5

102 16 1
                                    

oh iya sebelum lanjut ke bagian lima dari cerita ini. there are two more casts that i want to introduce to you guys, yaitu adik-adiknya gio hehehe.

taraaaa✨

dari kiri ya, ada jauzan biel ananda winata biasa dipanggil biel emang deh nama adik pertamanya gio tuh paling panjang sekeluarga garagara mamanya gio yang kepengen aja gitu, nanti kalo anak kedua lahir namanya lebih panjang dari gio ya pa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

dari kiri ya, ada jauzan biel ananda winata biasa dipanggil biel emang deh nama adik pertamanya gio tuh paling panjang sekeluarga garagara mamanya gio yang kepengen aja gitu, nanti kalo anak kedua lahir namanya lebih panjang dari gio ya pa. setelah biel lahir tadinya ga mau punya keturunan lagi sampai ketidaksengajaan mama gio yang lupa minum obat kb disaat gio berumur sebelas dan biel delapan tahun, terciptalah alvaro trian winata. anak ketiga jadi ada tri-trinya, kalau anak yang paling kecil ini panggilannya ian.

"loh kak gio basah kuyup gini? pulang naik apa tadi?"

gio mengangkat dagunya ke arah pintu rumah, "tuh gojek"

"ha? gojek??"

"iya ian sayang. aneh banget sih denger kakak naik ojol"

kebetulan ian baru selesai mandi karena dia juga kehujanan sama seperti sang kakak langsung lah dia menyampirkan handuk tersebut ke bahu gio. "kan biasanya bareng kak keenan atau kak malvin"

"mereka ada urusan masing-masing, yan"

"terus kenapa ga minta jemput pak didi?"

kegiatan gio yang lagi mengusak rambut setengah basahnya itu jadi terjeda, "kakak mau coba naik transportasi umum, yan. udah ya, jangan ngadu ke mama nanti heboh deh dia"

begitu lah ian, si bontot yang kadang lebih bawel daripada gio bahkan sang mama. tapi di sisi lain, ian juga suka manja kalau sedang berada di rumah dan akan berubah sifatnya ketika bertemu dengan teman sekolahnya ataupun ke orang lain diluar anggota keluarga winata.

"yaan, telornya udah jadi nih" kini teriakan biel terdengar dari sisi ruang dapur dimana kemudian berjalan menghampiri ian yang udah duduk rapih di meja makan.

"eh kak gio udah pulang juga, mau biel bikinin apa kak?"

kalau biel semisal kita lihat dari luar pasti terkesan cuek, tegas, dan galak(?). but he's actually a soft guy, asiik. iya dia akan selembut itu apalagi sama gio. beda sama ian yang heboh, manja, agak penakut juga mungkin, maklum anak paling kecil.

"kamu udah pulang juga el? ga futsal?"

"enggak kak. lagi mager, hujan juga lagian"

gio mengangguk paham, "yaudah kak gio ke atas dulu ya mau mandi"

"ini ga mau dibuatin apa-apa kak?" tanya biel sekali lagi yang dijawab dengan gelengan kepala, "gapapa ga usah. biar nanti kakak aja sendiri yang masak"

perfect lieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang