10

120 21 1
                                    

sebelum baca, ini the longest part in this story hehehe. enjoy reading readers!
.
.
.
.
.

puk. gio menoleh ke semua arah dari tempat duduknya setelah mengambil kertas tergulung di bawah meja yang sebelumnya berhasil mendarat tepat di kepalanya.

gi, keenan ga masuk ya?

anggukan gio menunjukkan kalau dia tau siapa pelaku pelempar kertas tersebut, hasbi. iya mereka dipertemukan di kelas hukum pidana khusus. gio hiraukan hasbi, dia tau jika dirinya sekarang lagi diperhatikan.

puk.

"ck"

ooh masuk ya? padahal gua mau ngajak lu makan siang bareng gi.

gio yang mulai kesal membuang lagi kertas itu ke lantai. sebenarnya hasbi ga salah bahwa hari ini keenan ga masuk. gio tau dari malvin katanya sakit. biasa keenan yang lebih banyak diam mengharuskan gio bertanya ke kakaknya.

puk.

habis kesabaran gio yang langsung memutar badannya menghadap ke belakang. "bis-" baru aja mau marah tapi keduluan oleh ibu ratna, dosen mata kuliah tersebut. "hasbi dan kamu giofani kalian keluar dari kelas saya"

"tingkah masih kayak anak sma lempar-lemparan kertas. keluar aja deh"

"bu tapi itu hasbi yang-"

tiga langkah maju diambil ibu ratna agar lebih dekat ke meja gio, "saya tau kamu mahasiswa pintar, sering ikut lomba. tapi tetap sikap tidak memperhatikan sekecil apapun harus ditindak. mau keluar atau kamu ngulang mata kuliah saya di semester pendek?"

greb. badan gio ditarik untuk bangun gitu aja bahkan dia sampai agak limbung. "baik bu kami akan keluar, maaf sekali lagi kami sudah bertindak tidak sopan di kelas ibu"

"ih ga mauu" bisik gio ke hasbi yang masih menggenggam lengannya. sedangkan hasbi yang ga peduli langsung mengambil tas gio dan dibawanya. untung kelas masih intermezzo tadi, mengobrol secara general dari materi hukum pidana khusus hari ini jadi gio juga belum mengeluarkan alat tulisnya.

"sekali lagi maaf bu, kami permisi"

kaki gio agak bergesekan dengan lantai menahan langkah kaki hasbi. tapi sayang kekuatannya kalah jauh sehingga tetap tertarik.

ketika udah di depan kelas, menghirup nafas dulu kemudian menghempaskan tangan hasbi sekuat gio.

"apa-apaan sih lo. sengaja ya?!"

hasbi mengangguk semangat, "sekali-sekali bandel sedikit ga ada salahnya gi. suka banget sih hidup serius"

"siapa yang hidup serius? biasa aja"

suara ketawa keluar dari pita suara hasbi, "hahahaha nanya lagi. ya elu lah, lu ga sadar ya kalo lu ga nikmatin hidup? perlu gua jabarin?"

gio hanya diam, dia menunggu penjelasan dari hasbi. sedangkan hasbi justru kembali menarik gio, "sini gua tunjukin dulu sama caranya nikmatin hidup"

"lo mau bawa gue kemana?" tanya gio ketika hampir sampai di parkiran motor fakultas.

ga menjawab, hasbi malah menyodorkan helmnya satu lagi, "nih pake"

mata gio tidak berpindah dari hasbi yang entah ga merasa lelah tersenyum.

"hmm bilang dong kalo mau dipakein" tambah hasbi yang mulai mengangkat helmnya setinggi kepala gio.

"eh- eh ga gitu maksudnya-"

"ssttts.. tenang aja diboncengin gua aman kok, selamat sampe rumah deh" potong hasbi yang langsung memakaikannya ke gio.

perfect lieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang