09 [ Lembur ]

212 34 1
                                    

Happy Reading!

.

.

.

-She?-

Sebelum membaca vote dulu dong dan jangan lupa spam komen supaya, author lebih semangat lagi up!

〰️〰️〰️〰️〰️〰️

Sally dan kedua orang tuanya sudah di depan pintu rumah megah nan mewah ini. Jangan katakan Sally lebay atau apapun. Rasanya ia tidak bisa berkutik karena, rumah ini.

"Ketuk pintunya. Atau pencet bel itu," pinta Ibu Choi dengan tidak sabarannya. Sally sadar dari lamunannya ia segera memencet bel rumah itu.

Terbukalah pintu itu. Menampakkan gadis cantik dengan senyum hangat menyambut mereka. Orang tua Choi melongo melihat isi rumah ini. Semua barang-barangnya terlihat sangat mahal.

"Oh, astaga Ini rumah atau hotel? Atau istana??" tanya Ibu Choi melongo melihat isi rumah itu. Gadis itu tertawa kecil. "Terserah bibi saja mau menganggap ini apa. Ayo, masuk anggap saja ini rumah sendiri," ujar gadis itu.

Disaat Orang tua Choi masuk. Kepala Sally terasa pusing. Rasanya, ia pernah melihat rumah ini. Tapi, mana mumgkin ia pernah kesini. Ini pertama kalinya ia kesini.

Gadis itu menghampiri Sally yang memegang kepalanya. "Ma'am kenapa?" tanya Gadis itu cemas. "Hanya, pusing sedikit kok. Aku hanya, terlalu lelah Yuna," balas Sally berusaha tersenyum menahan sakit.

Yuna mengangguk kecil. "Kalau begitu aku ke ruang makan dulu ya. Aku mau menyiapkan makanan," ucap Yuna mendapat anggukkan dari Sally. Yuna meninggalkan Sally. Yang masih memegang kepalanya menahan sakit.

Di meja makan...

Semua makanan tertata rapi. Semuanya adalah makanan mahal dan enak tentunya. Mana mungkin jika, aku dengan yang lainnya menghabiskan ini semua. Pikir Sally.

Kenapa Sally berkata begitu? Lihat saja dari ke ujung-ujung meja semuanya makanan. Mana mejanya panjang dan lebar pula. Memangnya, perutnya bisa tahan makan sebanyak itu?

"Ekhemm ... Yuna. Apa makanan sebanyak ini tidak mubazir? Ini terlalu, banyak. Kami tidak mungkin menghabiskan semua ini," tegur Sally merasa tak enak. Dan setelah berbicara itu pula Ibu Choi menendang kasar kaki Sally. Sedangkan, ayah Choi menatap Sally tajam seperti, ingin membunuh.

"Tidak apa. Biasanya, kalau makanan ini tidak habis. Ayah akan mengirim makanan ini untuk anak Panti asuhan ataupun orang-orang yang kurang mampu," jawab Yuna menanggapi pertanyaan Sally.

Sally merasa hatinya menghangat. Entah perasaan apa ini. Setiap kali Yuna tersenyum atau berbicara dengannya. Rasanya, seperti ia pernah mengenal atau dekat pada Yuna. Tetapi, itu tak mungkin.

"Ah, begitu. Kalau, begitu dimana ayahmu?" tanya Sally yang dari tadi belum melihat batang hidung pria Jeon itu. "Ayah sedang di kantor sebentar lagi mungkin ia akan pulang," balas Yuna.

***

Di kantor Jeon ...

Pria Jeon itu sibuk mengotak-ngatik komputernya. Ia berusaha agar hari ini ia bisa pulang cepat. Karena, berjanji pada wanita Choi itu.

"Ayolah, tinggal satu Jeon Jungkook. Setelah, itu pulang dan makan bersama," ucapnya menyemangati dirinya sendiri.

Namun, sepertinya kemungkinan ia pulang awal adalah sedikit. Karena karyawannya mengetuk pintu. Membuatnya memasang ekspresi pasrah.

[ 2 ] She? • TzuKook ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang