haii aku muncul lagi di notif kalian wkwkwkwk
.
.
.
.
.
.
.
.kakak beradik itu masih saling diam di depan tv dengan masing-masing memegang stick playstation. seperti ga terjadi apa-apa, "yah hahaha masih gembel aja lu nan main fifa"
"gua ngalah ke elu vin, bukan gembel. biar lu ada hal yang lebih unggul dari gua"
"yeeh kurang ajar juga lu sama yang lebih tua" balas malvin menoyor keenan bercanda.
sedangkan sang adik tertawa karenanya, "hahahaha bercanda gua vin. lebih banyak hal yang unggul dari lu kali dari pada gua, lebih cakep, easy going pula anaknya. nah gua, lu tau sendiri"
"iye sampe gua keheranan tumben banget lu senyum mulu" ucap malvin pura-pura ga tau menahu.
keenan pun tersenyum lalu melepas stick psnya, "gua berusaha buat ga capek sama hidup gua vin. lu juga lebih unggul dalam pemikiran hidup, ga salah tuhan milih lu yang lahir duluan, bang"
ditepuk bahu keenan, "lu pasti bisa ngelewatin semuanya. ini masih masalah yang ga sebesar itu, hidup lu masih panjang nan masalah yang bakal lu hadapin juga berbagai macam jenisnya nanti"
"iya gua tau, makasih bang"
"gua ngambil fast track ke aussie, gimana menurut lu?" tanya malvin yang langsung ngebuat keenan noleh, "hah? apaan?"
"gua, ambil, fast track s2, ke australia, keenaan" ucap malvin mengulang kalimatnya namun kini dipenggal agar lebih jelas.
"lu gila?"
"ya anjir niat bagus dibilang gila coba"
"mama papa udah tau?"
mengangguk malvin menjawab pertanyaan adiknya.
"mereka setuju?"
saking malasnya bersuara lagi, malvin langsung merogoh hpnya lalu dibuka satu file pdf berjudul, master degree in university of melbourne approval dan ditunjukan ke keenan.
"shit" ucapnya spontan begitu melihat ada tanda tangan sang ayah di lembar persetujuan tersebut. "kenapa lu ga bilang ke gua?!"
"dih ngapain. elu kan bukan bapak gua"
"gua masih butuh lu bang"
satu tangan malvin dia gunakan untuk menyandarkan kepalanya, "if i'm not misheard, you've been calling me with that abang for three times. ini garagara gua mau pergi aja apa lu emang udah nyadar, hm?"
"ck. ga usah bahas itu lah, sekarang elu yang mau pergi bahkan kurang dari sebulan kalo gua liat di approval nya tadi"
"santai nan, gini deh simpelnya. sifat kita ini bertolak belakang, beda banget. jadi seharusnya lu ga butuh gua, lu punya sendiri caranya, gua pun juga sama"
"kecuali kalo nanti lu mau ngelamar pasangan lu baru gua bantu" tambahnya lalu tertawa.
keenan hanya menggeleng menanggapi sang kakak.
di tempat lain, gio kembali menyibukkan diri dengan berkegiatan kerajinan tangan. entah disaat kemarin sempat beberapa hari diam di rumah omanya dia jadi mempelajari cara merajut dari oma. ditambah kegiatan ini secara langsung bisa membuat dia lebih tenang.
ting
tinghasbi
mewakili meta, gua minta maaf
soal kejadian tadi pagimata gio melirik hpnya sekilas. dia hembuskan nafasnya pelan lalu menjeda kegiatannya sebentar untuk membalas pesan whatsapp dari hasbi.
hasbi
KAMU SEDANG MEMBACA
perfect lie
Fanfictionhow would you feel if you're being lied and used by the person you love?