16

151 25 8
                                    

di meja makan tersebut mereka sibuk dengan piring masing-masing, sarapan pagi yang ga seenak biasanya padahal hari ini makanan yang dimasak adalah kesukaan keenan telur omlete ditambah nasi goreng mentega.

"keenan kamu lagi kurang enak badan, hm?" ibu rani atau mamanya keenan bertanya demikian karena sang anak yang kelihatan ga semangat, makanannya pun hanya dimakan beberapa suap.

"gapapa ma. keenan naik dulu ya, udah kenyang" jawabnya yang langsung bangun dari meja makan kemudian pergi ke kamarnya.

giliran malvin yang menjadi sasaran ditanya, "vin itu keenan kenapa sih?"

"ga tau ma dari kemaren pas pulang udah kayak gitu, lagi kurang mood aja kali kayak biasa"

"iya kali ya, yaudah kamu selesain sarapannya ya terus berangkat kuliah"

malvin mengangguk merespon mamanya.

sedangkan di kamar keenan, dia masih melihat ke hpnya dimana masih belum ada tanda-tanda kalau gio akan membalas ataupun meneleponnya balik, malah sekarang nama riana lah yang muncul sekaligus menggetarkan hpnya.

"halo ri" sapanya ketika sambungan telepon tersebut diangkat.

"kamu hari ini ke kampus kan?"

keenan menjauhkan hpnya, melihat jam, "nanti aku masuk siang kayaknya"

"are you okay? kita tinggal jelasin aja ke kak gio baik-baik"

"hm" balasnya yang entah semakin malas setelah mendengar nama gio disebut.

"kamu juga yang bilang kalo kak gio orangnya ga akan marah lama, dia cuma lagi belajar menerima semuanya"

pada ucapan riana di atas keenan merasa kurang percaya, mana mungkin gio menerima. dia tertawa pelan, "aku udah keterlaluan ri"

"kontak aku aja diblok" timpal riana yang membuat keenan kaget dan langsung memutuskan sambungan teleponnya tanpa pamit ke riana.

benar aja, kalau dilihat dari kontak gio di whatsapp dimana display picturenya avatar kemudian ketika keenan kembali mengirim chat hanya ceklis satu itu udah fix dia juga diblok.

kepala keenan langsung pusing kemudian menunduk dan menutup teleponnya ga pakai pamit.

"keenan kamu kenapa nak?" bahkan mamanya masuk pun dia ga sadar.

gelengannya menjawab pertanyaan sang mama. "lagi berantem ya sama gio?"

hanya diam ga direspon, mamanya kembali berucap, "soalnya semenjak kalian pulang liburan, gio ga pernah main kesini lagi nan. pertengkaran di sebuah hubungan itu wajar, gio kan orangnya penyabar dia pasti-"

akhirnya sang anak merespon walaupun kalimatnya harus dipotong, "gio udah benci sama keenan ma"

"loh kenapa?"

"keenan yang terlalu jahat ke dia. keenan ga pernah serius ajak gio pacaran karena emang niat awal keenan cuma gunain dia aja buat deket sama riana, sepupunya"

mulut mamanya keenan sampai ternganga mendengar penuturan anaknya tersebut lalu mengangkat dagu mengisyaratkan keenan untuk melanjutkan omongannya.

"dan keenan berhasil dapetin riana disaat keenan juga masih pacaran sama gio"

"aduh keenan" sang mama memegang pelipisnya ikut merasa pusing, "kenapa kamu lakuin itu sih nak"

"ga tau ma. emang keenan yang pengecut" setelah berbicara seperti itu siapa sangka orang sedingin keenan akan menitihkan air dari matanya. keenan satya tanubrata yang dikenal berani dan seperti bongkahan es yang sulit meleleh akhirnya cair juga.

perfect lieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang