Matahari menggantung indah di langit Sydney siang itu.
Memberikan kehangatan untuk orang-orang yang terlihat sibuk menjalani kegiatannya masing-masing di salah satu pusat kota negeri kangguru tersebut. Kota itu benar-benar sibuk. Sepanjang mata memandang, orang-orang tampak berlalu-lalang. Berlomba dengan waktu yang tak pernah lelah berputar.
Hannah juga terlihat mengejar waktu. Semenjak keluar dari bandara, gadis berambut hitam panjang itu berlari membelah jalanan Sydney yang tidak lagi asing untuknya.
Menerobos kerumunan orang-orang yang menghalangi jalan. Mengabaikan tawaran barang-barang menarik yang dijajakan. Mengabaikan teriknya matahari Sydney yang berhasil membuat seluruh tubuhnya basah oleh peluh. Hannah terus belari. Bergerak memasuki gedung tinggi yang sangat ia kenali.
"Where is Christopher Bang now?" tanya Hannah tanpa basa-basi pada resepsionis yang tampak kaget melihat kedatangannya.
"Sorry, Miss, have you made an appointment with Mr. Christopher Bang?"
Hannah tampak geram mendengar pertanyaan wanita resepsionis itu. Ini bukan saat yang tepat untuk menjawab pertanyaan seperti itu. Dia pun secara refleks memukul meja dan menaikkan volume suaranya ketika berkata, "It's an emergency, I don't need to make an appointment with him! Tell me where is Chris now?!"
"Sorry, Miss, but Mr. Christopher can't be haphazardly, he's a very important person here and--"
"I'm Hannah Bang! So hurry up and tell me where my brother is right now!"
Wanita itu tampak membulatkan matanya karena cukup terkejut. Dia setengah percaya setengah tidak bahwa gadis yang ada di hadapannya saat ini adalah Hannah Bang; adik perempuan Christopher Bang yang tidak lain dan tidak bukan adalah pemilik perusahaan. Beruntung, salah satu temannya yang baru saja tiba dan cukup mengenal wajah Hannah segera membantu dengan memberitahu posisi sang kakak.
Tanpa mengulur waktu lagi, Hannah langsung bergerak ke lantai sembilan menggunakan tangga darurat--karena lift yang ingin ia naiki tak kunjung terbuka. Hannah mengambil langkah lebar-lebar. Menaiki dua anak tangga sekaligus untuk menyingkat waktu.
Sesampainya di lantai sembilan. Hannah langsung memeriksa satu persatu ruang rapat. Dia membuka setiap pintu dengan kasar dan terburu sembari berdoa agar sang kakak ada di balik pintu yang ia buka. Namun hingga pintu keenam, Hannah tak menemukan apapun.
Hannah tak mau menyerah. Maka di pintu ketujuh ia melakukan hal yang sama. Membuka pintu dengan terburu dan kasar kemudian meneriakkan nama sang kakak yang tengah dicari. Dan akhirnya dewa keberuntungan berpihak padanya. Christopher Bang ada di sana. Berdiri di depan layar proyeksi serta di depan puluhan orang yang sangat penting.
Chris atau yang Hannah panggil Chan-oppa tampak membulatkan matanya karena terkejut. Begitu juga dengan puluhan orang penting di dalam sana. Hannah tidak cukup bodoh untuk mengetahui bahwa sang kakak sedang ada rapat penting. Terlebih resepsionis di bawah tadi sudah memperingatinya untuk menunggu.
Hanya saja Hannah tidak peduli. Itu sebabnya dia tak segan-segan memasuki ruangan dan menarik sang kakak dengan sekuat tenaga.
"Hannah, ada apa?" tanya Chan yang hanya bergerak beberapa langkah dari tempatnya semula, "Kok kamu bisa tiba-tiba di sini?"
"Oppa harus pulang ke Korea sekarang!"
Chan mengernyit tidak mengerti, "Tapi kenapa? Sekarang Oppa sedang ada rapat penting, Hannah."
"Yeeun-eonnie membutuhkan Oppa, benar-benar sudah tidak ada waktu lagi! Dokter bilang waktunya hanya sebentar lagi, Yeeun-onnie tidak bisa bertahan lebih lama. Oppa harus pulang sekarang atau Oppa akan terlambat sama sekali..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stand by Me - Stray Kids Fanfiction
Fiksi PenggemarChan hanya mempunyai satu keinginan. Yaitu tidak datang terlambat. Karena dia ingin ada di sisi gadisnya sampai akhir. Stray Kids' Bang Chan × Park Yeeun (oc) Dell, 2020