BAB 9 - head to head

366 33 5
                                    

"Jo, setelah makan siang ... apa kita bisa ngobrol berdua?" tanya Rukayah tiba-tiba, saat Jodha sedang memberesi piring-piring kotor yang berada di atas meja makan.

"Mau ngomong soal apa?" tanya Jodha heran dengan tatapannya yang penuh curiga, karena Jodha yakin kalau Rukayah pasti akan membahas soal hubungannya dengan Jallal. "Mau ngomong soal Jallal?" tanya Jodha santai sambil membersihkan piring-piring kotor itu dan menaruhnya di bak cucian piring di dapur. Rukayah pun mengekor di belakangnya.

"Sssttt ... nggak usah keras-keras! Nggak enak kalau didengerin orang banyak! Di sini banyak kuping yang suka nguping!" bisik Rukayah lirih dengan nada ketus. "Kamu nggak usah macem-macem yaa ... nggak usah pake overacting segala! Jangan suka mancing perhatian!" bisik Rukayah dengan nada tidak bersahabat.

"Selama ini ... aku rasa, aku nggak pernah mancing perhatian, bukannya yang suka making perhatian itu kamu yaa ..." sindir Jodha santai sambil beralih lagi ke ruang makan dan mengelap meja makan. Rukayah pun masih mengekor di belakang Jodha. 

"Iiiih kamu yaaa ...!" ujar Rukayah ketus.

"Lagian kamu mau ngomong apa sih? Udah ... ngomong aja di sini! Nggak ada orang lagi," sahut Jodha dengan sikapnya yang sedikit menantang.

"Okee ... aku cuma mau ngingetin kamu aja! Kamu jangan main-main yaa! Kamu jangan manfaatin kesempatan dalam kesempitan!" bisik Rukayah penuh penekan sambil menengok ke kanan dan ke kiri, untuk berjaga-jaga agar percakapan mereka tidak didengarkan orang lain. "Jangan sampai kamu macem-macem di dalam kamar, aku akan mantau kamu terus!" ancam Rukayah kesal.

"Kalau aku nggak sekamar sama dia, nggak masalah buatku! Itukan yang kamu mau!" balas Jodha tegas.

"Kamu ...! Kamu udah berani yaa ...!"

"Ngapain juga aku takut? Dari dulu aku nggak takut sama kamu Rukayah! Dan lagi ... kamu bisa pegang omonganku, kalau aku nggak bakalan macem-macem sama pacarmu itu, aku cukup tahu diri! Kalau aku ini bukan istrinya lagi! Tapi kamu nggak boleh marah sama aku, kalau Jallal masih menunjukkan rasa cintanya ke aku! Permisi!" sahut Jodha ketus dan bergegas pergi meninggalkan Rukayah yang menatapnya dengan rasa kesal.

"Iiiih ... nyebelin banget sih tu orang! Dikasih tahu, malah nyolot! Awas aja yaa ... kalau ingatan Jallal sudah pulih, yang ada kamu yang bakal didepak dari rumah ini!" bathin Rukayah kesal.

♥♥♥♥♥♥♥

"Heiii ... sudah malam, kok nggak tidur?" tanya Jallal malam itu yang terjaga karena kerongkongannya kering dan bergegas keluar kamar, untuk mengambil air putih di dapur dan dilihatnya Jodha masih sibuk dengan pekerjaannya membuat maket untuk desain rumah yang menjadi proyeknya kali ini.

"Sebentar lagi ... ini juga hampir selesai kok," sahut Jodha sambil mengerjakan maketnya di atas meja di ruang keluarga. "Kamu sendiri kenapa bangun?" tanya Jodha sambil menoleh ke arah Jallal yang berdiri di depannya.

"Aku mau ke dapur, mau ambil air minum," sahut Jallal polos. 

"Bukannya aku udah nyiapin botol air di atas meja kecil di samping tempat tidur?" tanya Jodha sambil mengingat-ingat sesuatu, siapa tahu dia kelupaan menaruh botol air putih itu.

"Yaa ... ada sih, aku juga lihat tadi. Masih ada di sana, tapi waktu aku lihat istriku nggak ada di tempat tidur, aku kan jadi pengin tahu, istriku lagi ngapain malam-malam gini nggak tidur?" Jodha pun tersenyum tipis sambil kembali menyelesaikan maketnya. "Apalagi sekarang sudah jam dua pagi, kenapa dia nggak tidur? Makanya aku keluar, nyariin istriku," sahut Jallal polos.

"Iyaaa ... iyaaa ... aku tidur sekarang, ini juga udah selesai kok!" ujar Jodha sambil membereskan peralatan alat tulisnya untuk membuat maket.

"Sini ... maketnya biar aku yang bawa, mau kamu taruh di dalam kamar kan?" Jodha pun mengangguk dan membiarkan Jallal mengangkat maket itu, lalu beralih ke dalam kamar.

RENJANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang