit gemetar, jantung nya berdegub kencang.
Menghela nafas nya sembari terpejam,
"Ainsley berani, Ainsley bisa." ucap nya.Gadis itu meraih knop pintu dan membuka nya, mata nya melebar diikuti mulut nya. Mata nya memanas, rasa nya ia sangat terharu. Tangan nya menutup mulut nya yang melebar.
"Ya Tuhan, Aiden?"
Aiden, pria itu berdiri di depan layar sambil memegang bucket bunga besar. Ia menurun kan bucket itu dan menampilkan wajah nya. Kacamata yang bertengger, rambut yang tersusun rapi, kemeja dengan kancing atas terbuka membuat Ainsley terpesona.
Aiden tersenyum, ia berjalan mendekat. Tangan nya terbuka lebar, ia mendekap Ainsley. Gadis itu membeku, tangan nya perlahan membalas pelukan Aiden.
"Happy satnight, happy anniversary." bisik Aiden. "Kita ulangi lagi semua nya, kita mulai dari awal di tanggal yang sama." lanjut Aiden sembari mengelus puncak kepala Ainsley.
Melepas pelukan nya, Aiden tersenyum saat melihat Ainsley hendak meluncurkan air mata nya. Tangan kiri nya terulur menghapus air mata tersebut, bibir Aiden masih setia tersenyum.
"I love you!"
Aiden mengecp bibir Ainsley sekilas dan itu mampu membuat Ainsley membeku. Nafas nya tercekat, darah nya mendesir cepat, rasa nya banyak kupu-kupu berterbangan di perut nya.
Aiden tertawa melihat Ainsley yang masih terdiam, ia mengambil tangan Ainsley agar menerima bucket bunga nya. Setelah bucket bunga nya tergenggam oleh gadis itu, Aiden kembali memeluk Ainsley.
"I love you more cili!"
Cili yang dimaksud oleh Aiden adalah cabe. Dahulu Aiden memanggil Ainsley dengan sebutan itu karena gadis itu selalu banyak bicara membuat Aiden gemas.
Aiden tertawa kembali, "Kok gak di jawab? Gak kasian aku nungguin jawaban nya?"
Ainsley menghela nafas nya, ia tersenyum. Tangan nya membalas pelukan Aiden, bibir nya perlahan terbuka. "I love you too more."
KAMU SEDANG MEMBACA
VELLEITIE
Romance🍄🍄🍄 "Cinta itu harus dikejar, kalo didiemin gak bakal dateng sendiri."-Ainsley Chloe ~slow story~ 🍄🍄🍄