8

111 17 6
                                    

warna langit mulai berubah men-jingga. tapi ga membuat semangat riana surut untuk datang ke hari pertama gathering di ukm pilihannya. dia berhenti sebentar membenarkan posisi gitar yang dibawa di bahunya lalu tersenyum ketika jarak ke tempat acara udah semakin dekat.

"maaf kak saya telat" ucap riana begitu sampai kepada salah satu mahasiswa senior yang berjaga di pintu masuk.

"kok bisa telat?"

"ah itu kak tadi mata kuliah terakhir selesainya lebih lama"

"bukan alesan kali. waktu diinterview kemaren, jawabnya apa?"

satu langkah riana mundur, dia kaget mendapat respon kurang bersahabat dari kakak senior di depannya ini. seingatnya kemarin disaat masih interview mereka semua rata-rata baik.

"hei aku nanya kamu loh. jangan harap aku baik ya, aku bukan anggota divisi talent yang kerjaannya senyum mulu"

"i- iya kak maaf"

benar. riana lupa kalau ada divisi etika yang katanya dikenal jutek banget ke calon anggota ukm.

"jangan nunduk a-"

"eh tira, udah dong ga perlu sekeras itu. ukm kesenian bukan mapala atau menwa yang harus semi militer, lu di briefing ga sih sama divisi lu?"

masih dengan posisi menunduk, riana sebenarnya sangat ingin tau siruasi sekarang. kakak senior yang dipanggil tira tersebut seperti bergantian menjadi bisu.

"udah sana tanya lagi sopnya gimana. kalo kadiv lu protes, suruh ke gua aja" tambah si kakak senior yang riana yakin adalah laki-laki.

mata riana melirik ke kiri dimana bahunya ditepuk oleh orang di depannya itu. "ga usah dibawa serius, mereka emang dilatih galak ga jelas begitu. nanti kalo lu udah join, kebuka semua kocaknya"

"oh iya kak, makasih banyak" balas riana sambil mengangkat kepalanya.

"eh malvin?"

"lah riana? sepupunya gio kan?"

tanya mereka bersamaan. siapa sangka keduanya bertemu di tengah taman yang udah disulap layaknya tempat karnival serdehana.

anggukan kepala mengawali jawaban riana, "lo kakaknya keenan kan?"

"iyaa belaga nanya lu padahal kita udah ketemu dua hari yang lalu di rumahnya gio"

"hahaha kayak lo ga nanya aja sih vin"

waktu terasa melambat seketika, malvin bahkan ga berkedip selama lima detik terpaku melihat wajah cerah riana yang terpapar sinar matahari sore dengan senyum yang terbuka lebar.

"ya- yaudah ri masuk gih sana. nanti diomelin anak etika lagi aja"

"yuk vin bareng lo" tanpa permisi riana menarik lengan malvin yang hanya menurut mengikutinya dari belakang.
.
.
.
.
.

"yuk vin bareng lo" tanpa permisi riana menarik lengan malvin yang hanya menurut mengikutinya dari belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
perfect lieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang