PRESENT : One.

1.7K 283 13
                                    

"I end this meeting until here."

Bisik-bisik puluhan orang yang terkejut memenuhi langit ruangan. Puluhan pertanyaan mulai dari siapa gadis berambut hitam panjang yang masuk tanpa izin hingga alasan kenapa Chan menghentikan rapat ini secara mendadak ikut menguar ke udara.

Suasana ruang rapat itu seketika gaduh. Riuh dengan seruan-seruan kecewa. Mereka sudah rela jauh-jauh datang ke perusahaan ini, menyiapkan berbagai surat berharga dengan ekspektasi yang begitu tinggi, tetapi rapat dihentikan begitu saja.

Sangyeon--rekan kerja sekaligus teman baik Chan--bangkit dari kursi. Segera ia hampiri Chan yang kini dengan tergesa memasukkan semua barang pribadinya ke dalam tas. Sangyeon tak kalah terkejut. Pasalnya rapat ini baru saja berjalan, belum memasuki inti sama sekali. Dan rapat ini merupakan rapat sangat penting yang akan menentukan masa depan perusahaan.

"Chan, what's wrong? Why did you stop this meeting suddenly?" tanya Sangyeon yang seakan-akan mewakili puluhan orang dengan tanya serupa.

Sangyeon bahkan berusaha menahan gerakan Chan. Meminta pemuda itu melanjutkan presentasinya hingga selesai atau minimal menjelaskan alasan kenapa ia harus menghentikan rapat ini tiba-tiba.

Namun, Chan seolah tuli. Chan sama sekali tak menjawab. Ia bahkan menghiraukan tangan Sangyeon yang menghalangi. Tangan Chan terus bergerak memasukkan barang-barangnya ke dalam tas. Tak peduli jika barang-barangnya berantakan atau rusak sekalipun. Chan bisa menggantinya lain kali dengan yang baru, yang lebih bagus, yang lebih canggih, dan yang lebih mahal jika ia mau.

Namun, tidak dengan waktu yang Chan miliki sekarang. Tidak dengan waktu yang terus berjalan. Tidak dengan waktu yang semakin berkurang. Yang tidak bisa diulang apalagi dihentikan. Waktu Chan benar-benar terbatas.

"You can't leave this meeting like this, Chan. Setidaknya kasih aku penjelasan apa yang terjadi?" desak Sangyeon untuk kesekian kalinya.

"Aku gak punya waktu banyak, Sangyeon." desis Chan, berusaha menahan suaranya yang bergetar, "Aku harus kembali ke Korea sekarang juga."

Sangyeon cukup terkejut mendengarnya. Terlebih ketika Chan menatapnya dengan mata yang memerah karena menahan sesuatu di pelupuk agar tidak jatuh. Sangyeon tak perlu meminta Chan untuk mengulangi kalimatnya dua kali. Ia bahkan tak perlu penjelasan apapun dari Chan.

Karena dia mengerti. Amat sangat mengerti. Itu sebabnya Sangyeon tak lagi menahan gerakan Chan. Ia bahkan ikut membantu Chan membereskan semua barang-barangnya.

"Kalau gitu biar aku yang anterin kamu ke bandara. Aku gak mungkin biarin kamu nyetir sendiri dengan kondisi kamu yang kayak sekarang, terlalu bahaya." ucap Sangyeon tepat ketika Chan menutup resleting tasnya dan bersiap meninggalkan ruang rapat yang masih gaduh.

Chan mengangguk sekilas pada Sangyeon sebelum akhirnya keluar menyusul Hannah yang sudah lebih dulu meninggalkan ruang rapat. Dengan cekatan Sangyeon bergerak ke arah asisten pribadinya yang terlihat sedikit panik karena diserang berbagai pertanyaan. Sangyeon membisikkan sesuatu pada si asisten. Memintanya untuk mengambil alih sementara waktu sampai ia kembali dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Si asisten sebenarnya tak terlalu mengerti, tetapi ia tetap menurut dan mencoba mengambil perhatian puluhan orang yang ada di ruang rapat dengan caranya sendiri. Sementara sang asisten sibuk dengan urusannya, Sangyeon segera menyusul Chan juga Hannah yang sudah berlari menuju lobi, tempat dimana mobil hitam kesayangan Chan terparkir.

Sangyeon mengambil alih posisi kemudi, Chan duduk tepat di sampingnya sementara Hannah berada di kursi belakang. Tujuan awal mereka adalah apartemen Chan. Dia harus mengambil beberapa dokumen yang ada di sana.

Stand by Me - Stray Kids FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang