"SHILA!"
•
•
•
•"Rel?" Dafin berhenti melangkah ketika mendengar teriakan tersebut, begitupun dengan Farel. Mereka baru saja dari kantin lalu ingin kembali ke kelasnya, tetapi mereka terkejut saat mendengar suara keras itu.
Setelah bertatap singkat mereka langsung bergegas menghampiri dimana suara itu berada. Betapa terkejutnya mereka ketika melihat Reva dan Febi yang sedang menahan Shila yang tak sadarkan diri agar tidak terjatuh ke tanah.
"Shila kenapa?" Tanya Dafin, namun Febi malah menatapnya tajam.
"Gak usah banyak omong! Cepet bantu bawa Shila ke uks!" ucap Febi dengan tertampak jelas wajah ke khawatiran nya
Farel pun langsung meraih Shila dari Febi dan Reva, lalu membopongnya menuju ruang uks yang di ikuti oleh Dafin juga Reva, sedangkan Febi segera menghampiri anggota pmr untuk menghubungi dokter.
Setelah sampai di uks, tak lama petugas pmr dan juga Febi memasuki ruangan. Dan langsung memeriksa Shila, juga membersihkan darah yang keluar dari hidungnya.
"Dokter lima menit lagi datang, kalian kembali saja ke kelas!" ucap petugas pmr itu
"Tapi-"
"Saya bilang kembali ke kelas!" ucap petugas pmr dengan tegas, membuat Febi kesal. Gimana tidak, dia juga ingin tau keadaan sahabatnya.
"Ayu ke kelas, gue yakin Shila baik-baik ajah!" ucap Reva menarik lengan Febi agar keluar dari ruangan uks, begitupun dengan Farel dan Dafin yang langsung keluar dari ruangan tersebut.
"gue duluan ke kelas, gak usah terlalu khawatir!" pamit Farel dan Dafin kepada Reva dan Febi, lalu berjalan menuju kelasnya.
Setelah sesampainya dikelas mereka disambut oleh guru sejarah dengan tatapan yang mengerikan.
"Dari mana kalian berdua?!"
"Toilet pak"
"Kalian ke toilet saja harus berdua?, Kalian itu laki-laki, Masa iya takut sama penunggu toilet!"
"Bukan begitu pak, masalahnya tadi saya juga gak tahan jadi saya bareng ke toilet nya. Emangnya kalau saya pipis di sini bapak mau tanggung jawab?"
"Ya gak lah! Masa iya saya harus bersihin. yasudah sana duduk!"
"Nah gitu dong pak dari tadi!" Jawabnya lalu berjalan menuju kursinya.
"Al, gue mau cerita!" Ucap Dafin ketika sudah mendaratkan bokongnya dikursi
"Hmm?" Jawabnya dengan tatapan kedepan, sedang memperhatikan penjelasan yang sedang dijelaskan oleh guru sejarah
"Tadi gue sama Farel Nemu Shila pingsan, di taman belakang sekolah" ceritanya langsung ketitik inti.
Aldo pun reflek manatap Dafin "Dimana sekarang?"
"UKS tapi-" sebelum Dafin menyelesaikan omongannya, Aldo sudah dulu bangkit dari kursi lalu berlari keluar kelas.
Dafin pun terdiam singkat melihat kepergian Aldo, "Wow!" Ucapnya terkesima, Dia benar-benar baru pertama kali melihat temannya seperti ini.
"Loh loh itu Aldo mau kemana?" Ucap Guru sejarah ketika bingung melihat Aldo berlalu lalang begitu saja darinya, tanpa izin.
~•~•~•~
Setelah sampai, Aldo membuka pintu UKS yang tadinya tertutup rapat kini menjadi terbuka lebar. Dokter yang berada di dalam UKS pun terkejut dengan kedatangannya.
"Kamu kenapa ada disini?, Ini sudah jam belajar, seharusnya kamu ada dikelas!" Ucap Dokter tersebut
"Gimana keadaannya?" Ucap Aldo malah menanya balik keadaan Shila
"Ohh kamu temannya ya?, Dia hanya banyak fikiran, jadi dia baik-baik saja. Kamu tidak perlu khawatir!" Aldo menghembuskan nafas lega mendengarnya
"Nanti kalau dia sudah sadar, jangan lupa dikasih air putih biar lebih tenang, saya permisi" ucap Dokter itu lalu berjalan keluar dari ruang UKS.
Aldo pun berjalan lebih dekat lagi mendekati Shila yang masih terlelap, "kenapa gue bisa khawatir gini sama Lo?" Ucapnya menatap lekat wajah Shila, dan tak lama gadis itu pun membuka membuka matanya perlahan.
"Ko gue disini?" Sadarnya ketika melihat sekeliling dan segera berdiri dari ranjang uks, namun hal itu di tahan oleh Aldo.
"Duduk!" Titahnya, lalu memberikan segelas air putih yang sudah tersedia di meja samping ranjang uks, "minum!"
Shila mengerutkan keningnya, lalu mengambil air itu dan meminumnya. "Makasih" ucapnya berdiri, namun kedua bahunya ditahan, membuat Shila terduduk kembali.
"Bel istirahat bunyi, baru Lo boleh keluar" ucap Aldo membuat Shila melotot
"Lo gila ya? Gue bisa ketinggalan pelajaran, awas!" Ucapnya berdiri kembali namun ditahan lagi oleh Aldo.
"Aldo! Lo tu-"
"Mau diem disini atau gue cium?!" Potongnya membuat mata Shila membelalak
"Apaan sih Al, gue gak mau ketinggalan pelajaran!, Lagi juga gue tau Lo gak bakal berani ngelakuin itu!" Sinisnya menerobos keluar, namun karena Shila masih sedikit lemas, ia kalah kuat dengan Aldo. Ia menarik lengan gadis itu lalu mendorongnya pelan ke arah tembok, kedua lengan nya di tahan oleh tangan Aldo di dinding.
Kini wajahnya dengan Shila hanya berjarak lima jengkal, Aldo terus mendekatkan wajahnya hingga Shila dapat menghirup deru nafas mint nya.
"Al..do Lo gila ya!" Ucap Shila gugup karena wajah Aldo yang semakin mendekat dengan wajahnya
"Gue bisa buktiin kalau gue bisa nyium lo" Aldo mengangkat satu alisnya, dan tersenyum miring. Ia terus mendekatkan wajahnya, hinggaa...
Cklek.
Yap. Pintu ruang UKS terbuka menampilkan sesosok siswi yang kini terdiam, terkejut dengan apa yang dilihat nya. Aldo dan Shila pun menoleh barsamaan ke arah siswi itu, lalu Shila pun langsung mendorong keras tubuh Aldo agar menjauh darinya.
"Ka Shil..la?" Ucap Siswi itu gugup yang masih berdiri tegak, tidak percaya dengan apa yang dilihat nya.
"Ini cuma salah paham ko!, yang kamu liat itu gak sama kaya yang ada difikiran kamu" jelas Shila kepada siswi yang ia kenal, bername-tag Adelia Putri, kelas Sepuluh IPA-2
"Ganggu ajah" celetus nya dengan muka datar
"Aldo! Lo tu ya-"
"Ma..maaf ka kalau aku ganggu" ucap Adel sedikit takut, lalu berjalan keluar dari ruang UKS.
"Adel tunggu!" Shila mengejarnya lalu berhasil menarik lengan siswi itu.
"Del-"
"Iya aku tau ko ka, ka Shila gak perlu khawatir. Aku bukan tukang gosip koo, aku juga gak mau orang yang pernah peduli sama aku di bully sama fans ciwi-ciwinya nya ka Aldo itu" ucap Adel tersenyum.
Shila pun mengembuskan nafas lega lalu mengangguk tersenyum. Untung saja orang itu Adel, lain lagi ceritanya jika orang lain, terlebih lagi guru pasti sudah tamat riwayatnya. Aldo memang sialan.
"Oh iya, btw Tadi belum nyentuh loh ka, Tapi kalo udah lumayan kan dapet kiss dari pangeran sekolah. kalo cewek lain yang ada di posisi Kaka tadi, pasti udah nyosor ajah tuh" ucap Adel meledek.
"Aishhh, Adel!!" Bentak Shila memasang wajah kesalnya
"Hehe bercanda ka, bercanda ko, pisss!" Ucapnya cengigisan lalu berlari menuju kelasnya.
"Ishh dasarr!" ucapnya geram
•
•
•
•Up!
Jangan lupa
Vot&Coment (Voment)!Thankyou♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Alshil [ON GOING]
Ficção AdolescenteKisah cinta anak SMA Dan sebuah pengorbanan untuk saling melindungi. (。•̀ᴗ-)✧ ⚠️Mengandung kata kata kasar⚠️ Happy reading(◍•ᴗ•◍)✧