Bab 15 - sebuah pilihan

548 36 13
                                    

"Kenapa kamu bertanya seperti itu? Hubungan kita baik-baik saja, Sayang ... kalaupun ada pertengkaran diantara kita, aku rasa itu wajar. Semua suami istri pernah bertengkar, kan?" sahut Jodha sambil tersenyum manis.

Jodha tidak ingin membebani pikiran mantan suaminya, belum saatnya semua rahasia diantara mereka terbongkar, karena semua ini demi kesehatan pria yang dinikahinya enam tahun yang lalu. Namun, Jodha yakin lambat laun, Jallal pasti akan mengetahui yang sebenarnya secara perlahan tanpa ada yang memaksanya untuk mengingat-ingat.

"Sekarang, lebih baik kamu istirahat dulu, sudah malam. Dan lagi ... Ibu pasti juga sedang menungguku, kasihan Ibu ... terlalu lama menunggu," lanjut Jodha sambil merapikan selimut yang membungkus tubuh suaminya.

"Baiklah ... kamu boleh pergi, tapi ... jangan lupa, besok pagi buatkan aku sarapan yang special!"

"Kamu mau makan apa?"

"Apa saja ... semua yang kamu buat untukku, pasti akan aku makan. Jadi terserah kamu mau masak apa," ucap Jallal .

"Okee ... kalau gitu, besok aku buatin nasi goreng special yaa. Tadi aku lihat di kulkas masih ada udang, sosis sama kornet juga sayuran beku!"

"Sayuran beku?" Jodha mengangguk cepat. "Maksudmu ... sayurannya dibekukan gitu?"

"Iyaa, masa kamu lupa sih, dulu kan kita sering belanja sayuran beku di supermarket! Kalau ke supermarket, kamu itu paling suka beli kentang frozen yang panjang-panjang yang seperti di resto cepat saji, sementara aku paling suka beli sayuran beku, macem jagung yang sudah dipipil sama buncis dan wortel yang dipotong-potong dadu." Jallal hanya bisa diam termangu, mendengarkan cerita istrinya sambil berusaha mengingat-ingat kebiasaan mereka belanja di supermarket.

"Oh iya, waktu itu ... hujan gede banget kan? Kita kejebak hujan di supermarket sampai beberapa jam, gara-gara hujan nggak juga reda!" Sebelah alis Jodha melengkung tinggi dan berusaha mengingat peristiwa itu.

"Kalau nggak salah itu 'kan ... beberapa bulan setelah kita menikah ya?" sela Jodha.

"Iyaa ... iyaa ... itu hujan yang paling gede 'kan selama kita sering bolak-balik belanja di supermarket? Malah waktu kita pulang, ada pohong tumbang 'kan yang bikin macet jalan?" lanjut Jallal sambil terus mengingat-ingat peristiwa itu. "Jo, jadi bener yaa ... kalau aku ini kena amnesia?" tanya Jallal sambil termenung. "Karena yang aku ingat ... peristiwa empat atau lima tahun yang lalu ...."

Jodha hanya bisa meringis kecil. "Sudah ... nggak usah diingat-ingat lagi, lambat laun nanti kamu pasti ingat juga. Ingat! Otakmu ini jangan dipaksa untuk mengingat, kamu harus jaga kesehatanmu. Itu saja yang kamu pikirin," sela Jodha cepat. Jodha takut apa yang dikatakan oleh dokter akan terjadi, kalau Jallal berusaha keras mengingat peristiwa yang lain. "Sekarang ... lebih baik kamu tidur yaa, aku mau ke kamar Ibu dulu! Oke?"

Jallal pun mengangguk dan membiarkan perempuan yang dicintainya itu berlalu meninggalkannya. Sesaat Jallal termenung, ketika Jodha sudah keluar dari kamarnya dan mematikan lampu kamar, hingga yang tersisa hanya cahaya remang-remang dari lampu kecil yang berada di atas nakas, di samping ranjang.

"Sebenarnya ... apa saja yang terjadi selama empat tahun yang lalu? Kenapa aku nggak ingat sama sekali?"

Jallal berusaha mengingat-ingat apa yang terlupa dari pikirannya sambil merebahkan kepalanya di atas bantal. Namun, hanya terlintas dalam benaknya hanya berupa gambaran puzzle-puzzle yang tidak jelas seperti sebuah negative film yang tidak berwarna. Semakin keras dirinya berusaha untuk mengingat, tiba-tiba kepalanya terasa pusing.

"Kenapa selalu begini? Selalu saja kepalaku terasa pusing, kalau bayangan-bayangan tidak jelas itu muncul dalam benakku. Benar kata Jodha, aku nggak boleh memaksa ingatanku," bathinnya sambil memejamkan mata, pening di kepalanya terasa begitu nyeri dan menyakitkan. Jallal harus menuruti apa kata tubuhnya, saat ini tubuhnya masih belum bisa menerima paksaan itu, kalau terus dilanjutkan bisa berakibat fatal nantinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RENJANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang