10 [ Orang Gila ]

224 25 0
                                    

Sebelum baca budayakan vote dahulu agar, author lebih semangat up! Jangan lupa follow author!

Happy Reading!

***

Sally beserta orang tuanya telah sampai dirumah. Baru saja menginjakkan kaki di teras rumah. Sally merasa pusing. Dia merasa benar-benar pusing hingga, di saat dia ingin membuka kunci rumah. Kunci itu terjatuh. Begitu pula Sally yang merasa lemas.

"Sally! Bangun nak. Penyakitmu pasti kambuh," ucap Ibu Choi membantu Sally berdiri. "I-iya bu. Sally lupa minum obatnya tadi siang," balas Sally menahan rasa sakitnya.

"Dasar bodoh! Sudah tau penyakitan. Seharusnya obatnya lebih sering diminum!" Ayah Choi ingin menampar Sally pada saat itu juga. Namun, segera di tahan Ibu Choi.

"Sudah hentikan! Lebih baik kau membuka pintunya. Dan bantu aku membawa Sally ke kamar," cegah Ibu Choi memberi tatapan tajam.

Ayah Choi mendengus kasar. Kemudian ia membuka pintu dan membantu Ibu Choi menompang Sally untuk ke kamar.

Sesampai di kamar Sally. Eummm ... ralat ini terlihat seperti gudang bekas yang tak layak dijadikan kamar.

Ibu Choi membaringkan Sally ke kasur yang sudah rusak itu. Ia mengelus puncak kepala Sally. "Hey! Kau pijit dia sebentar. Aku akan mengambil obatnya," perintahnya.

Ibu Choi pergi. Kemudian Ayah Choi ber-smirk. Ia menatap Sally seakan-akan ia lapar. Kemudian ia mengambil cutter di meja nakas Sally. Ia mengelus Pisau Cutter itu.

Sally setengah sadar. Tapi ia masih bisa melihat ayahnya itu memegang benda tajam. Sally tau ini pasti akan terjadi. Disaat ibunya tidak ada ayahnya pasti akan melakukan ini.

Ayahnya itu mengambil tangan putih Sally. Ia mengelus-ngelus tangan Sally. Kemudian ia tersenyum menatap Sally yang dalam keadaan pasrah.

"Hari ini aku begitu lapar. Ah, tidak juga. Tadi kita kan sudah makan malam bersama muridmu yang cantik itu. Tapi aku butuh hidangan penutup. Jadi aku akan menjadikanmu hidangan penutupku," ujar Ayah Choi menatap Sally lapar.

Sally hanya diam dia tidak bisa apa-apa dalam keadaan lemah seperti ini. Ia hanya bisa menerima perbuatan ayahnya itu.

Sreeeekkkksss ...

Bunyi lengan Sally yang digores ah, itu bukan goresan lagi melainkan lengan Sally robek. Sally merasa darahnya menetes. Ia berusaha menahan sakit.

Ayahnya berdecak kagum. "Woaaw ... Darahmu begitu segar. Aku tidak akan membuang-buang waktu lagi,"

Ayah Choi menarik cutternya kemudian ia menjilati darah yang menempel di pisau itu. Ia menjilatnya dengan rakus. Benar-benar rakus layaknya orang tidak pernah makan.

Sally bisa mendengar decakan lidah ayahnya yang menjilati darahnya. Sally merasa jijik. Ingin sekali ia segera kabur dari sini.

"Aaahh ... Ini sangat manis. Aku menyukainya. Terimakasih ini hidangan yang paling enak," ucap Ayah Choi tersenyum lebar setelah itu tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya.

"Aku kembali,"

Ibu Choi kembali dengan membawa nampan berisi pil obat dan air putih. Ia duduk di tepi kasur Sally. Ia mengambil pil itu lalu menyuruh Sally menelannya.

Setelah itu ia membantu Sally meminum air putih itu namun segera Sally memuntahkan pil beserta air itu.

"Yaaaakkk ... Kenapa kau memuntahkan semuanya?!!" omel Ibu Choi kesal.

[ 2 ] She? • TzuKook ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang