Gejala; Raka

1.7K 165 30
                                        

Sejak Asya yang datang dan menginap di kediaman Raka. Mereka berdua pun kembali berbaikan. Bahkan makin kesini malah terlihat seperti sepasang kekasih.

Raka yang tidak segan memposting wajah Asya di akun Instagram pribadinya, begitupun sebaliknya.

Eits, tapi jangan lupakan Mark ya. Raka masih tetap berhubungan dengan adik kelas yang juga ia incar itu. Tapi tidak sampai terlihat seperti pasangan, hanya sebatas pesan singkat atau sekedar video call. Dan tentunya itu cukup membuat Asya sering kali kalang kabut.

"Asya hari ini ga usah anter aku pulang ya" kata Raka pada Asya yang tadinya tengah asik menyeruput ultramilk stoberi, namun karna ucapan Raka itu, Asya langsung masang muka bertanya.

"Kenapa emangnya? Ada latihan tambahan buat turnamen?" Tanya Asya.

Raka menggeleng. "Bukan aku tapi Mark yang mau latihan. Aku mau nonton hehe"

"Astagfirullah kamu solimi sekali Ka" seruan Asya di hatinya.

"Ga boleh!" Dan ini yang keluar dari mulutnya.

"Iiih Asya maaahh. Kenapa ga boleh?" Rengek Raka.

"Ya Asya cemburu Akaa~" balas Asya yang juga dengan nada merengek.

Dua anak ini😭

"Eeh?" Raka mengerjapkan matanya, tak mengerti.

Inner nya "kata Farin pacarnya suka cemburu...jadi Asya itu..?"

"Asya pacarnya Aka?" Bisa-bisanya pertanyaan sepolos ini lolos dari bibir pinky Raka.

Dan lagi-lagi Asya hanya bisa menepuk keningnya, ternyata ngehadepin orang polos lebih pening dari mengerjakan soal-soal Fisika yang menyebalkan tapi anehnya ia tetap suka, hahh.

"Udah abisin aja deh makanan kamu, dah mau bell"

Raka mendengus, tapi tetap menurut.

***

Raka mengelus perutnya pelan. Wajahnya berubah saat merasa ada yang salah dengan perutnya.

Aka mengangkat tangan kanannya menginterupsi guru yang tengah menjelaskan materi. Sang guru pun melihat kearahnya, menunjukan ekspresi bertanya.

"Ya Raka, ada apa?" Tanya guru nya.

"Aka permisi ke kamar kecil dulu ya bu" izin Raka dengan nada sopan.

"Hmm silahkan"

Setelah diperbolehkan, Raka pun langsung melangkahkan kaki nya meninggalkan ruang kelas nya. Teman-temannya melihat kearah nya, penasaran. Tapi tanpa menoleh Raka langsung pergi begitu saja.

Di perjalanan Raka sesekali meringis. "Ko sakit gini sih iih sebel" dengusnya sambil buru-buru menuju toilet.

Sebenernya kalo sakit kenapa juga malah milih toilet bukannya UKS. Aka ya:"

.
.

Raka menarik nafasnya saat dirasa nafasnya sudah lebih baik. "Kalo Mama, Papa sama Abang tau pasti gue ga boleh sekolah seminggu nih. Haiyaaaa tapi ga bisa ditutupin juga, sakit banget gini hweee"

Raka mau nangis, tapi ga elit banget nangis di kamar mandi, dia kan biasanya nangis di depan para makhluk tampan. 🙃

Raka sakit lagi tapi kali ini rasanya dia ga mau jujur, soalnya nanti pasti dia malah disuruh bener-bener bedrest, Aka ga mau. Bentar lagi turnamen, masa iyaa dia bolos latihan terus.

***

Raka kembali ke kelasnya setelah bel istirahat berbunyi. Guru yang tadi tengah mengajar di kelasnya pun sudah keluar sepertinya.

Being Twins Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang