PAST : Five.

1K 214 21
                                    

Lagi dan lagi Chan kecil harus meninggalkan rumah Yeeun saat jarum pendek jam dinding baru menunjukkan angka dua.

Matahari saat itu masih bersinar terang. Terlalu terang sampai-sampai Chan harus mengangkat satu tangannya untuk menghalau siar matahari yang menyilaukan. Satu tangan Chan yang lainnya sibuk menjaga Treasure Box agar tidak jatuh.

Treasure Box-nya hari memang lebih berat dari hari biasanya. Itu dikarenakan Chan membawa satu rangkaian susunan lego terbarunya yang berukuran besar. Chan belum sempat menyelesaikan susunan tersebut ketika Yeeun sudah lebih dulu mengusirnya. Bahkan ketika Chan mencoba bertahan lebih lama untuk menyelesaikan seperempat susunan legonya agar bisa ditinggal, Yeeun malah berteriak dan melemparinya dengan krayon serta mainan-mainan miliknya.

Maka Chan tidak punya pilihan selain pulang. Mungkin Yeeun benar-benar butuh istirahat hari ini, biar Chan yang selesaikan susunan legonya di kamar nanti.

"Bang Chan!"

Mendengar namanya dipanggil, Chan yang baru saja keluar dari halaman rumah keabuan milik Yeeun menoleh. Mata Chan menyipit hanya untuk memperjelas penglihatannya pada seseorang yang memanggilnya di ujung jalan. Di sanalah ia melihat anak laki-laki yang sedang membawa bola berlari mendekatinya.

Dialah Lee Sangyeon, teman sekelas Chan di sekolahnya yang baru.

Terhitung sudah satu bulan keluarga Chan pindah ke Korea dan sudah tiga minggu sejak Chan pertama kali didaftarkan di salah satu sekolah dasar yang paling dekat dengan perumahannya. Chan kecil adalah tipikal anak yang mudah mendapat teman. Jika digambarkan, Chan seperti kupu-kupu yang begitu mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

Mungkin karena Chan yang memang ramah dan murah senyum. Mungkin juga karena Chan senang berbagi bekalnya. Atau mungkin karena Chan yang masih polos dan mudah dibodohi dengan berbagai hal yang tidak pernah ia temui di Australia, membuatnya begitu mudah didekati.

Salah satu temannya Sangyeon yang senantiasa menemaninya selama di sekolah. Sangyeon bukan tipikal orang yang datang untuk membodoh-bodohi Chan, justru sebaliknya. Sangyeon datang untuk membantu dan mengajarkan hal baru pada Chan. Tiap kali Chan bingung akan susunan kalimat atau kosakata yang baru didengarnya, Sangyeon akan bantu menjelaskan dengan pengetahuan bahasa Inggris yang dimilikinya. Meski pengetahuannya juga terbatas, Chan tetap merasa terbantu karena terkadang Sangyeon menjelaskannya dengan gerak tubuh.

Bagi Chan, Sangyeon adalah teman terbaiknya di sekolah.

"Oh, annyeong, Sangyeon-ah!" sapa Chan begitu Sangyeon tiba di hadapannya. Sangyeon yang tampaknya sama sekali tak terganggu dengan teriknya matahari saat itu membalas sapaan dengan senyum manis andalannya.

"Kamu mau main bola, ya?" tanya Chan sembari menunjuk bola yang Sangyeon bawa.

"Ne, aku mau main bola sama teman-temanku di lapangan," jawab Sangyeon yang melempar-lemparkan bolanya ke udara. Ia kemudian mengalihkan pandangannya ke rumah keabuan milik Yeeun sebelum kembali menatap Chan dan bertanya, "Kamu dari rumah itu?"

Chan yang menganggukkan kepalanya sebagai jawaban membuat Sangyeon mengernyit keheranan. "Ngapain?"

"Main," jawab Chan ringan. Ia bahkan menunjukkan Treasure Box yang sedari tadi dibawanya pada Sangyeon. "Aku nyusun lego di sana."

"Sama si anak nakal itu?"

Chan mengerjap-ngerjapkan matanya karena bingung, "Maksud kamu Yeeun?"

"Iya, siapalah namanya itu. Kok kamu mau sih main sama anak nakal itu? Dia 'kan enggak asik anaknya."

Chan tak langsung menjawab pertanyaan Sangyeon. Ia diam selama beberapa saat dan mengalihkan pandangannya ke rumah keabuan milik Yeeun.

'Anak nakal'. Julukan itu sebenarnya sangat cocok untuk Yeeun. Mengingat betapa buruknya sifat anak perempuan satu itu. Katakanlah karena emosinya yang meledak-ledak. Atau anaknya yang terlalu egois dan semua keinginannya yang harus dituruti. Atau juga cara bicaranya yang kasar dan sikapnya yang tidak pernah sopan--terlebih pada Deokmi Ajhumma. Anak itu pun tidak bisa menghargai sesuatu dan tidak tahu caranya berterima kasih apalagi meminta maaf.

Stand by Me - Stray Kids FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang