25

149 26 9
                                    

hai haaii selamat membaca💜
.
.
.
.
.
.
.
.




sekitar hampir sejam motor hasbi masih mengaspal di jalanan, sesekali gio menggunakan tangannya untuk menghilangkan rasa panas. selama itu pula mereka saling diam sampai akhirnya satu kalimat keluar dari gio, "kenapa gue mau sih diajak lo pergi"

untunglah hasbi ga terlalu kencang mengemudikan motornya, dia menoleh sedikit melihat gio dari kaca spion. "lu juga kenapa gio jadi galak banget begitu, hm?"

gio ikut melirik ke spion sekilas lalu kembali mengalihkan pandangannya ke jalanan, "yaa kalo ga ke elo sama keenan sih gue biasa aja"

"kemana gio yang gua kenal penyabar dan selalu bisa ikhlas sama semua keadaan?"

"gue sadar dengan kesabaran itu gue gampang dibodohin" jawab gio. "kita mau kemana sih bi? ga nyampe-nyampe" tambahnya.

"nih udah sampe, makanya jangan kebanyakan ngelamun gii" ucap hasbi yang udah memberhentikan motornya di pinggiran pantai. jadi hasbi sengaja membawa gio ke sebuah perumahan sekitar jakarta utara dimana ada yang langsung bersebelahan dengan pantai.

mengedipkan matanya beberapa kali, "gue kira lo mau bawa gue ke ancol"

"males ah harus bayar, mending disini gratisan" balas hasbi sambil menyandarkan motornya dan gio yang udah turun dari motor.

"pelit dasar!"

"hahaha bodooo" hasbi menggoda gio dengan mengikuti cara mengucapkan kata bodo.

entah sosok hasbi selalu sukses membuat gio menarik sudut bibirnya walaupun sedikit, "udah deh, sekarang lo cerita"

"duduk dulu dong gi sama sebentar ya gua beliin makanan sama minum"

menuruti hasbi, gio duduk lalu mengedarkan pandangannya ke hamparan laut yang bergoyang tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

menuruti hasbi, gio duduk lalu mengedarkan pandangannya ke hamparan laut yang bergoyang tenang. apa karena gio datang di hari biasa sehingga kondisinya ga terlalu ramai, padahal mereka datang sekitar menuju jam empat.

"ini dia akua dingin sama jagung bakar" gio mengalihkan fokusnya ke hasbi, menerima sodoran minum dan satu jagung bakar yang ujungnya udah dibalut tissue agar tangan gio ga kotor.

"makasih, nanti uangnya gue ganti"

"ga us-"

"jangan mulai bi"

tersenyum kemudian mengangguk, "yaudah iya iyaa"

sedangkan setelah menimbang-nimbang, keenan yang tadi hampir kehilangan jejak memutuskan untuk keluar juga dari mobilnya yang diparkirkan agak jauh dari tempat hasbi. dia melihat semuanya, gio yang bisa tersenyum walaupun ga selebar sebelumnya.

dipakai masker serta hoodienya, berjalan pelan-pelan, mendudukkan dirinya mengambil jarak tiga orang dari gio dan hasbi.

"gimana bisa hasbi tau tempat kayak gini.." ucapnya berbisik.

perfect lieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang