PAST : Nine.

829 196 19
                                    

Mereka baru meninggalkan pantai usai menyantap makan malam bersama di salah satu kedai yang ada di dekat sana.

Sepanjang menghabiskan waktu bersama, Chan tak pernah lelah pandangi senyum manis yang tak pernah hilang di wajah Yeeun. Chan yang awalnya banyak bicara jadi lebih banyak diam di sana. Hanya sesekali Chan ikut dalam percakapan yang dibuat sang ibu dan Yeeun yang mendadak jadi sangat dekat.

Seharian ini Nyonya Bang terlihat sangat senang menceritakan banyak hal pada Yeeun; mulai dari janin yang tengah dikandungnya sampai kebiasaan-kebiasaan aneh yang Chan lakukan di rumah. Seharian ini pun Yeeeyn terlihat begitu antusias mendengarkan semua cerita Nyonya Bang. Dan selama Chan memperhatikan, Chan akan temukan binar-binar bahagia di mata si anak perempuan.

"Kalau sudah mengantuk, kalian langsung tidur saja, ya," ucap Nyonya Bang setelah memastikan bahwa sabuk pengaman Chan dan Yeeun terpasang. Begitu Chan mengangkat satu ibu jarinya tanda siap, mobil hitam yang dikendarai Tuan Bang melaju tinggalkan pantai.

Di perjalanan, lagu berirama lembut diputar di radio. Chan sesekali bersenandung sembari pandangi langit malam di luar jendela mobil. Gugusan bintang yang beberapa Chan ketahui namanya terlihat indah di atas sana. Chan baru akan menunjukkannya pada Yeeun namun urung ketika melihat anak perempuan itu sibuk mengeluarkan sesuatu dari ransel kecilnya.

Adalah jaket berwarna biru muda yang Yeeun keluarkan dan dengan terburu-buru anak perempuan itu mengenakannya. Jaket yang dikenakan anak perempuan itu adalah jaket yang besar, Chan menyadarinya. Pun Chan sadar bahwa anak perempuan itu perlahan menaikkan kedua kakinya ke kursi--sedikit meringkuk agar tubuhnya tertutupi jaket besar itu.

Chan tidak bodoh untuk tidak mengetahui bahwa anak perempuan itu sedang kedinginan. Itulah sebabnya Chan dengan cepat mematikan AC yang mengarah langsung pada si anak perempuan.

Yeeun hanya melirik Chan sekilas sebelum menyandarkan kepalanya ke jendela mobil dan melemparkan pandangan keluar. Tak ada ucapan terima kasih atau sejenisnya. Mungkin karena sudah biasa Chan jadi tidak terlalu mengharapkan ucapan terima kasih darinya.

Gugusan bintang yang ada di luar jendela jadi tidak menarik lagi. Chan kini menaruh seluruh atensinya pada anak perempuan yang meringkuk di sampingnya. Anak perempuan itu terlihat sangat lelah. Beberapa kali napasnya dihela. Beberapa kali ia menyamankan posisinya. Berapa kali pula ia menghangatkan dirinya dengan menaruh telapak tangan di lehernya.

Chan terus memperhatikannya sampai dia menemukan lebam di salah satu kaki si anak perempuan yang tidak tertutup jaket.

Chan mengernyit, heran. Seingatnya, seharian ini Yeeun tidak terbentur atau jatuh sekalipun. Kalau pun terjatuh saat aksi kejar-kejaran di sepanjang bibir pantai tadi, agaknya mustahil meninggalkan lebam seperti itu mengingat pasir yang ada di sana teramat lembut.

"Yeeun-ah."

Anak perempuan itu hanya beri gumaman sebagai sahutan. Dia bahkan masih fokus pada pemandangan di luar.

"Kaki kamu kok lebam?"

Mendengar pertanyaan barusan, Yeeun serta merta menutup kakinya agar tak dilihat oleh Chan. "Enggak, kok."

"Tapi kaki kamu biru, loh. Dan kayaknya sakit deh."

"Itu karena kecapean. Besok juga hilang."

"Kamu yakin?"

Sekali lagi anak perempuan itu memastikan tidak ada bagian kakinya yang terlihat sebelum mengangguk dan menjawab, "Iya."

Chan menghela napas lega. Untuk saat ini dia mempercayainya. Sesaat kemudian Chan mengeluarkan sebuah selimut bermotif super hero dari tas yang ada di bawah kakinya. Chan merentangkan selimut bernuansa merah-hitam itu sebelum menyelimuti tubuh Yeeun yang masih terus meringkuk di sampingnya.

Stand by Me - Stray Kids FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang