PAST : Nineteen.

668 141 4
                                    

"Sekali aku bilang enggak mau ya enggak mau!"

Yeeun menarik selimut hingga menutupi keseluruhan tubuhnya usai berteriak keras. Chan dan Deokmi Ajhumma yang berdiri di sisi tempat tidur bertukar pandang untuk kesekian kali sebelum sama-sama menghela napas lelah.

Hari ini adalah hari pertama Yeeun menjalani kemoterapi. Seharusnya. Pagi tadi dokter bersama dua perawatnya sudah sempat datang untuk menjalankan tugasnya. Namun, baru sang dokter mengatakan tujuan datang sepagi itu, Yeeun sudah lebih dulu histeris.

Gadis itu tak henti-hentinya berteriak untuk menolak. Dia sampai melempari dokter dan dua perawat yang datang menggunakan barang-barang yang ada di dekatnya. Bantal, selimut, juga lego-lego yang dibuat Chan kala bermalam ikut dilemparkan. Gadis itu bahkan hampir melepas paksa infus di tangannya agar bisa lari jika saja Chan dan Deokmi Ajhumma tak menahannya.

Melihat kondisi yang tidak memungkinkan, saat itu juga dokter memutuskan agar jadwal kemoterapi si gadis dimundurkan. Dan sampai bertemu dengan jadwal selanjutnya, baik Chan maupun Deokmi Ajhumma ditugaskan untuk meyakinkan Yeeun agar mau menjalani kemoterapi.

Sayangnya, tugas itu tidaklah mudah. Yeeun begitu keras kepala. Apapun yang Chan dan Deokmi Ajhumma katakan tidak akan bisa mengubah keputusannya. Sekali menolak maka seterusnya dia akan menolak.

"Ayolah, Yeeun ..." Chan berusaha menarik selimut yang menutupi tubuh si gadis meski usahanya tak kunjung berhasil. "Ini tuh demi kebaikan kamu sendiri."

"Aku bilang enggak mau!"

"Kalau Agassi enggak mau hari ini gapapa, kok. Tapi besok Agassi mau dikemo, ya?"

"Enggak mau! Aku enggak mau hari ini! Enggak mau besok! ENGGAK MAU SELAMANYA!"

"Agassi--"

"DEOKMI ENGGAK BOLEH MAKSA! KALAU DEOKMI MAKSA DEOKMI BAKAL KUPECAT!"

Deokmi Ajhumma meringis. Wanita itu sungguh tak pernah tega melihat majikan kecilnya terus menderita karena sakitnya. Setiap malamnya wanita itu selalu berdoa agar sang majikan kecil kelak mendapat kesembuhan. Pun berulang kali wanita itu memohon pada Tuhan agar sakit yang dirasa sang majikan berpindah padanya. Sudah sesayang itu Deokmi Ajhumma pada Yeeun.

Itu sebabnya, setiap kali Yeeun meneriakkan kalimat ancaman andalannya, Deokmi Ajhumma akan langsung bungkam. Tak berani lagi angkat bicara dan akan menuruti semua perintah sang majikan kecil. Karena beliau tak ingin kehilangan pekerjaannya. Beliau tak ingin jauh dari majikan kecilnya. Tak ingin jauh dari Yeeun

"Ada apa ini?" suara Nyonya Bang yang baru memasuki ruangan bersama suami dan dua anaknya berhasil alihkan perhatian Chan dan Deokmi Ajhumma yang diam-diam menghela napas lega. Mata Nyonya Bang mengedar ke seluruh penjuru kamar yang terlihat begitu kacau. "Ini juga kamarnya kenapa berantakan banget?"

"Maaf, Nyonya, biar saya rapikan dulu." ucap Deokmi Ajhumma yang dengan sigap memunguti barang-barang yang masih berserakan di lantai.

"Yeeun-eonnie tidur?" tanya Hannah. Gadis kecil itu berlari mendekati ranjang dan berjinjit-jinjit untuk mencari wajah Yeeun yang terbungkus selimut. Chan yang masih berada di pinggir ranjang Yeeun hanya bisa menggidikkan kedua bahunya pada sang adik yang terus ajukan tanya serupa.

"Jadi, bagaimana kemonya? Lancar?" kali ini Tuan Bang yang bertanya usai menurunkan Lucas dari gendongannya.

Chan dan Deokmi Ajhumma kembali bertukar pandangan sebelum menggeleng dan Chan berucap, "Yeeun enggak mau," tanpa suara.

Stand by Me - Stray Kids FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang